Muhammad butuh doa umatnya (shalat) untuk masuk sorga
KEBENARAN DALAM QURAN YG MEMBUAT KAMI PINDAH KE NASRANI. (Wajib baca) oleh Vikel Sitompul pada 24 September 2012 pukul 17:43 ·
“SHALAWAT NABI” PADA SETIAP KALI SELESAI MELAKSANAKAN SHOLAT Dalam ALQURAN ada terdapat Surat No. 33 yang dinamakan AL-AHZAB yang antara lain dalam ayat 56 menyatakan demikian: “Sesungguhnya ALLAH dan Malaikat-malaikat-Nya BERSHALAWAT untuk Nabi (Muhammad). Hai orang yangberiman (umat Islam), ber-Shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya”.
NOTE :
1) Dalam catatan “kaki/footnote” No. 1230 dan 1231 atas nats 33-AL AHZAB-56 ini ditafsir ALQURAN Departemen Agama R.I tahun 1978 dikatakan sbb :
a. Bershalawat artinya :
Kalau dari ALLAH artinya adalah: Memberi Rahmat
Kalau dari Malaikat2 artinya adalah: Meminta Ampunan (Dosa??).
Kalau dari umat Islam/Mukmin artinya adalah: Berdoa supaya kepada Nabi Muhammad diberi Rahmat (dan kemuliaan) seperti misalnya “ALLAHU-MA SHALLIALA MUHAMMAD”.
b. Dengan mengucapkan perkataan seperti “ASSALAMU ALAIKA AYYUHAN NABI” artinya ialah “Semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi (Mohammad).
2) Konsekuensi atau tindak lanjut dari perintah : “SHALAWAT NABI” ini, maka ALQURAN mewajibkan semua umat Islam menutup Sholatnya yang 5X sehari-semalam itu dengan mengucapkan /melafazkan Doa “SHALAWAT NABI” ini yang isinya bermacam-macam, namun intisarinya adalah mendoakan agar ALLAH melimpahkan kepada Nabi Muhammad Kemuliaan, Kebesaran dan Keselamatan, yang untuk sekedar contoh kami ambil tentang apa yang tiap-tiap hari ditayangkan di TV Malaysia yang berstatus NEGARA ISLAM itu, bunyi doa SHALAWAT NABI” ini adalah demikian :“Ya-ALLAH, karuniakanlah kepada junjungan kami Nabi Muhammad keselamatan, kemuliaan dan tempat serta derajat yang tinggi yang telah ENGKAU janjikan”.
Kalau seandainya nats 33-AL AHZAB-56 ini benar-benar Wahyu ALLAH, segera nampak beberapa kejanggalan-kejanggalan yang fatal bagi umat Islam sendiri yang mau mempelajari ALQURAN-nya memakai akal budi dan rasio yang sehat dan mau berlaku jujur untuk mendengarkan bisikan hati nuraninya sendiri (seperti halnya dengan kami selagi masih Islam tempo hari) sebagai berikut :
Seorang Nabi yang benar-benar diutus ALLAH seperti misalnya Nabi Musa (Bapak TAURAT) dan SAYIDINA ISA/ISA AL-MASIH (Bapak INJIL), jika mereka mati, sudah pasti beroleh Rahmat dan Keselamatan masuk Sorga, kembali kepada ALLAH yang mengutusnya dan tidak perlu di doakan keselamatan mereka.Oleh karena itulah seantero isi ALKITAB tidak ada secuilpun terdapat nats dimana Nabi Musa meminta kepada umatnya untuk melakukan doa SHALAWAT bagi dirinya, lebih-lebih lagi Sayidina Isa. Jangankan meminta umatnya ber-Doa SHALAWAT bagi Dia, malahan Dia-lah yang mendoakan keselamatan umat-Nya (Yoh 17:1-26), bahkan Sayidina Isa sendirilah yang memberikan keselamatan itu (Yoh 14:1-3).
