Meskipun ada banyak bukti bahwa Alkitab adalah dokumen yang akurat dan dapat dipercaya, namun banyak orang yang masih enggan untuk mempercayai apa yang tertulis di dalam Alkitab, bahkan meragukan peristiwa penyaliban dan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Berikut ini beberapa dokumen kuno di luar Alkitab yang mencatat peristiwa kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

Sumber Kuno Diluar Kristen

Cornelius Tacitus (55-120 M), “sejarawan terbesar” Romawi kuno:
“Konsekuensinya, untuk menyingkirkan laporan ini, Nero semakin mengencangkan kesalahan dan menimpakan penyiksaan yang paling hebat pada golongan yang dibenci karena kejijikan mereka, yang dinamai Kristen oleh kalangan umum. Kristus, yang dari padanya nama itu berasal, menderita penghukuman ekstrem selama masa pemerintahan Tiberius di tangan salah satu perwakilan penguasa kita, Pontius Pilatus, dan takhayul yang paling merusak, yang diperiksa pada waktu itu, tersebar lagi tidak hanya di Yudea, sumber awal dari kejahatan ini, tapi bahkan di Roma, dimana segala hal yang mengerikan dan memalukan dari setiap bagian dunia menemukan pusatnya dan menjadi populer.
Dengan demikian, penangkapan dilakukan pertama kali kepada semua orang yang mengaku bersalah, lalu, melalui informasi mereka, sejumlah besar orang dihukum, tidak sebesar kejahatan membakar kota, seperti kebencian terhadap umat manusia. Penghinaan dengan berbagai cara ditambahkan kepada kematian mereka. Diselimuti dengan kulit binatang, mereka dicabik-cabik anjing-anjing dan binasa, atau dipakukan pada kayu salib, atau ditempatkan dalam nyala api supaya terbakar, sebagai terang cahaya malam, ketika siang hari telah berakhir. Nero memberikan taman-tamannya untuk tontonan ini, dan mengadakan pertunjukan sirkus, sementara dia berbaur dengan orang-orang berpakaian pengendara kereta atau berdiri dengan sombong di atas kendaraan. Oleh sebab itu, bahkan bagi kriminal yang layak dihukum dengan ekstrem sebagai contoh, timbullah perasaan belas kasihan. Karena itu bukan bagi kebaikan orang banyak – seperti kelihatannya, tapi untuk mengenyangkan kekejaman satu orang, sehingga mereka dibinasakan.”
human-torches-700
Selama masa penganiayaan para martir, salah satu kegemaran Nero adalah menjadikan orang-orang Kristen sebagai obor manusia, sehingga tamannya akan menyala terang pada waktu malam hari.
Gaius Suetonius Tranquillas, kepala sekretaris Kaisar Hadrian (117-138 M):
“Karena orang-orang Yahudi Romawi menimbulkan kekacauan terus-menerus akibat hasutan Kristus, [Claudius] mengusir mereka dari kota.”
“Setelah kebakaran besar di Roma [selama pemerintahan Nero] … Hukuman juga dijatuhkan kepada orang-orang Kristen, suatu sekte yang menganut kepercayaan baru yang mengacau.”
Flavius Josephus (37-97 M), sejarawan istana bagi Kaisar Vespasian:
“Pada waktu ini ada seorang bijaksana yang dinamai Yesus. Perbuatannya baik dan dia dikenal sebagai orang suci. Banyak orang dari antara Yahudi dan bangsa lain menjadi murid-muridnya. Pilatus menghukum dia untuk disalibkan dan mati. Dan mereka yang telah menjadi murid-muridnya tidak meninggalkan pemuridannya. Mereka melaporkan bahwa dia menampakkan diri kepada mereka tiga hari setelah penyalibannya dan bahwa dia hidup. Oleh karena itu, dia mungkin messias, yang mengenai dia para nabi telah menceritakan keajaiban-keajaiban.” (Terjemahan Arab)
Julius Africanus, menulis pada sekitar 221 M, menemukan kutipan dari tulisan-tulisan Thallus, yang menulis sejarah Mediterania Timur sekitar tahun 52 M, yang berbicara tentang kegelapan yang menutupi bumi selama penyaliban Yesus:
“Thallus, dalam buku ketiga dari catatan sejarahnya, menjelaskan bagaimana kegelapan seperti gerhana matahari – tidak masuk akal, seperti kelihatannya bagiku.” 
