Kejahatan-Kejahatan Muhammad Tak Dapat Dibantah
Dengan absennya logika, umumnya para pecundang akan mencemooh. Tantangan saya adalah: bantahlah tuduhan yang saya buat terhadap Muhammad. Saya tahu orang Muslim dapat menjadi badut yang baik. Orang Muslim ini bukan hanya tidak menyanggah klaim saya, tulisannya setebal 131 halaman pun bahkan sama sekali bukan merupakan ulasan terhadap buku saya.
Muhammad dan Aisha
Saya telah menulis secara ekstensif mengenai Islam sebagai agama palsu dan Muhammad adalah seorang yang sakit mental yang menipu banyak orang yang polos demi keuntungan pribadinya. Saya telah mengajukan serangkaian tuduhan kepadanya bahwa ia adalah seorang pemerkosa, pembunuh massal, pembantai, pedofil, dan sebagainya. Semua tuduhan ini didukung oleh bukti yang ditemukan dalam Quran dan hadith. Pemaparan yang komprehensif atas semua kejahatan Muhammad saya berikan dalam buku saya. Dan saya telah mengundang orang-orang Muslim untuk membacanya dan membantahnya. Agar jangan seorangpun menuduh saya menggunakannya sebagai promosi penjualan buku saya, maka saya menawarkan edisi pertama buku saya secara gratis dalam bentuk PDF. Edisi terbaru lebih komprehensif, tetapi saya tahu orang Muslim lebih suka makan kotoran daripada membeli apapun yang ditulis untuk menentang Islam, jadi edisi yang pertama saya gratiskan untuk mereka.
Tuduhan-tuduhan itu tidak dapat dibantah karena bukti yang diberikan diambil dari Quran, hadith dan sira, yang merupakan tiga sumber orisinil Quran. Saya telah membuat tuduhan-tuduhan ini lebih dari satu dekade lalu, dan terus mengumpulkan lebih banyak bukti yang kini dihadirkan dalam buku saya “Understanding Muhammad and Muslims”, edisi ke-6.
Untuk mendorong orang Muslim menanggapi tantangan saya dengan serius, saya menawarkan hadiah sebesar $50.000 kepada siapapun yang dapat membuktikan bahwa saya salah. Saya mendapatkan banyak respon dari banyak orang Muslim tak dikenal yang tidak tahu apa-apa mengenai Islam. Masalahnya adalah mereka semua mengulangi hal yang sama dan perdebatan menjadi membosankan dan tidak produktif. Oleh karena itu saya membuat peraturan jika lawan debat saya bukanlah seorang cendekiawan Islam, maka pertama-tama mereka harus membaca buku saya jika ingin mendebat saya. Orang Muslim awam masih dapat memenangkan hadiah tersebut, jika mereka dapat meyakinkan seorang cendekiawan untuk membantah tuduhan-tuduhan saya. Jika demikian masing-masing akan memenangkan $50k.
Ini bukanlah keputusan yang buruk, karena seringkali saya mendapatkan permintaan dari orang Muslim yang meminta saya mengirimi mereka versi gratis dari buku saya dan berjanji bahwa mereka akan kembali menyurati saya untuk menunjukkan kekeliruan-kekeliruan saya dan membuktikan bahwa saya salah. Umumnya saya tidak mendapat kabar lagi dari mereka. Sejumlah kecil dari mereka kembali menyurati saya, mengatakan bahwa buku itu telah menggoyahkan iman mereka dan memberi saya sebuah daftar pertanyaan. Umumnya mereka meninggalkan Islam. Saya tidak pernah mendengar kabar apapun dari jumlah mayoritas yang pernah menghubungi saya.
Belum lama ini seorang Muslim di Twitter yang menyebut dirinya Chameleon X, mengatakan tuduhan-tuduhan saya tidak dapat dibantah karena mustahil membuktikan yang negatif. Saya mengatakan kepadanya saya telah memberikan cukup bukti untuk mendukung pandangan saya. Tuduhan-tuduhan saya terhadap Muhammad bukanlah tuduhan yang tidak berdasar. Semuanya didukung oleh teks-teks otentik dari sumber-sumber islami.