Dari fakta ini saja, sudah jelas bahwa nats 33-AL AHZAB-56 tersebut mustahil WAHYU ALLAH adanya dan lebih fatal lagi ialah bahwa nats “SHALAWAT NABI” ini secara tidak disadari oleh Muhammad, secara langsung atau tidak langsung mengungkapkan suatu dalil yang meragukan ke-Nabian dan ke- Rasulan Muhammad itu sendiri sebagai Nabi atau Rasul yang benar-benar disuruh/diutus oleh ALLAH.
Dengan adanya perintah melaksanakan Doa-SHALAWAT NABI ini,timbul kesan atau kesimpulan sbb:
Bahwa Muhammad sendiri ragu atau tidak yakin bahwa kalau dia mati akan beroleh Rahmat Keselamatan Sorgawi (hal ini ternyata memang demikian, lihat nats 46-AL AHQAAF-9, sehingga perlu melalui nats-33 AL AHZAB-56 dengan mengatas-namakan ALLAH dan Malaikat2-Nya, dia memerintahkan kepada umatnya untuk mendoakan keselamatan dirinya dalam bentuk apa yang disebut Doa-SHALAWAT NABI itu.
Bahwa Muhammad dengan sendirinya tidak mampu dan tidak kuasa menjamin keselamatan umatnya, bahkan keselamatan anak tunggalnya FATIMAH sendiripun dia tidak bisa jamin dihadapan ALLAH (Hadits Shahih BUCHORI). Dengan demikian, berarti bahwa Muhammad sama sekali tidak perduli apakah umatnya, pengikut yang setiap hari minimal 5X mendoakan keselamatannya, beroleh keselamatan sorgawi atau tidak. Yang pokok/utama baginya ialah: DIA SELAMAT (dengan adanya Doa SHALAWAT itu) sedangkan apakah ratusan juta umat pengikutnya beroleh selamat atau tidak itu soal ke dua dan terserah saja kepada ALLAH nantinya (Insya-Allah).
Dengan tidak tahunya Muhammad sendiri apakah dia nanti setelah mati beroleh selamat atau tidak (nats 46-AL AHQAAF-9) dan ditambah pula bahwa dia tidak mampu menyelamatkan anak satu-satunya FATIMAH di hadapan ALLAH (Hadits Shahih BUCHORI), bagaimana nasib ratusan juta umat yang hanya merupakan pengikut-pengikutnya saja, maka dengan sendirinya akan timbul pertanyaan di hati setiap Muslim yang mau berpikir dengan tenang dan jujur serta yang mau mendengarkan suara hati nuraninya yang paling dalam (seperti halnya kami dulu selagi masih Islam) sbb : Pantesan seluruh umat Islam di dalam masalah “KESELAMATAN SORGAWI” ini hanya berani mengucapkan kata-kata : INSYAALLAH/MUDAH-MUDAHAN” anda diselamatkan oleh ALLAH dan diberi-Nya tempat yang layak disisi-Nya di Sorga nanti”, dan kesan yang pasti muncul sebagai kelanjutannya ialah : “Buat apa kami tetap mau ikut Agama Islam yang jelas-jelas tidak dapat menjamin keselamatan Sorgawi kami, bahkan Muhammad sampai-sampai meminta kepada umatnya untuk ber-Doa SHALAWAT bagi dirinya, apa lagi kami yang hanya pengikut-pengikutnya saja”.
Nats ALQURAN 33 AL AHZAB-56 yang kami jabarkan diatas tadi inilah salah satu contoh konkrit dari puluhan bahkan ratusan nats-nats yang terdapat dalam ALQURAN yang kami kategorikan : Bahwa isi ALQURAN itu sifatnya dualistis, kontradiktif, axiomalistis yaitu mengandung pertentangan-pertentangan dalam dirinya sendiri, karena misalnya di dalam masalah Doa-SHALAWAT NABI ini disatu pihak ALQIURAN dengan segala daya dibarengi dengan segala jenis sumpah menyakinkan umat Islam bahwa Muhammad itu Nabi dan Rasul yang benar-benar diutus/disuruh Allah (bukan Nabi/Rasul aku-akuan), namun dipihak lain dalam waktu yang hampir bersamaan - misalnya nats 33-AL AHZAB-56 ini keluarlah Wahyu ALLAH yang memerintahkan agar umat Islam minimal 5X sehari pada waktu selesai sholat memanjatkan Doa-SHALWAT yang memohon kepada ALLAH agar TUHAN memberikan keselamatan, kemuliaan dan kebesaran kepada Nabi Muhammad.