Buku Third History of Thallus (Sejarah Ketiga oleh Thallus), ditulis oleh seorang ahli sejarah abad ketiga yang tidak mengenal Allah, melaporkan bahwa ada suatu kegelapan yang luar biasa yang membuat matahari tidak tampak selama beberapa jam pada waktu Paskah tahun 32 M, yakni tahun penyaliban Yesus Kristus. Meskipun Thallus memperkirakan bahwa kegelapan ini merupakan akibat dari terjadinya suatu gerhana matahari, ahli astronomi mana pun dapat membuktikan bahwa sama sekali tidak mungkin terjadi suatu gerhana matahari pada waktu itu karena setiap hari raya Paskah pasti selalu jatuh pada saat bulan purnama. Posisi matahari, bulan dan bumi di saat bulan purnama tidak memungkinkan terjadinya suatu gerhana matahari total sebagaimana yang diperkirakan Thallus sebagai penyebab terjadi kegelapan selama beberapa jam tersebut. Meskipun demikian, laporannya memberikan peneguhan bahwa dokumentasi Perjanjian Baru tentang peristiwa kegelapan ini adalah akurat.
Pliny Muda, gubernur Romawi untuk Bithynia di Asia Kecil sekitar 112 M:
“[Orang-orang Kristen] ada kebiasaan bertemu pada hari tertentu sebelum hari terang, ketika mereka menyanyikan bait-bait hymne lain kepada Kristus, seperti bagi allah, dan mengikatkan diri dengan ikrar yang sungguh-sungguh, bukan untuk melakukan perbuatan jahat, tapi untuk tidak pernah melakukan penipuan, pencurian atau perzinahan, untuk tidak pernah berbicara palsu, atau menyangkali kepercayaan ketika mereka dipanggil untuk menyampaikannya. Setelah itu kebiasaan mereka untuk memisahkan diri, dan kemudian berkumpul untuk ambil bagian tentang makanan – tetapi makanan biasa dan jenis yang bersih.” Pliny menambahkan bahwa Kekristenan menarik orang-orang dari segala tingkat sosial, semua umur, jenis kelamin, dan baik dari kota maupun desa. Yang terakhir dari suratnya kepada Kaisar Trajan, Pliny mengatakan ajaran Yesus dan pengikutnya sebagai takhayul yang berlebihan dan menular.
Kaisar Trajan, dalam balasannya kepada Pliny:
“Metode yang engkau kejar, Pliny yang terkasih, dalam memilah kasus mereka yang mengadukan kepadamu mengenai orang-orang Kristen sudah amat tepat. Tidak mungkin untuk meletakkan suatu aturan umum yang dapat diterapkan sebagai standar baku untuk semua kasus dalam kondisi yang seperti ini. Penyelidikan tidak perlu dilakukan kepada orang-orang ini, ketika mereka diadukan dan ditemukan bersalah maka mereka harus dihukum, dengan batasan, namun, ketika pihak ini menyangkal dirinya sebagai orang Kristen, dan memberikan bukti bahwa dia bukan Kristen (yaitu, dengan memuja dewa-dewa kita) dia akan diampuni dengan dasar pertobatan, meskipun dia dulunya menimbulkan kecurigaan. Informasi tanpa adanya nama penuduh tidak boleh diakui sebagai bukti terhadap siapa pun, karena itu menimbulkan preseden yang sangat berbahaya, dan sama sekali tidak sesuai dengan semangat zaman ini.”
