Beberapa hari yang lalu kita dikejutkan oleh kasus pedofil yang sangat aktif di dunia maya dengan nama grup “Loly Candy”. Yang jadi sasarannya tentu anak yang masih polos dan mudah diiming-imingi hadiah permen, coklat, dan mainan, yaitu anak berusia 2 hingga 13 tahun.  Saat sebuah tv swasta mewawancarai pelakunya, seorang dari mereka mengungkap pernah melakukan kekerasan seksual pada anak usia 2 tahun.
Saat menonton berita itu, saya sebagai ibu, sangat geram dan rasanya ingin teriak sambil mencakar muka si pelaku. Bayangkan, anak usia dua tahun yang masih bau bayi, jalan masih belum tegap, giginya belum genap, bicaranya masih seputar mama-papa-maem itu tega diporotin pampers dan celananya, dipaksa mengangkang untuk dimasuki ‘sesuatu’ ke lubang vagina atau anusnya. Saya tak bisa membayangkan bagaimana rasa sakit yang didera balita tak berdosa yang jadi korban tersebut. Saya marah membayangkan kencang tangisan si kecil yang lemah tak berdaya. Sungguh biadab si pelakunya. Hukuman mati bahkan tak cukup baginya!!!
Jika pedofil baru terungkap di Indonesia belakangan ini dan menjadi ketakutan luar biasa bagi para ibu, maka pedofil dan praktek sodomi telah mengakar kuat di beberapa negara, yaitu Pakistan dan Afghanistan. Dua negara yang menerapkan hukum Islam sebagai bentuk pemerintahannya, ternyata menyembunyikan segudang kekejaman dan kemaksiatan.
Afghanistan semula negara demokratis berubah menjadi Emirat Islam Afghanistan, sedangkan Pakistan menggunakan nama Islamic Republic of Pakistan. Menjadi negara Islam rupanya bukan hal baik terlebih bagi anak lelaki yang tinggal di daerah tersebut. Perang berkepanjangan dan kemiskinan menyebabkan anak laki-laki diperjual-belikan dan dijadikan budak seks. Ya, bahkan dua negara ini bahkan menjadikan pedofil dan praktek sodomi sebagai budaya. Praktik ini disebut “Bacha Bazi”. Dan tragisnya, praktek seperti ini dilindungi oleh polisi!
Saat saya masih kuliah di Libya, sekitar tahun 2010, saya disodori film “The Dancing Boys of Afghanistan” oleh seorang teman dari India. Ini adalah sebuah film dokumenter yang mengungkap kekejaman praktik pedofil anak dan sodomi, atau Bacha Bazi yang marak terjadi di Afghanistan dan Pakistan. Dalam bahasa Persia ‘Bacha’ artinya dengan anak laki-laki, sedangkan Bazi berarti mainan. Artinya melakukan seksual atau sodomi dengan anak lelaki.  Dalam film tersebut dikisahkan bagaimana anak lelaki dibeli dari keluarganya, lalu dipaksa melayani lelaki yang punya seks menyimpang. Anda bisa menontonnya di Yotube saat ini.

Praktik Bacha Bazi ini telah dilakukan sejak lama dan sangat mengerikan, dan puncaknya setelah Afghanistan dikuasai pasukan Taliban. Mereka memaksa perempuan memakai burqa (pakaian tertutup hanya terlihat kedua buah bola mata) dan sangat memperlakukan deskriminasi terhadap para perempuan. Menari, menyanyi, bekerja, haram dilakukan perempuan. Imbasnya sex dilampiaskan pada anak lelaki yang berumur enam hingga belasan tahun. Lelaki yang menjadi Bacha Bazi tidak diperkenankan menumbuhkan kumis dan jenggot, dan ini neraka bagi mereka. Selayaknya perempuan, mereka dipaksa memakai gaun tari, dipakaikan lonceng kecil di tangan nya, dan melakukan tarian gemulai ditengah lelaki srigala yang penuh hawa nafsu. Untuk menarik minat, wajah mereka juga dipolesi kosemteik.  Lelaki dewasa yang menontonnya yang berhasrat akan membawa pulang si anak untuk disetubuhi.
Anak-anak ini biasanya dibeli dari keluarga yang miskin. Mereka dijanjikan pendidikan dan uang. Tapi apa yang terjadi? mereka dipekerjakan oleh lelaki bejat. Ditawarkan kepada lelaki dewasa lain untuk dipaksa sodomi. Film dokumenter lain pernah menayangkan (saya lupa judulnya) bahwa anak laki-laki tersebut bahkan sampai meringis kesakitan karena dubur nya berdarah-darah akibat perlakuan kasar pelaku sodomi.