Apakah hal ini tidak kontrakdiktif dan aneh? karena kalau Muhammad benar-benar seorang Nabi atau Rasul yang ALLAH sendiri utus, maka dengan sendirinya pada waktu Muhammad mati, dia pasti masuk keselamatan Sorgawi - dipanggil kembali kesisi ALLAH yang menyuruh/mengutusnya dan tidak perlu pakai Doa-SHALAWAT NABI segala, seperti halnya NABI MUSA dan SAYIDINA ISA/NABI ISA yang tidak pernah meminta umat/pengikutnya untuk mendoakan keselamatan dirinya.
NOTE :
Pada penjabaran-penjabaran kami berikutnya nanti kami akan merinci lebih dalam lagi tentang sifat Dualistis, Kontradiksi dan Axiomalistis dari isi ALQURAN ini, yang membuat kami akhirnya memutuskan bahwa kami tidak percaya lagi bahwa isi ALQURAN itu adalah Wahyu ALLAH.
Lain halnya dengan Sayidina Isa Al-Masih Nabinya umat Kristen, Dia tidak pernah memerintahkan umatnya memanjatkan Doa-SHALAWAT memohon Keselamatan, Kebesaran dan Kemuliaan bagi diri-Nya, malahan Dia-lah yang mendoakan keselamatan bagi umat-Nya (Yoh 17:1-26), bahkan Dia sendirilah yang memberikan keselamatan Sorgawai itu (Yohanes 14:1-3).
Dan kalau Muhammad ragu-ragu dan bimbang bahkan tidak mengetahui apakah dia sendiri nanti akan ALLAH selamatkan atau tidak, sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah “KESELAMATAN SORGAWAI” diembel-embeli dengan kata-kata “INSYA-ALLAH” atau MUDAH-MUDAHAN”, sebaliknya Sayidina Isa yang dalam ALQURAN disebut Nabi Isa Almasih itu, dengan tegas dan tuntas mengatakan :
AKU-lah Jalan dan Kebenaran dan Hidup, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa (Allah) kalau tidak melalui Aku (Yohanes 14:6). Barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia (Allah) yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal/keselamatan Sorgawai (Yoh 5:24).
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau (yaitu penjahat yang disalibkan disebelah kanan Sayidina Isa) akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus/Sorga (Lukas 23:43).
Janganlah kamu heran akan hal ini (sabda Sayidina Isa kepada murid-murid pengikut-Nya), sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang ada di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal (Keselamatan Sorgawai) tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum” (Yohanes 5:28).
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal (Sayidina Isa) supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).
Dan berpuluh-puluh nats lagi bisa kami sitir yang serupa dengan ini, bahwa Sayidina Isa itulah satu-satunya Nabi yang Allah utus membawa Syariat Injil yang bisa menjamin keselamatan Sorgawi bagi siapa saja yang percaya dan beriman kepada-Nya. Kita boleh pilih antara dua, ikut Sayidina Isa + Alkitab yang menjamin keselamatan Sorgawai kita atau Muhammad + Alquran yang disamping tidak menjamin keselamatan sorgawi kita, malahan dia sendiri belum tentu selamat (nats 46-AL AHQAAF-9) sehingga lewat Alquran-nya 33-AL AHZAB-56 perlu mengeluarkan perintah kepada kita untuk memanjatkan Doa-SHALAWAT NABI untuknya. Jangan salah pilih, karena kalau kita salah pilih akan berakibat penyesalan yang tidak terkoreksi lagi untuk selama-lamanya.