Kaisar Hadrian (117-138 M), dalam surat kepada Minucius Fundanus, gubernur Asia:
“Aku tidak berharap, oleh karenanya, bahwa hal ini berlalu tanpa pemeriksaan, sehingga orang-orang ini bisa tidak diganggu, dan tidak juga menawarkan kesempatan berbuat jahat kepada para pelapor. Jika karenanya, provinsi dapat memperlihatkan dengan jelas tuduhan mereka terhadap orang Kristen, sebagai jawaban sebelum dilakukan pengadilan, biarlah mereka mengejar arah ini saja, namun bukan hanya karena petisi saja, dan bukan hanya karena protes keras terhadap orang Kristen saja. Karena jauh lebih tepat, jika seseorang membawa tuduhannya, sehingga engkau dapat memeriksanya.” Hadrian lebih lanjut menjelaskan bahwa jika orang Kristen didapati bersalah mereka harus dihakimi “sesuai kekejian tindakan kejahatannya saja.” Jika para pendakwa hanya memfitnah orang-orang percaya, maka mereka yang secara keliru telah menuduh yang harus dihukum.
Talmud Yahudi, disusun antara 70-200 M:
“Pada malam Paskah, Yeshua telah digantung. Karena empat puluh hari sebelum hukuman mati dilaksanakan, seorang pembawa berita telah muncul dan berseru, ‘Dia akan dirajam karena dia mempraktekkan ilmu sihir dan membawa Israel kepada kemurtadan. Setiap orang yang dapat berkata apa pun untuk meringankan dia, biarlah dia maju dan memohon atas namanya.’ Tapi karena tidak ada sesuatu apa pun yang dibawa demi meringankan dia, dia digantung pada malam Paskah.”
[Referensi awal lain di dalam Talmud berbicara mengenai lima murid Yesus dan menceritakan peristiwa pengadilan atas mereka di hadapan hakim yang membuat keputusan individu untuk masing-masing murid, memutuskan bahwa mereka harus dihukum mati. Namun, tidak ada catatan tentang kematian mereka.]
Lucian, pengarang satir Yunani abad kedua:
“Orang Kristen, kamu tahu, menyembah seorang manusia hingga hari ini – seorang terkemuka yang memperkenalkan ritual baru mereka, dan disalibkan karena hal itu. … Kamu lihat, makhluk-makhluk sesat ini mulai dengan kepercayaan umum bahwa mereka abadi sepanjang waktu, yang menjelaskan kematian yang hina dan pengabdian diri sukarela yang sangat umum di kalangan mereka. Kemudian dikesankan kepada mereka oleh Pemberi Hukum mereka yang mula-mula, bahwa mereka semuanya adalah saudara, dari saat mereka bertobat, dan menyangkali dewa-dewa Yunani, dan menyembah orang suci yang disalibkan, dan hidup seturut hukum-hukumnya. Semua ini mereka terima hanya dengan iman, dengan akibat bahwa mereka memandang hina semua hal-hal duniawi, menganggapnya hanya sebagai harta benda biasa.” Lucian juga melaporkan bahwa orang Kristen punya “tulisan suci” yang sering dibaca.  Ketika sesuatu terjadi pada mereka, “mereka menghindari masalah, tanpa biaya.”
Mara Bar-Serapion, dari Syria, menulis antara 70-200 M dari dalam penjara untuk memotivasi anak laki-lakinya untuk meniru guru-guru bijaksana dari masa lampau:
“Keuntungan apa yang diperoleh orang Athena dengan membunuh Socrates? Kelaparan dan tulah datang ke atas mereka sebagai penghakiman karena kejahatan mereka. Keuntungan apa yang diperoleh orang Samos dengan mengubur Pythagoras? Dalam waktu singkat negeri mereka ditimbuni pasir. Keuntungan apa yang diperoleh orang Yahudi dengan menghukum mati raja mereka yang bijaksana? Sejak waktu itulah kerajaan mereka dilenyapkan. Allah dengan adil membalaskan ketiga orang bijaksana ini: orang Athena mati kelaparan, orang Samos disapu lautan, orang Yahudi dihancurkan dan diusir dari negeri mereka, hidup di tempat yang tercerai-berai sepenuhnya. Tetapi Socrates tidak mati untuk selamanya, dia hidup dalam ajaran Plato. Pythagoras tidak mati untuk selamanya, dia hidup dalam patung Hera. Tidak juga raja bijaksana mati selamanya, dia hidup dalam ajaran yang dia berikan.”

