tau ga seh lo.
eslam bikin umatnye jade ideot.
yah harap maklum.
olo aje ideot.
mamad juga ideot.
ayat2 qoran juga ideot.
jade smakin lo dalemin eslam maka lo bisa kepengaruh jade ikutan ideot. ha...7x
mangkenye coy. murtad aje de dare eslam. geto aje kok repot.
YBU AMEN.
Deretan kisah tragis wanita dipenggal di muka umum karena hal sepele
Reporter : Ira Astiana | Jumat, 30 Desember 2016 06:16
Merdeka.com - Hukum pemenggalan hingga saat ini masih menjadi suatu bentuk sanksi sadis yang dilakukan suatu negara atau kelompok. Sebab terkadang, alasan melakukan eksekusi penggal itu tidak sepadan dengan kesalahan yang telah dilakukan oleh seseorang.
Dapatkan diskon Rp 300,000 untuk tiket libur Natal & Tahun baru-mu
Terlebih jika hukum penggal kepala itu dilakukan kepada seorang wanita. Siapapun tidak akan tega mengetahui atau bahkan menyaksikannya secara langsung.
Ada beberapa wanita yang dihukum penggal hanya karena alasan sepele, seperti keluar rumah tanpa ditemani suami atau karena alasan kehormatan.
Diambil dari beberapa sumber, merdeka.com telah merangkum kisah wanita yang dihukum penggal dengan berbagai alasan. Berikut ulasannya:
Pergi belanja tanpa ditemani suami, wanita ini dipenggal
Reporter : Ira Astiana | Rabu, 28 Desember 2016 19:03
Merdeka.com - Seorang wanita dilaporkan tewas dipenggal oleh sekelompok pria bersenjata di Afganistan lantaran memasuki kota tanpa ditemani suaminya. Insiden mengerikan ini terjadi di sebuah desa terpencil Latti, Provinsi Sar-e-Pul yang saat ini ada dalam kendali kelompok militan Taliban.
Dapatkan diskon Rp 300,000 untuk tiket libur Natal & Tahun baru-mu"Wanita itu telah menjadi target karena keluar sendirian tanpa ditemani suaminya yang seorang warga negara Iran," kata juru bicara gubernur provinsi, Zabiullah Amani, seperti dilansir dari laman Daily Mail, Rabu (28/12).
Wanita 30 tahun tersebut dilaporkan pergi ke pasar untuk berbelanja di kota. Padahal, aturan Taliban telah melarang wanita meninggalkan rumah tanpa ditemani oleh kerabat pria terdekat atau muhrimnya.
Selain itu, wanita di daerah tersebut juga dilarang bekerja, mendapat pendidikan dan dipaksa untuk mengenakan burka setiap hari.
Meski demikian, kelompok Taliban mengaku tidak terlibat atas insiden ini. Hingga saat ini belum ada keterangan lebih lanjut mengenai wanita malang tersebut setelah dipenggal.
Di Afganistan saat ini telah timbul kekhawatiran akan hak-hak perempuan karena semakin memburuknya keamanan dan meningkatnya kekerasan di wilayah tersebut. Bahkan, lima bulan lalu, seorang wanita asal Afganistan ditembak mati oleh orang tidak dikenal dalam serangkaian serangan terhadap perempuan.
Dapatkan diskon Rp 300,000 untuk tiket libur Natal & Tahun baru-mu"Wanita itu telah menjadi target karena keluar sendirian tanpa ditemani suaminya yang seorang warga negara Iran," kata juru bicara gubernur provinsi, Zabiullah Amani, seperti dilansir dari laman Daily Mail, Rabu (28/12).
Wanita 30 tahun tersebut dilaporkan pergi ke pasar untuk berbelanja di kota. Padahal, aturan Taliban telah melarang wanita meninggalkan rumah tanpa ditemani oleh kerabat pria terdekat atau muhrimnya.
Selain itu, wanita di daerah tersebut juga dilarang bekerja, mendapat pendidikan dan dipaksa untuk mengenakan burka setiap hari.