“SHALAWAT NABI” PADA SETIAP KALI SELESAI MELAKSANAKAN SHOLAT Dalam ALQURAN ada terdapat Surat No. 33 yang dinamakan AL-AHZAB yang antara lain dalam ayat 56 menyatakan demikian: “Sesungguhnya ALLAH dan Malaikat-malaikat-Nya BERSHALAWAT untuk Nabi (Muhammad). Hai orang yangberiman (umat Islam), ber-Shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya”.
NOTE :
1) Dalam catatan “kaki/footnote” No. 1230 dan 1231 atas nats 33-AL AHZAB-56 ini ditafsir ALQURAN Departemen Agama R.I tahun 1978 dikatakan sbb :
a. Bershalawat artinya :
Kalau dari ALLAH artinya adalah: Memberi Rahmat
Kalau dari Malaikat2 artinya adalah: Meminta Ampunan (Dosa??).
Kalau dari umat Islam/Mukmin artinya adalah: Berdoa supaya kepada Nabi Muhammad diberi Rahmat (dan kemuliaan) seperti misalnya “ALLAHU-MA SHALLIALA MUHAMMAD”.
b. Dengan mengucapkan perkataan seperti “ASSALAMU ALAIKA AYYUHAN NABI” artinya ialah “Semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi (Mohammad).
2) Konsekuensi atau tindak lanjut dari perintah : “SHALAWAT NABI” ini, maka ALQURAN mewajibkan semua umat Islam menutup Sholatnya yang 5X sehari-semalam itu dengan mengucapkan /melafazkan Doa “SHALAWAT NABI” ini yang isinya bermacam-macam, namun intisarinya adalah mendoakan agar ALLAH melimpahkan kepada Nabi Muhammad Kemuliaan, Kebesaran dan Keselamatan, yang untuk sekedar contoh kami ambil tentang apa yang tiap-tiap hari ditayangkan di TV Malaysia yang berstatus NEGARA ISLAM itu, bunyi doa SHALAWAT NABI” ini adalah demikian :“Ya-ALLAH, karuniakanlah kepada junjungan kami Nabi Muhammad keselamatan, kemuliaan dan tempat serta derajat yang tinggi yang telah ENGKAU janjikan”.
Kalau seandainya nats 33-AL AHZAB-56 ini benar-benar Wahyu ALLAH, segera nampak beberapa kejanggalan-kejanggalan yang fatal bagi umat Islam sendiri yang mau mempelajari ALQURAN-nya memakai akal budi dan rasio yang sehat dan mau berlaku jujur untuk mendengarkan bisikan hati nuraninya sendiri (seperti halnya dengan kami selagi masih Islam tempo hari) sebagai berikut :
Seorang Nabi yang benar-benar diutus ALLAH seperti misalnya Nabi Musa (Bapak TAURAT) dan SAYIDINA ISA/ISA AL-MASIH (Bapak INJIL), jika mereka mati, sudah pasti beroleh Rahmat dan Keselamatan masuk Sorga, kembali kepada ALLAH yang mengutusnya dan tidak perlu di doakan keselamatan mereka.Oleh karena itulah seantero isi ALKITAB tidak ada secuilpun terdapat nats dimana Nabi Musa meminta kepada umatnya untuk melakukan doa SHALAWAT bagi dirinya, lebih-lebih lagi Sayidina Isa. Jangankan meminta umatnya ber-Doa SHALAWAT bagi Dia, malahan Dia-lah yang mendoakan keselamatan umat-Nya (Yoh 17:1-26), bahkan Sayidina Isa sendirilah yang memberikan keselamatan itu (Yoh 14:1-3).