Sumber-sumber Gnostik

Injil Kebenaran, kemungkinan oleh Valentius, sekitar 135-160 M:
“Karena ketika mereka telah melihat dia dan mendengar dia, dia mengijinkan mereka untuk merasakan dia dan untuk mencium dia dan untuk menjamah Anak yang dikasihi. Ketika dia menampakkan diri untuk memberi petunjuk kepada mereka mengenai Bapa. … Karena dia datang dengan cara penampakan lahiriah.” Bagian lain meneguhkan bahwa Anak Allah datang dalam daging dan “Firman itu datang ke tengah-tengah mereka. … itu menjadi suatu tubuh.”
“Yesus, bertekun dalam menerima penderitaan. … karena dia tahu bahwa kematiannya adalah hidup bagi banyak orang. … dia dipakukan ke kayu. Dia menunjukkan keputusan Bapa di kayu salib. … Dia membawa dirinya sendiri turun kepada kematian melalui hidup. … kekekalan menyelubungi dia. Melucuti dirinya sendiri dari kain yang akan musnah, dia mengenakan yang tidak akan musnah, yang tidak seorang pun dapat mengambilnya dari padanya.”
Apocrypha Yohanes, kemungkinan oleh Saturninus, sekitar 120-130 M:
“Itu terjadi pada suatu hari ketika Yohanes, saudara Yakobus, – yang adalah anak-anak Zebedeus – naik dan datang ke Bait Suci, ketika seorang Farisi bernama Arimanius mendekati dia dan berkata kepadanya, ‘Di manakah tuhanmu yang engkau ikuti?’ Dan dia berkata kepadanya, ‘Dia telah pergi ke tempat dari mana dia datang.’ Orang Farisi berkata kepadanya, ‘Orang Nazaret ini menipu engkau dengan tipu daya dan memenuhi telingamu dengan kebohongan dan menutup hatimu dan memalingkan engkau dari adat istiadat nenek moyangmu.”
Injil Thomas, kemungkinan antara 140-200 M:
Banyak berisi referensi kepada dan yang diduga kutipan-kutipan Yesus.
Risalah Kebangkitan, oleh pengarang yang tidak jelas pada bagian akhir abad kedua, kepada Rheginos:
“Tuhan … ada di dalam daging dan … menyatakan dirinya sebagai Anak Allah … Sekarang ini Anak Allah, Rheginos, adalah Anak Manusia. Dia meliputi keduanya, memiliki kemanusiaan dan keilahian, sehingga pada satu sisi dia dapat mengalahkan kematian melalui keberadaannya sebagai Anak Allah, dan di sisi lain melalui Anak Manusia restorasi kepada Pleroma dapat terjadi. Karena dia berasal dari atas, benih Kebenaran, sebelum seluruh bangunan alam semesta ini ada.” [Pleroma: seluruh kepenuhan keallahan]
“Karena kami telah mengenal Anak Manusia, dan kami telah percaya bahwa dia bangkit dari antara orang mati. Inilah dia yang kami katakan, ‘Dia menjadi kehancuran maut, sama seperti dia yang besar yang kepadanya mereka percaya.’ Besarlah mereka yang percaya.”
“Juruselamat menelan kematian. … Dia mentransformasi dirinya menjadi Aeon yang tidak dapat binasa dan membangkitkan dirinya sendiri, menelan yang kelihatan dengan yang tidak kelihatan, dan dia memberi kita jalan kepada keabadian kita.”
“Jangan berpikir kebangkitan itu hanya ilusi. Itu bukan ilusi, tapi itu kebenaran. Bahkan, lebih tepat untuk dikatakan bahwa dunia inilah ilusi, dibandingkan kebangkitan yang menjadi nyata melalui Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.”
“…engkau telah memiliki kebangkitan … mengapa tidak menganggap dirimu sendiri telah bangkit dan telah dibawa kepada ini?” Rheginos juga mendorong untuk tidak “hidup sama seperti jika engkau akan mati.”