Mereka tak hanya memasukkan penis  ke lubang dubur si anak, bahkan alat alat tumpul lain untuk fantasi seks mereka. sebagian anak sampai tak bisa berdiri karena menahan sakit. Bagi lelaki buas itu, semakin si anak merintih kesakitan, semakin besar pula hasrat seksualnya. Jika si anak tidak mau, siap-siap besi panas akan dimasukkan ke lubang duburnya biadab! Sangat biadab!!! Laknatullah Alaih (semoga Allah melaknat mereka). Tak heran anak korban sodomi bahkan sampai harus memakai narkoba karena tekanan fisik yang mereka dapatkan. Ketika dewasa mereka akan balas dendam dengan merekrut anak kecil lain untuk dijadikan korban. Oleh sebab itu Bacha Bazi ini menjadi rantai yang tak pernah putus. Lihat videonya: klik di sini.
Dan anda tau siapakah mereka yang sangat doyan sodomi ini? Tak lain adalah pasukan Taliban. Ya, mereka yang katanya berjihad membela Islam justru melakukan hal yang sangat menjijikkan dan tidak manusiawi.  Kelompok ini ditakuti di Afghanistan dan Pakistan. Perbuatan mereka bahkan  dilindungi oleh polisi, sebab polisi pun tak mampu menindak mereka. Yang sangat menyedihkan tentu kaum ibu yang telah melahirkan anak lelakinya. Mereka tak kuasa melepas anaknya karena kelaparan dan kemiskinan. Dnegan harapan sang anak hidup layak, meski kenyataannya sang anak malah akan tersiksa karena kelakuan keji tentara Taliban dan laki-laki brengsek lainnya.
Para istri disana tak mampu menghalangi suami yang melakukan sodomi pada anak. Para suami di sana tidak pernah mendengarkan para istri, mereka hanya berbuat sekenanya. Sungguh sangat kontras kehidupan kaum Taliban di Pakistan, saat siang mereka beribadah, sholat, mengaji, dan berjihad. Tapi saat malam mereka menghadiri pesta Bacha Bazi dan sangat menikmati sodomi dengan anak dibawah umur. Para lelaki di dua negara ini bahkan dicap kuat jika punya banyak ‘anak lelaki simpanan’. Seorang yang sangat kaya bahkan bisa punya ribuan Bacha Bazi. (Silakan googling dengan kata kunci Bacha Bazi in Afghanistan and Pakistan, maka anda akan menemukan ratusan artikel dan film pendek terkait praktik laknat ini).
Jika perlakuan pedofil, homo, dan sejenisnya dianggap dosa besar dan sangat dilaknat oleh Allah, maka di negara yang mengusung hukum Islam ini malah dilindungi. Indonesia menjadi negara yang ingin diobok-obok oleh orang yang mengaku Islam Wahabi. Mereka berusaha menjadikan Indonesia sebagai negara Islam layaknya Afghanistan dan Pakistan. Dan bukan tak mungkin praktik “Bacha Bazi’ ini masuk ke Indonesia jika negara ini telah dikuasai oleh orang-orang radikal. Karena itulah sesepun dan Kyai NU sedang melakukan upaya memberangus pemahaman radikal dan menolak mati-matian Indonesia menjadi negara Islam dengan mengembalikan Islam dimana agama sangat lentur pada budaya dan kearifan lokal.
Tolonglah, jika kalian tidak mau Indonesia menjadi kandang sodomi, jangan pilih pemimpian yang dibelakangnya didukung oleh kelompok radikal yang menginginkan khilafah Islam atau Indonesia bersyariah. Sungguh saya tak mampu membayangkan nasib anak-cucu kita kelak.
Tulisan lain bisa dibaca di: klik di sini atau FB : AnisatulFadhilah
22650 total views, 22650 views today
sumber: https://seword.com/umum/biadab-pedofil-dan-sodomi-sudah-jadi-budaya-di-beberapa-negara-islam-ini/SLAEN NEGARA DI ATAS, IRAN N ARAB SAUDI JUGA PENUH MA PEDOPIL N SODOMI. BAHKAN AYATULLAH KHOMEINI JUGA PELAKU PEDOPIL N SODOMI.