Dari fakta ini saja, sudah jelas bahwa nats 33-AL AHZAB-56 tersebut mustahil WAHYU ALLAH adanya dan lebih fatal lagi ialah bahwa nats “SHALAWAT NABI” ini secara tidak disadari oleh Muhammad, secara langsung atau tidak langsung mengungkapkan suatu dalil yang meragukan ke-Nabian dan ke- Rasulan Muhammad itu sendiri sebagai Nabi atau Rasul yang benar-benar disuruh/diutus oleh ALLAH.
Dengan adanya perintah melaksanakan Doa-SHALAWAT NABI ini,timbul kesan atau kesimpulan sbb:
Bahwa Muhammad sendiri ragu atau tidak yakin bahwa kalau dia mati akan beroleh Rahmat Keselamatan Sorgawi (hal ini ternyata memang demikian, lihat nats 46-AL AHQAAF-9, sehingga perlu melalui nats-33 AL AHZAB-56 dengan mengatas-namakan ALLAH dan Malaikat2-Nya, dia memerintahkan kepada umatnya untuk mendoakan keselamatan dirinya dalam bentuk apa yang disebut Doa-SHALAWAT NABI itu.
Bahwa Muhammad dengan sendirinya tidak mampu dan tidak kuasa menjamin keselamatan umatnya, bahkan keselamatan anak tunggalnya FATIMAH sendiripun dia tidak bisa jamin dihadapan ALLAH (Hadits Shahih BUCHORI). Dengan demikian, berarti bahwa Muhammad sama sekali tidak perduli apakah umatnya, pengikut yang setiap hari minimal 5X mendoakan keselamatannya, beroleh keselamatan sorgawi atau tidak. Yang pokok/utama baginya ialah: DIA SELAMAT (dengan adanya Doa SHALAWAT itu) sedangkan apakah ratusan juta umat pengikutnya beroleh selamat atau tidak itu soal ke dua dan terserah saja kepada ALLAH nantinya (Insya-Allah).
Dengan tidak tahunya Muhammad sendiri apakah dia nanti setelah mati beroleh selamat atau tidak (nats 46-AL AHQAAF-9) dan ditambah pula bahwa dia tidak mampu menyelamatkan anak satu-satunya FATIMAH di hadapan ALLAH (Hadits Shahih BUCHORI), bagaimana nasib ratusan juta umat yang hanya merupakan pengikut-pengikutnya saja, maka dengan sendirinya akan timbul pertanyaan di hati setiap Muslim yang mau berpikir dengan tenang dan jujur serta yang mau mendengarkan suara hati nuraninya yang paling dalam (seperti halnya kami dulu selagi masih Islam) sbb : Pantesan seluruh umat Islam di dalam masalah “KESELAMATAN SORGAWI” ini hanya berani mengucapkan kata-kata : INSYAALLAH/MUDAH-MUDAHAN” anda diselamatkan oleh ALLAH dan diberi-Nya tempat yang layak disisi-Nya di Sorga nanti”, dan kesan yang pasti muncul sebagai kelanjutannya ialah : “Buat apa kami tetap mau ikut Agama Islam yang jelas-jelas tidak dapat menjamin keselamatan Sorgawi kami, bahkan Muhammad sampai-sampai meminta kepada umatnya untuk ber-Doa SHALAWAT bagi dirinya, apa lagi kami yang hanya pengikut-pengikutnya saja”.
Nats ALQURAN 33 AL AHZAB-56 yang kami jabarkan diatas tadi inilah salah satu contoh konkrit dari puluhan bahkan ratusan nats-nats yang terdapat dalam ALQURAN yang kami kategorikan : Bahwa isi ALQURAN itu sifatnya dualistis, kontradiktif, axiomalistis yaitu mengandung pertentangan-pertentangan dalam dirinya sendiri, karena misalnya di dalam masalah Doa-SHALAWAT NABI ini disatu pihak ALQIURAN dengan segala daya dibarengi dengan segala jenis sumpah menyakinkan umat Islam bahwa Muhammad itu Nabi dan Rasul yang benar-benar diutus/disuruh Allah (bukan Nabi/Rasul aku-akuan), namun dipihak lain dalam waktu yang hampir bersamaan - misalnya nats 33-AL AHZAB-56 ini keluarlah Wahyu ALLAH yang memerintahkan agar umat Islam minimal 5X sehari pada waktu selesai sholat memanjatkan Doa-SHALWAT yang memohon kepada ALLAH agar TUHAN memberikan keselamatan, kemuliaan dan kebesaran kepada Nabi Muhammad.