Karya yang Hilang yang Dikutip oleh Sumber Lainnya

Perbuatan Pontius Pilatus, dilaporkan dikirim dari Pilatus kepada Tiberius, dikutip oleh Justin Martyr (150 M):
“Dan ungkapan, ‘Mereka menusuk tanganku dan kakiku,’ digunakan sebagai referensi kepada paku di kayu salib yang ditancapkan ke tangan dan kaki-Nya. Dan setelah dia disalibkan, mereka membuang undi atas pakaian-Nya, dan mereka yang menyalibkan Dia membaginya di antara mereka. Dan bahwa hal-hal ini benar-benar terjadi dapat engkau pastikan sebagai ‘Perbuatan’ dari Pontius Pilatus.” Selanjutnya Justin Martyr menuliskan daftar mujizat penyembuhan dan menyatakan, “Dan bahwa Dia melakukan semua itu, dapat engkau pelajari dari Perbuatan Pontius Pilatus.”
Phlegon, yang lahir sekitar 80 M, seperti dilaporkan oleh Origen (185-254 M), menyebutkan bahwa Yesus memastikan berbagai nubuatan sudah digenapi.

Sumber Kristen Kuno – di Luar Alkitab

Clement, penatua Roma, surat kepada gereja Korintus (95 M):
“Rasul-rasul menerima Injil bagi kita dari Tuhan Yesus Kristus. Yesus Kristus diutus oleh Allah. Jadi Kristus adalah dari Allah, dan Rasul-rasul adalah dari Kristus. Karena itu keduanya datang menurut kehendak Tuhan dalam urutan yang telah ditetapkan. Karena itu setelah menerima tuntutan, dan telah diyakinkan sepenuhnya melalui kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus dan diteguhkan dalam Firman Allah dengan kepastian penuh oleh Roh Kudus, mereka pergi dengan kabar baik bahwa kerajaan Allah akan datang. Jadi dengan mengajar di mana pun baik di desa maupun di kota, mereka menetapkan buah-buah sulung, ketika mereka telah membuktikannya oleh Roh, untuk menjadi uskup dan diaken bagi mereka yang akan percaya.”
Ignatius, uskup Antiokhia, surat kepada Trallians (110-115 M):
“Yesus Kristus yang adalah keturunan Daud, yang adalah Anak Maria, yang benar-benar dilahirkan dan makan dan minum, benar-benar dianiaya dibawah Pontius Pilatus, benar-benar disalibkan dan mati di hadapan mata mereka yang ada di surga dan ada di bumi dan mereka yang ada di bawah bumi. Yang terlebih lagi benar-benar telah dibangkitkan dari kematian, Bapa-Nya membangkitkan Dia, yang dengan cara seperti itu juga akan membangkitkan kita yang percaya kepada Dia.”
Ignatius, surat kepada orang Smyrna (110-115 M):
“Dia benar-benar keturunan Daud secara lahiriah, tetapi Anak Allah oleh kehendak dan kuasa Ilahi, benar-benar dilahirkan oleh seorang perawan dan dibaptiskan oleh Yohanes supaya seluruh kebenaran dapat dipenuhi oleh Dia, benar-benar dipakukan di dalam daging bagi kita dibawah Pontius Pilatus dan Herodes raja wilayah (yang olehnya kita menjadi buah – yaitu, dari penderitaan-Nya yang paling diberkati), supaya Dia dapat menetapkan suatu panji-panji untuk segala zaman melalui kebangkitan-Nya.
“Karena aku tahu dan percaya bahwa Dia ada didalam daging bahkan setelah kebangkitan, dan ketika Dia datang kepada Petrus dan kawan-kawannya, Dia berkata kepada mereka, ‘Jamahlah dan peganglah Aku, dan lihatlah bahwa Aku bukan setan tanpa tubuh.’ Dan segera mereka menjamah Dia, dan mereka percaya, telah menyatu dengan daging-Nya dan darah-Nya. Oleh karena itu juga mereka memandang hina kematian, bahkan mereka didapati lebih menang atas kematian. Dan setelah kebangkitan-Nya Dia makan bersama mereka dan minum bersama mereka.”
Ignatius, surat kepada Magnesian (110-115 M):
“Hendaklah engkau sepenuhnya diyakinkan mengenai kelahiran dan penderitaan dan kebangkitan, yang terjadi pada masa pemerintahan Pontius Pilatus, karena hal-hal ini benar dan telah dikerjakan oleh Yesus Kristus pengharapan kita.”
