purchase books written by me.

purchase books written by me.
harga buku Rp. 21.000,- atau US$ 7.00

Friday, May 9, 2014

TRITUNGGAL MENURUT BIBLE N ALQURAN.

pekik
Salam ….
ketika saya sedang jalan-jalan di internet saya menemukan sebuah artikel yang menarik, yang mengulas tentang trinitas yang menjadi bahan renungan Anda selama ini, semoga apa yang saya copy dari situs http://www.the-good-way.com ini dapat sedikit memberi kecerahan dan pemahaman tentang renuangan akan Trinitas yang sedang Anda cari dan mungkin perlu Anda juga sadari didalam Al Qur’an sendiri jelas tersebut lakum dhinukum wa li’adin maaaaaaf klo kurang pas yang artinya ….. Anda sudah pasti lebih tau dari saya.
Bagi saya pedoman itu sangat kental akan fahan toleransi beragama. Meski begitu sy mencoba memberi sedikit penjelasan meski itu sy ambil dari hasil jalan-jalan saya diinternet.
ALLAH ITU ESA DI DALAM TRITUNGGAL YANG KUDUS
PENDAHULUAN
Fakta-fakta yang sulit disampaikan kepada seorang anak dengan satu metode yang sederhana dan mudah di pahami. Sejalan dengan dewasanya anak ini dan nalarnya menjadi sempurna, maka dia tidak lagi merasa puas dengan informasi yang diringkas dan disederhanakan. Dia akan berupaya keras mencari ketepatan dan seluk beluk dalam permasalahan-permasalahan, karena akal budinya telah siap dan bersedia untuk menyerapnya.
Demikian juga halnya dengan manusia. Ketika manusia itu masih kanak-kanak, Tuhan memberinya satu gambaran yang sederhana dan umum tentang diri-Nya dalam batas-batas yang dapat dicerna mereka. Itulah sebabnya rasul Paulus berkata: “Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Al-Masih. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat memberinya”. (I Korintus 3:1-2).
Apabila masanya telah genap dan mentalitas orang percaya telah bertumbuh, maka Tuhan mulai menyatakan bahwa Dia adalah satu dalam keTritunggalan-Nya yang unik.
Ia membukakan kepada kita rahasia akbar ini yang tersembunyi bagi manusia ketika berada pada tingkat nalar dan rohani yang masih lemah. Saat Tuhan mengaruniakan karunia Roh Kudus kepada kita, Ia menyatakan hidupNya sendiri dan status ilahiNya kepada kita seperti yang dikatakan rasul Paulus,”Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah” (I Korintus 2:10).
Paham ini masih tetap merupakan satu rahasia yang tidak dikenal bagi orang duniawi. Mereka menolaknya karena kurangnya pengertian mereka atas kenyataan-kenyataan dari iman yang benar dan rahasia Allah yang masih tersembunyi itu.
Dengan anugerah Tuhan, saya menuliskan buku ini untuk menyederhanakan dan menjernihkan apa yang mustahil untuk dipahami dan sukar untuk dimengerti. Buku ini ditulis agar setiap orang yang membacanya dapat percaya pada rahasia ilahi ini dan paham betul bahwa keyakinan ini tidak bertentangan dengan akal budi, tetapi memuaskannya, dan dapat memahami termasuk buku-buku yang menyerang keyakinan ini, karena kekurangan pengertian, secara jelas menyaksikan pengakuan iman ini.
Sebagaimana saya mempersembahkan buku ini sebagai satu penjelasan dari kepercayaan kami yang paling kudus, saya mengarahkan hati saya kepada Tuhan untuk menjadikannya menjadi sumber berkat bagi banyak orang, dan saya berdoa kiranya buku ini dapat membukakan gerbang keyakinan yang benar kepada mereka. Sehingga mereka dapat menikmati kasih Allah, Bapa, dan berkat dari Allah Bapa, Al-Masih dengan persekutuan Roh Kudus bagi-Nya kemuliaan yang kekal. Amin.
Archpriest Zachariah Buturs Misr-Al-Djadida
Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat.
I Petrus 3:15
Pasal I
KEMAHAESAAN ALLAH DALAM
KETRITUNGGALAN YANG KUDUS
Table of Contents
Kesatuan Allah dalam KeKristenan
Ketritunggalan yang Kudus dalam Kekristenan
Perlunya Ketritunggalan dalam Kesatuan
KESATUAN ALLAH DALAM KEKERISTENAN
Kami orang-orang Kristen percaya pada satu Allah yang tidak mempunyai teman. Dia tidak terbatas, memenuhi surga dan bumi. Dia Pencipta segala yang ada, Kekal dan Abadi. KerajaanNya tidak berkesudahan.
Pengakuan iman ini sangat jelas dalam Injil yang kudus. Dasar pengakuan Kristen adalah seperti berikut:
1. Al-Masih sendiri mengajarkan keyakinan ini ketika seorang Yahudi datang kepadaNya menanyakan tentang hukum yang terbesar. Al-Masih menjawab dia, “Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu” (Markus 12:29-30). Inilah perintah yang pertama. Satu gema dan pembenaran dari Ulangan 6:4-9. Seandainya perintah ini dituliskan dalam bahasa Al Qur’an, maka akan berbunyi “Allah, Allah kita, adalah satu-satunya (unik) Allah, Allah yang kekal.”
2. Rasul Paulus menegaskan perkataan ini,”Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain! Artinya, kalau ada satu Allah” (Roma 3:29,30).
3. Dan rasul Paulus mengungkapkan keyakinan yang sama dengan berkata, “Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik!” (Yakobus 2:19).