Apakah hal ini tidak kontrakdiktif dan aneh? karena kalau Muhammad benar-benar seorang Nabi atau Rasul yang ALLAH sendiri utus, maka dengan sendirinya pada waktu Muhammad mati, dia pasti masuk keselamatan Sorgawi - dipanggil kembali kesisi ALLAH yang menyuruh/mengutusnya dan tidak perlu pakai Doa-SHALAWAT NABI segala, seperti halnya NABI MUSA dan SAYIDINA ISA/NABI ISA yang tidak pernah meminta umat/pengikutnya untuk mendoakan keselamatan dirinya.
NOTE :
Pada penjabaran-penjabaran kami berikutnya nanti kami akan merinci lebih dalam lagi tentang sifat Dualistis, Kontradiksi dan Axiomalistis dari isi ALQURAN ini, yang membuat kami akhirnya memutuskan bahwa kami tidak percaya lagi bahwa isi ALQURAN itu adalah Wahyu ALLAH.
Lain halnya dengan Sayidina Isa Al-Masih Nabinya umat Kristen, Dia tidak pernah memerintahkan umatnya memanjatkan Doa-SHALAWAT memohon Keselamatan, Kebesaran dan Kemuliaan bagi diri-Nya, malahan Dia-lah yang mendoakan keselamatan bagi umat-Nya (Yoh 17:1-26), bahkan Dia sendirilah yang memberikan keselamatan Sorgawai itu (Yohanes 14:1-3).
Dan kalau Muhammad ragu-ragu dan bimbang bahkan tidak mengetahui apakah dia sendiri nanti akan ALLAH selamatkan atau tidak, sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah “KESELAMATAN SORGAWAI” diembel-embeli dengan kata-kata “INSYA-ALLAH” atau MUDAH-MUDAHAN”, sebaliknya Sayidina Isa yang dalam ALQURAN disebut Nabi Isa Almasih itu, dengan tegas dan tuntas mengatakan :
AKU-lah Jalan dan Kebenaran dan Hidup, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa (Allah) kalau tidak melalui Aku (Yohanes 14:6). Barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia (Allah) yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal/keselamatan Sorgawai (Yoh 5:24).
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau (yaitu penjahat yang disalibkan disebelah kanan Sayidina Isa) akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus/Sorga (Lukas 23:43).
Janganlah kamu heran akan hal ini (sabda Sayidina Isa kepada murid-murid pengikut-Nya), sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang ada di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal (Keselamatan Sorgawai) tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum” (Yohanes 5:28).
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal (Sayidina Isa) supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).
Dan berpuluh-puluh nats lagi bisa kami sitir yang serupa dengan ini, bahwa Sayidina Isa itulah satu-satunya Nabi yang Allah utus membawa Syariat Injil yang bisa menjamin keselamatan Sorgawi bagi siapa saja yang percaya dan beriman kepada-Nya. Kita boleh pilih antara dua, ikut Sayidina Isa + Alkitab yang menjamin keselamatan Sorgawai kita atau Muhammad + Alquran yang disamping tidak menjamin keselamatan sorgawi kita, malahan dia sendiri belum tentu selamat (nats 46-AL AHQAAF-9) sehingga lewat Alquran-nya 33-AL AHZAB-56 perlu mengeluarkan perintah kepada kita untuk memanjatkan Doa-SHALAWAT NABI untuknya. Jangan salah pilih, karena kalau kita salah pilih akan berakibat penyesalan yang tidak terkoreksi lagi untuk selama-lamanya.
No comments:
Post a Comment