Quadratus, kepada Kaisar Hadrian sekitar 125 M:
“Perbuatan-perbuatan Juruselamat kami selalu ada di hadapanmu, karena itu benar-benar mujizat. Mereka yang disembuhkan, mereka yang dibangkitkan dari kematian, yang telah disaksikan, tidak hanya ketika disembuhkan dan dibangkitkan, namun yang selalu ada. Mereka tetap hidup dalam waktu yang cukup lama, tidak hanya ketika Tuhan kami ada di bumi, namun demikian juga ketika Dia telah meninggalkan bumi. Sehingga beberapa dari mereka juga masih hidup hingga ke zaman kita.
(Pseudo-)Barnabas, ditulis 130-138 M:
“Dia perlu dimanifestasikan di dalam daging. … Dia memberitakan pengajaran kepada Israel dan melakukan begitu banyak keajaiban dan mujizat, dan Dia amat sangat mengasihi mereka. … Dia memilih rasul-rasul-Nya sendiri yang akan menyatakan Injil-Nya. … Tetapi Dia sendiri menghendaki untuk menderita, karena itu perlu bagi Dia untuk menderita di tiang.”
Justin Martyr, kepada Kaisar Antoninus Pius sekitar 150 M:
Setelah menceritakan kelahiran Yesus oleh seorang perawan di kota Bethlehem, dan bahwa garis keturunan lahiriah-Nya berasal dari suku Yehuda dan keluarga Isai, Justin menulis, “Ada sebuah desa di tanah Yahudi, tiga puluh lima stadia jauhnya dari Yerusalem, dimana Yesus Kristus telah dilahirkan, seperti yang dapat engkau pastikan juga dari daftar pajak yang dibuat dibawah Cyrenius, kuasa perwakilanmu yang pertama di Yudea.”
“Dengan demikian, setelah Dia disalibkan, semua yang mengenal-Nya meninggalkan Dia, menyangkal Dia. Dan setelah itu, ketika Dia telah dibangkitkan dari kematian dan menampakkan diri kepada mereka, dan mengajar mereka supaya membaca nubuatan dimana segala hal ini telah diberitahukan sebelumnya dan telah digenapi, dan ketika mereka telah melihat Dia naik ke surga, dan percaya, dan menerima kuasa yang dikirimkan oleh Dia kepada mereka, dan pergi kepada setiap ras manusia, mereka mengajarkan semua hal ini, dan dinamai rasul-rasul.”
Justin Martyr, dalam Dialog dengan Trypho, sekitar 150 M:
Karena pada waktu kelahiran-Nya, orang Magi yang datang dari Arabia menyembah Dia, pertamanya datang kepada Herodes, yang dulunya berkuasa di negerimu.”
“Karena ketika mereka menyalibkan Dia, menancapkan pakunya, mereka menusuk tangan dan kaki-Nya. Dan mereka yang menyalibkan Dia membagi pakaian-Nya di antara mereka sendiri, masing-masing membuang undi untuk apa yang dia pilih, dan menerimanya sesuai hasil undian.”
“Kristus mengatakan diantara kamu bahwa Dia akan memberi tanda Yunus, menasihati engkau untuk bertobat dari perbuatanmu yang jahat setidaknya setelah Dia bangkit kembali dari kematian … namun engkau tidak hanya tidak bertobat,:  setelah engkau mengetahui bahwa Dia bangkit dari kematian, tapi, seperti aku katakan sebelumnya, engkau telah mengirimkan orang-orang yang dipilih dan ditetapkan ke seluruh dunia untuk mengumumkan bahwa ‘penyesatan yang tidak bertuhan dan diluar hukum telah bertumbuh dari Yesus, seorang penyesat Galilea, yang telah kami salibkan, tetapi murid-murid-Nya mencuri Dia pada malam hari dari kubur, dimana Dia dibaringkan setelah diturunkan dari salib, dan sekarang menyesatkan orang-orang dengan menyatakan bahwa Dia telah bangkit dari kematian dan naik ke surga.'”
“Karena sesungguhnya Tuhan tetap berada di kayu salib sampai hampir petang, dan mereka menguburkan Dia pada waktu senja, kemudian pada hari ketiga Dia bangkit kembali.”