Setelah Pilkada DKI putaran pertama selesai dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2017 yang diikuti tiga pasang calon, sekarang warga DKI akan memasuki Pilkada putaran kedua yang akan dilaksanakan pada tanggal 19 April 2017 nanti yang akan diiukti oleh dua pasang calon calon kepala daerah DKI Jakarta. Kedua pasang calon tersebut adalah calon nomor pemilihan dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan calon nomor pemilihan tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Memasuki pilkada DKI tahap kedua, ternyata situasi makin “panas”. Banyak terjadi intimidasi, provokasi dan tindakan tidak terpuji lainnya yang dilakukan oleh pendukung tetangga yang bermulut manis, berlagak santun dengan penuh sandiwara meskipun selalu mengatakan ingin merajut tenun kebangsaan.
Kasus Nyata Dalam Pilkada DKI Jakarta
Berikut ini adalah beberapa contoh kasus nyata tentang pemaksaan, provokasi dan intimidasi yang dilakukan oleh pendukung Anies-Sandi :
1. Kasus seorang Ibu yang ijazah anaknya  ditahan karena Sang Ibu pendukung Ahok
Ketika saya mengangkat kasus ini di Seword, ada sebagian yang mengatakan bahwa ini adalah berita, hoax, dan fitnah untuk menyudutkan Anies-Sandi.
Bagi yang belum membaca beritanya, bisa klik di
Berikut adalah video sang Ibu tersebut yang datang ke kantor walikota untuk mengadu kepada Ahok bahwa ijazah anaknya ditahan oleh pihak sekolah karena sang Ibu memilih Ahok

Setelah kasus ini heboh di Seword dan media sosial, Alhamdulillah akhirnya ijazah sang anak yang ditahan oleh pihak sekolah sudah diberikan kepada sang ibu. Berita ini juga sudah saya update dalam tulisan saya yang bisa dilihat di https://seword.com/umum/breaking-news-ibu-pendukung-ahok-sudah-menerima-ijazah-anaknya/.
2. Kasus pemaksaan untuk memilih pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI putaran kedua
Kasus ini menimpa Pak Yoyo Sudaryo (56), warga RT 05/02 Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan Kebayoran Lama, yang dipaksa menandatangani surat pernyataan untuk memilih paslon Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada hari pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta putaran dua yang akan datang jika jenazah anggota keluarganya ingin diurus / dishalatkan oleh ketua RT dan pengurus mesjid setempat.
Kasus ini juga sudah saya angkat dalam tulisan saya yang bisa dilihat di https://seword.com/politik/kasihan-warga-ini-dipaksa-milih-anies-sandi-agar-jenazah-keluarganya-diurus.
Setelah kasus ini heboh di Seword dan media sosial lainnya, Panwaslu akhirnya memanggil Pak Yoyo untuk meminta keterangan dari beliau tentang kasus yang menimpa beliau dan keluarganya. Informasi update tentang kasus ini juga sudah saya tulis di https://seword.com/politik/update-kasus-warga-pendukung-ahok-yang-dipaksa-milih-anies-sandi/.
Bahkan Ketua RT dan Pengurus mesjid setempat akhirnya datang ke Panwaslu setelah sebelumnya mangkir. Berikut video saat ketemua RT dan Oengurus mesjid setempat diperiksa oleh Panwaslu :

Saya ingin bertanya kepada Ketua RT dan Pengurus Mesjid setempat yang menolak mengurus jenazah keluarga Pak Yoyo yang mendukung Ahok-Djarot dalam video di atas. Selamat ya, wajah kalian sudah terkenal di seluruh Indonesia…..terkenal jelek karena berlaku sebagai Tuhan yang bisa seenaknya saja memutuskan mana jenazah yang bisa diurus dan mana yang tidak padahal jelas mengurus jenazah itu hukumnya Fardhu kifayah yang wajib dilaksanakan oleh masyarakat dimana jenazah tersebut berada. Kalian merasa bangga ???
Saya bingung, kenapa seorang yang HANYA LEVEL ketua RT, ketua RW saja sudah berlagak sombong dan merasa punya kuasa untuk mengintimidasi pendukung Ahok ???
Apakah karena Anies-Sandi sudah memberikan iming-iming bagi-bagi uang 3 miliar untuk setiap RW ???
Padahal kasus ini merupakan “politik uang” dan sudah dilaporkan ke Bawaslu seperti yang sudah saya angkat juga dalam tulisan saya yang bisa dibaca di https://seword.com/politik/breaking-news-anies-dilaporkan-ke-bawaslu/.
Apakah Ketua RT dan aparat negara merasa berkuasa karena sudah “didoktrin” oleh PKS yang sudah mengundang aparat negara (Ketua atau Pengurus RT-RW, LMK, Posyandu, dan PKK) se-Jakarta Selatan untuk hadir di rumah makan dengan tema untuk memenangkan pasangan Anies-Sandi seperti dalam tulisan saya di https://seword.com/politik/bawaslu-selidiki-pks-undang-aparat-negara-untuk-memenangkan-anies-sandi/ ???
3. Kasus Pengurus Mesjid Pendukung Ahok yang dipecat secara tidak hormat
Berikut adalah video Pak Rasyidin Nawi, seorang pengurus mesjid sekaligus ahli waris mesjid yang dipecat secara tidak hormat karena beliau mendukung Ahok