Meski demikian, kelompok Taliban mengaku tidak terlibat atas insiden ini. Hingga saat ini belum ada keterangan lebih lanjut mengenai wanita malang tersebut setelah dipenggal.
Di Afganistan saat ini telah timbul kekhawatiran akan hak-hak perempuan karena semakin memburuknya keamanan dan meningkatnya kekerasan di wilayah tersebut. Bahkan, lima bulan lalu, seorang wanita asal Afganistan ditembak mati oleh orang tidak dikenal dalam serangkaian serangan terhadap perempuan.
[pan]
sumber: https://www.merdeka.com/dunia/pergi-belanja-tanpa-ditemani-suami-wanita-ini-dipenggal.html
1.
Belanja di pasar tak bersama suami, wanita ini tewas dipenggal
Merdeka.com - Aksi barbar kembali terjadi di Afghanistan, tepatnya di Desa Latti, Provinsi Sar-e-Pul. Seorang perempuan dipenggal oleh sekelompok militan Taliban saat tengah berbelanja, karena tidak didampingi suaminya.
Peraturan ketat diberlakukan Taliban di wilayah itu terhadap wanita. Kaum hawa dilarang untuk meninggalkan rumah tanpa bersama suami atau muhrimnya.
Perempuan di wilayah tersebut juga dilarang dari bekerja atau menerima pendidikan. Mereka juga dipaksa memakai burka setiap hari meski berada di dalam rumah.
Wanita 30 tahun ini diyakini pergi berbelanja ke pasar saat sang suami tengah ke Iran. Dari tetangga di sekitar rumah perempuan tersebut, diketahui wanita tak disebutkan namanya ini belum memiliki anak dan tinggal sendirian di rumah mereka.
Saksi mata mengatakan perempuan tersebut dianiaya sekelompok pria di jalanan, sebelum akhirnya dipenggal.
Juru bicara gubernur Provinsi Sar-e-Pul Zabiullah Amani menyebutkan insiden ini dilakukan para pria yang berhubungan dengan Taliban.
"Insiden ini benar terjadi, dan dilakukan para pria yang memiliki hubungan dengan Taliban," katanya kepada para awak media.
Sementara itu, Taliban sendiri menyangkal terlibat dalam serangan brutal tersebut.
Insiden ini merupakan yang terakhir dari serangkaian kekerasan terhadap perempuan di Afghanistan beberapa bulan terakhir. Sekitar sepekan lalu, lima perempuan Afghanistan yang bekerja sebagai penjaga keamanan di bandar udara selatan Kandahar, dibunuh pria bersenjata dalam perjalanan ke tempat kerja.
2.
Di depan umum, Saudi penggal perempuan di Makkah
Merdeka.com - Pemerintah Arab Saudi memenggal seorang perempuan di muka umum di Kota Makkah. Perempuan asal Myanmar bernama Laila Bint Abdul Muttalib Basim itu dipenggal setelah diseret di jalan oleh empat polisi.
Dia dinyatakan bersalah atas pelecehan seksual dan membunuh anak tirinya berusia tujuh tahun.
Sebuah video memperlihatkan, algojo bahkan harus mengayunkan pedang sebanyak tiga kali untuk menyelesaikan tugasnya sementara perempuan itu berteriak-teriak "saya tidak membunuh". Video itu kini sudah dicabut oleh situs YouTube karena terlalu sadis dan mengerikan.
Pegiat hak asasi Muhammad al-Saidi mengatakan ada dua cara eksekusi buat memenggal orang di Saudi.
"Yang pertama, korban disuntik bius supaya tidak merasa sakit dan cara kedua tanpa disuntik," kata dia.
"Perempuan ini dipenggal tanpa disuntik pereda rasa sakit. Mereka ingin perempuan itu merasakan sakit."
Kementerian Dalam Negeri Saudi mengatakan hukuman itu dilakukan karena perempuan itu sudah berbuat kejahatan sadis.