Ia berjanji ia akan membaca dan membuktikan bahwa saya salah. Saya tidak gentar. Kebenaran tidak dapat disangkal. Saya terkejut ketika ia menulis dan mengatakan bahwa ia telah membaca buku saya dan sedang menulis bantahan sebagai pendahuluan untuk mendebat saya. Ini menjadikannya orang pertama yang ingin membantah tuduhan-tuduhan saya setelah membaca buku saya. Saya tidak sabar untuk mendengar apa yang hendak ia katakan.
Tetapi ketika ia telah selesai, ia menyebutnya sebagai sebuah “ulasan”, dan menarik klaim bahwa apa yang telah ditulisnya itu BUKAN sebuah sanggahan. “Saya telah menyatakan sebelumnya bahwa ulasan saya tidak dimaksudkan untuk menyanggah pertunjukkan lelucon si penulis”. Lalu apa yang yang telah ditulis oleh orang Muslim ini setebal 131 halaman? Diakuinya “ini adalah latihan olok-olok”. Dengan absennya logika, umumnya para pecundang akan mencemooh. Tantangan saya adalah: bantahlah tuduhan yang saya buat terhadap Muhammad. Saya tahu orang Muslim dapat menjadi badut yang baik. Orang Muslim ini bukan hanya tidak menyanggah klaim saya, tulisannya setebal 131 halaman pun bahkan sama sekali bukan merupakan ulasan terhadap buku saya. Penalarannya tercakup dalam (saya memparafrase) “Saya akan menghina anda sebagai orang yang narsistik, pedofil, dan lain-lain. Oleh karena anda tidak dapat membantah sesuatu yang belum saya buktikan, maka anda kalah dan saya menang”. Inilah cara seorang hamba Allah bernalar.
Strategi hamba Allah ini adalah untuk mendiskreditkan tantangan saya dengan menuduh saya dan kolega-kolega saya, Robert Spencer dan Pamella Geller, tuduhan yang sama yang saya berikan kepada Muhammad. Kemudian ia menawarkan $3.300.000 kepada siapapun yang dapat membantahnya. Sesungguhnya ia tidak sedang benar-benar menuduh kami melakukan hal-hal itu. Ia sedang menunjukkan bahwa sebuah sanggahan/negatif tidak dapat disanggah.
Kesalahan argumen hamba yang tidak berpendidikan ini dapat jelas terlihat oleh seorang anak berusia 5 tahun. Jika saya menyanggah tuduhannya terhadap saya maka sesungguhnya ia telah terlebih dahulu membuktikannya. Adakah pengakuan Robert, Pamela atau saya, bahwa kami telah membunuh seseorang, mempunyai hubungan pedofil dengan anak kecil, atau memperkosa orang? Adakah laporan-laporan yang sah bahwa kami melakukan hal-hal seperti itu? Apakah ada fotonya? Dimanakah buktinya? Oleh karena ia tidak dapat memberikan bukti apapun maka tuduhannya tidak perlu disanggah. Semuanya hanya fitnah. Di sisi lain, saya telah memberikan bukti nyata dari Quran, hadith dan sira, yang membuktikan setiap klaim yang saya buat terhadap Muhammad. Sebagai contoh, ada lebih dari lusinan hadith yang mengatakan bahwa Muhammad menikahi Aisha ketika Aisha masih berumur 6 tahun dan berhubungan seks dengannya ketika Aisha berumur 9 tahun. Hadith-hadith ini, diriwayatkan oleh Aisha sendiri, dengan rantai narasi yang terkuat dan dilaporkan oleh Sahih hadith yang menunjukkan bahwa Aisha sedang bermain ayunan ketika ibunya menarik tangannya, membasuh wajahnya dan membawanya kepada Muhammad untuk dinikahi pria itu; bahwa Aisha tidak tahu apa yang sedang terjadi ketika Muhammad memelorotkan celananya dan melucuti pakaian Aisha; bahwa teman-temannya selalu datang dan bermain boneka dengannya dan mereka bersembunyi di balik tirai ketika Muhammad memasuki kamar itu, dan sebagainya. Demikian pula, ada banyak bukti dalam Quran dan hadith bahwa Muhammad menyerang orang, membantai orang-orang yang tidak bersenjata, dan memperkosa para wanita mereka. Tuduhan-tuduhan yang saya ajukan terhadap Muhammad bukanlah fitnah yang tidak berdasar. Sebagai contoh, saya tidak dapat mengatakan bahwa Muhammad adalah penyuka sejenis, karena hal itu tidak ada dalam Quran atau hadith untuk mendukung klaim seperti itu. Tetapi fakta bahwa ia adalah pemerkosa, pembenci wanita, pedofil, pembunuh dan pembantai massal, mendapat bukti dari sumber-sumber islami.