4. Kasus spanduk provokatif yang mengandung SARA
Kasus ini sempat heboh beberapa waktu yang lalu. Kita bisa melihat spanduk provokatif tersebut hampir di semua sudut jalan kecil, tempat ibadah dan tempat lainnya. Spanduk ini sengaja dipasang untuk menyudutkan pasangan Ahok-Djarot oleh para “simpatisan / pendukung” Anies-Sandi.
Berikut adalah salah satu video dimana spanduk pemasang spanduk provokatif tersebut dipasang oleh ketua RW setempat seperti yang terlihat dalam video berikut ini :

Kenapa aparat negara (Ketua RT, Ketua RW dan aparat negara lainnya) yang gajinya dibayar oleh negara melalu uang rakyat malah berani melakukan tindakan tidak terpuji di atas ???
Apakah karena mereka tergiur dengan program  “politik uang” 3 miliar per RW seperti yang dijanjikan oleh Anies ???
Apakah karena mereka sudah “didoktrin” oleh PKS seperti yang saya bahas di atas ???
5. Ibu pengajian “didoktrin” untuk menjelekkan pasangan lain dan untuk memilih Anies-Sandi
Anies Baswedan boleh saja bermulut manis, berlagak santun dan pintar bersandiwara dengan mengatakan bahwa kampanye hitam itu mengoyak persaudaraan seperti dalam video ini beberapa tahun yang lalu :

Tapi fakatnya berbeda jauh dengan apa yang sudah diucapkan oleh Anies. Pak Anies, bagaimana dengan video kampanye hitam ini ???

Video sebuah pengajian ibu-ibu yang “didoktrin” dengan kampanye hitam ini, dimana Anies Baswedan berada dalam sebuah pengajian tersebut ???
Anies Baswedan mau ngeles apa ???
6. Kasus Ibu Pendukung Ahok Yang Dilarang Berjualan Pecel Lele
Kasus ini juga sudah saya angkat dalam tulisan saya bebrapa hari yang lalu dan bisa dibaca di https://seword.com/politik/kasihan-ibu-ini-disuruh-milih-anies-sandi-jika-masih-mau-jualan/.
Berikut adalah video Ibu pedagang pecel lele yang disuruh memilih Anies-Sandi pada pilkada DKi putaran kedua nanti :

7. Kasus Pak Djarot
Tidak hanya pendukung Ahok yang diintimidasi oleh pendukung Anies-sandi, Pak Djarot, seorang muslim yang juga calon wakil gubernur malah diteriaki “kafir”, diusir, dilempari botol minuman dan bahkan pengawalnya juga mengalami pemukulan saat beliau menghadiri acara haul di mesjid sebagai undangan VIP beberapa waktu yang lalu.
Berikut adalah video dimana Pak Djarot mengalami “pelecehan” oleh pendukung Anies-Sandi :

Tapi saya salut dengan Pak Djarot yang tetap tersenyum meskipun beliau dicaci maki oleh pendukung Anies-Sandi karena beliau mencontohkan ajaran Islam sesungguhnya tetap berlaku santun meskipun dicaci mai bukan seperti tetangga yang bermulut manis dan penuh sandiwara, “munafik” !!!
Kasus ini juga sudah saya angkat dalam tulisan saya di :
Akhirnya saya mengerti kenapa Anies Baswedan “diam” melihat pendukungnya melakukan “intimidasi” terhapa pendukung Ahok, karena Anies sendiri pernah mengatakan bahwa perilaku pendukung mewakili sifat yang didukung seperti yang dimuat dalam media nasional ini.
Rakyat DKI Pintar
Alhamdulillah, mudah-mudahan makin banyak yang sadar melihat kelakuan Anies-Sandi yang “halal” melihat pendukung mereka melakukan “intimidasi” terhadap pendukung Ahok.
Mudah-mudahan akan banyak yang berani bersuara sepert bapak dan ibu ini, meskipun mereka menggunakan kaos Anies-Sandi tapi mereka memilih Ahok karena menurut mereka Ahok-Djarot itu dekat dengan rakyat, dan sudah bekerja nyata untuk rakyat bukan seperti pasangan Anies-Sandi yang HANYA masih sebatas janji untuk bekerja.
Berikut videonya :


Masih ragu milih Ahok-Djarot yang sudah TERBUKTI BERSIH dan SUDAH BEKERJA NYATA untuk rakyat DKI selama ini ???
http://hasanbk.lazuardi-high.sch.id/2016/10/ahok-membela-rakyat-merawat-spirit.html