3.
Demi kehormatan, ibu dan dua anak dipenggal di Afghanistan
Merdeka.com - Tragedi terjadi di Afghanistan setelah ibu berusia 30 tahun dan dua anaknya dipenggal di wilayah timur negara itu. Polisi menduga korban bernama Serata dibunuh oleh mantan suami atas dasar tradisi menjaga kehormatan.
Peristiwa tragis itu terjadi di Provinsi Ghazni kemarin lantaran bekas suami tidak terima mereka harus bercerai. Polisi menyatakan dua bocah berusia sembilan dan delapan tahun itu awalnya tidak hendak dibunuh. "Namun mereka akhirnya turut dipenggal karena menyaksikan ibunya dibunuh," ujar seorang polisi tidak disebut namanya.
Selepas rezim Taliban runtuh pada 2001, perempuan mulai berhak mengajukan talak kepada suami bila mengalami kekerasan rumah tangga. Sejak aturan ini muncul, kasus Serata menjadi peristiwa lazim di negara itu. Para pria banyak melakukan kekerasan bila istri tidak menurut atau mempermalukan mereka.
Kecurigaan polisi semakin terbukti karena Muhammad Arif, mantan suami sekaligus tersangka, kabur. Menurut Kepala Kantor Urusan Perempuan di Ibu Kota Kabul, Shukria Wali, mereka mencatat Serata minta cerai setelah sepuluh tahun lebih menikah dia melulu dipukuli.
Komisi Hak Asasi Independen Afghanistan mencatat selama Maret-April lalu saja ada 16 pembunuhan perempuan dengan motif kehormatan serupa. Padahal, ketika Taliban masih berkuasa, kasus pembunuhan kehormatan tidak pernah mencapai angka 20 kejadian per tahun.
Ketua lembaga itu, Suraya Subhrang, menilai kekerasan terhadap perempuan meningkat karena pemerintahan lemah. "Tidak ada tindakan tegas dari pemerintah lantaran hukum tidak berjalan di negeri ini, lelaki merasa main hakim sendiri sebagai jalan satu-satunya menyelesaikan permasalahan," kata dia.
Presiden Hamid Karzai dituding para pegiat bakal menyerahkan tampuk kepemimpinan kembali pada pentolan Taliban setelah dia lengser pada 2004. Kawasan utara negara itu bahkan sudah dikuasai kelompok radikal ini.
Ketika menguasai Afghanistan di awal 1990-an, Taliban dikenal membatasi perempuan. Kaum hawa tidak boleh sekolah, bekerja, bahkan sekadar keluar rumah. Setelah rezim mereka runtuh pascainvasi Amerika Serikat pada 2001, wanita mulai mendapat kebebasan. Namun kelompok radikal seperti Taliban, Jundullah, dan Mahazullah kerap meneror pegiat wanita.
4.
Pertama kalinya ISIS penggal kepala 2 wanita di Suriah
Merdeka.com - Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah memenggal kepala dua wanita di depan umum untuk pertama kalinya di Suriah.
"Ini pertama kalinya ISIS memenggal kepala wanita di depan umum," kata kepala kelompok pemantau HAM Suriah (ONHR), Rami Abdel Rahman.
Pemenggalan kedua wanita itu dilakukan di tempat berbeda. Perempuan pertama menjalani eksekusi di Kota Deir al-Zor di Provinsi Deir Ezzor, Suriah timur sementara perempuan yang satunya di Kota al-Mayadeen.
Menurut keterangan ONHR, dua wanita malang itu dipenggal lantaran dituduh telah melakukan praktek ilmu sihir dalam ritual pengobatan tradisional.
ISIS memang dikenal sering melakukan pemenggalan sadis terhadap para tahanannya. ONHR mencatat, sudah 3.027 kali ISIS melakukan eksekusi pemenggalan sejak pertama kali mendeklarasikan kekuasaannya.
:
No comments:
Post a Comment