Jika kita mengikuti logika budak ini, maka tidak satupun tuduhan terhadap siapapun yang dapat dibuktikan. Absurditas argumen ini sendiri menjadi bukti untuk argumen tersebut. Bahkan Muhammad, walau ia seorang yang bebal dan tidak terpelajar di abad ke-7 pun mengetahui bahwa tuduhan-tuduhan itu dapat dibuktikan. Sebagai contoh, ia mengatakan untuk membuktikan tuduhan perzinahan, si penuduh harus menghadirkan 4 orang pria dewasa sebagai saksi. Persyaratan ini jarang dapat dipenuhi. Para pemerkosa umumnya tidak memperkosa korban mereka di depan umum. Maka persyaratan itu hanyalah sebuah lelucon. Namun demikian, nabi bodoh itu setidaknya tahu bahwa tuduhan harus disertai dengan bukti dan jika persyaratan tersebut terpenuhi, maka hukuman dapat dijatuhkan. Teman Muslim kita yang terpelajar bahkan tidak sepandai nabinya yang buta huruf itu.
Apakah ia memang sebodoh itu? Tentu saja tidak! Penggunaan bahasanya menunjukkan bahwa ia mempunyai gelar sarjana. Mengapa orang yang terpelajar seperti itu mengatakan hal-hal yang absurd? Itu karena ia siap untuk mengorbankan kewibawaannya, kecerdasannya dan menjadikan dirinya bahan tertawaan demi membela nabi yang dikasihinya. Tentu ia cukup cerdas untuk mengetahui bahwa argumennya cacat.
Ia tidak menulis 131 halaman tersebut untuk menyanggah saya. Ia menulisnya untuk mencemooh saya. Itu sudah cukup bagi orang Muslim. Lalu mereka dapat menyombongkan diri bahwa Ali Sina telah dibantah dan menyebarkan makalah sinting itu dan bersukacita karena seseorang akhirnya berhasil menjawab saya, sekalipun atas seijin si penulis sendiri yang mengatakan bahwa itu bukan sanggahan.
Ia menulis, “si penulis (Ali Sina) berusaha untuk menghindari penghinaan saya yang menangkal tantangannya dengan menyatakan bahwa pertama-tama saya harus mempunyai bukti untuk mendukung tuduhan-tuduhan ini. Dasar orang bodoh yang tidak rasional. Tidak, saya tidak punya bukti”.
Benarkah demikian? Apakah orang membutuhkan bukti untuk mendukung tuduhannya? Apakah Muhammad adalah seorang pembohong ketika ia mengatakan siapapun yang mendakwa perzinahan terhadap orang lain harus membuktikannya jika tidak maka orang itu harus dicambuk?
“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik” (Quran Sura 24:4)
Saya tidak tahu apakah budak ini benar-benar telah membaca buku saya atau tidak. Saya meragukannya. Jika ia telah membacanya, setidaknya ia akan berusaha untuk membantah salah satu dari tuduhan-tuduhan yang saya ajukan. Alih-alih ia membuat 33 tuduhan terhadap saya dan para penulis anti Islam lainnya, mengakui sejak semula ia hanya mengada-ada.
Tuduhan saya tetap tidak terbantahkan. Saya masih menunggu adakah orang Muslim yang dapat menulis sesuatu yang cerdas dan membuktikan sekali untuk selamanya bahwa apa yang saya katakan mengenai nabi mereka tidaklah benar. Sudah tentu hal itu tidak akan terjadi.
Berikut ini adalah tautan untuk tulisan si Muslim itu: http://issuu.com/islamophobiadebunked/docs/alisinabookreview
Sumber artikel: alisina.org
No comments:
Post a Comment