4. Pengakuan iman Kristen diambil dari ayat-ayat ini bersama ayat-ayat lainnya dalam Alkitab. Gereja telah mengakui keyakinan ini dari generasi pada generasi berikutnya dengan mengatakan, “Sesungguhnya kami percaya pada satu Allah, Pencipta langit dan bumi, dan yang kelihatan dan yang tidak kelihatan.” Jadi saudara-saudara yang kekasih, camkanlah bahwa kami umat Kristen percaya pada satu Allah dan bukan pada tiga dewa. Kami akan lebih menjelaskan tentang arti Bapa, Anak dan Roh Kudus dalam pembahasan mengenai Ketritunggalan yang kudus dari Kekristenan.
KETRITUNGGALAN YANG KUDUS DALAM KEKRISTENAN
Paham Ketritunggalan yang kudus sama sekali tidak berarti adanya tiga allah sebagaimana yang dibayangkan secara salah oleh beberapa orang. Arti dari paham ini ialah bahwa Allah itu satu adanya…..
Berada dalam diriNya sendiri, Ia menyatakan diriNya sebagai Bapa
Berbicara dalam FirmanNya. Ia menyatakan diriNya sebagai Anak, yakni Firman.
Hidup dalam RohNya, Ia menyatakan diriNya sebagai Roh Kudus.
Adalah tidak boleh kita menarik pengertian dari nama-nama ini bahwa ada satu hubungan jasmaniah sebagaimana lazimnya pada sifat manusiawi, karena hal tersebut memiliki satu pengertian rohani.
Nama-nama ini tidak ditetapkan atau ditemukan manusia, melainkan adalah kata-kata dari ilham ilahi dalam Kitab Kudus, sebagaimana yang anda dapat lihat pada ayat-ayat berikut ini:
1. Al-Masih berkata kepada murid-muridNya, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Matius 28:19). Monoteisme jelas sekali dalam kata-kataNya, “baptislah mereka dalam nama”. Dia tidak berkata baptislah mereka dalam nama-nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Namun Ketritunggalan dipaparkan dengan jelas dalam kata-kataNya, “Bapa dan Anak dan Roh Kudus.”
2. Rasul Yohanes dengan jelas sekali menegaskan pengertian ini, “Dan ada tiga yang memberikan kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu” (I Yohanes 5:7).
Jika anda membandingkan kedua ayat ini maka akan anda temukan nama-nama Tritunggal Kudus; Bapa, Anak dan Roh Kudus. Inilah Tritunggal Kudus dalam satu-satunya Allah yang kepadaNya kita percaya.
PERLUNYA KETRITUNGGALAN DALAM KESATUAN
Secara ringkas, perlunya Ketritunggalan dalam Kesatuan sudah jelas dari ayat-ayat dan pembahasan di atas. Satu Allah, Pencipta segala yang hidup dengan sendirinya memiliki satu keberadaan diri secara pribadi. Satu Allah, yang menciptakan manusia dengan kemampuan berbicara, harus Ia sendirilah menyatakan FirmanNya. Satu Allah, yang menciptakan kehidupan dalam setiap makhluk hidup, Ia sendirilah yang hidup dalam roh. Sebab itu, adalah pasti bahwa satu Tritunggal kudus harus berada dalam satu-satunya Allah seperti yang telah kami jelaskan. Inilah kepercayaan kita yang sesungguhnya: Allah adalah satu dalam Tritunggal dan bukan tiga dewa.
Pasal II
KESAKSIAN AL QUR’AN ATAS
KESATUAN DARI KETRITUNGGALAN KUDUS
Table of Contents
Kesaksian Al Qur’an tentang kepercayaan Kristen kepada satu Allah saja.
Kesaksian Al Qur’an tentang Ketritunggalan Kudus Kristen.
Kesaksian Al Qur’an bahwa Al-Masih adalah Firman Allah.
Kesaksian Al Qur’an tentang Roh Kudus.
KESAKSIAN Al QUR’AN TENTANG KEPERCAYAAN KRISTEN KEPADA SATU ALLAH SAJA.
Al Qur’an menyaksikan bahwa umat Kristen percaya pada satu Allah (Monoteistik) dan bukan kafir. Berikut adalah beberapa contoh dari kesaksian ini.
1. Surat Al “Ankabut 46 – “Janganlah kamu berdebat (berbantah) dengan ahli kitab (Yahudi, Nasrani dan seumpamanya), melainkan dengan (jalan) yang terbaik,….. dan katakanlah: Kami percaya kepada (Kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu, sedangkan Tuhan kami dan Tuhan kamu hanya satu, dan kami patuh kepadaNya”. Demikianlah Al Qur’an menyaksikan bahwa kami umat Kristen, “ahli kitab”, menyembah satu Allah.
2. Surat Ali Imran 113-114, ” Mereka itu tiada sama. Di antara ahli kitab, ada segolongan yang lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah waktu malam sedang mereka sujud. Mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian dan menyuruh ma”ruf dan melarang dari yang mungkar, lagi bersegera mengerjakan kebaikan dan mereka itu termasuk orang-orang yang salih”. Ayat ini secara jelas menegaskan bahwa umat Kristen, “ahli kitab”, percaya pada satu Allah: mereka membaca ayat-ayat Allah yang ada di tangan mereka pada masa Muhammad, dan mereka menyembah Allah yang satu dalam ibadah dan doa-doa mereka.
3. Surat Al Maidah 82 – “Demi, sesungguhnya engkau peroleh manusia yang sangat memusuhi orang-orang beriman, ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Demi sesungguhnya engkau peroleh orang-orang yang lebih dekat kasih sayangnya kepada orang-orang beriman, ialah orang-orang yang berkata: Sesungguhnya kami orang Nasrani. Demikian itu karena di antara mereka ada alim ulama dan pendeta-pendeta sedang mereka itu tiada sombong.” Disini jelas bahwa umat Nasrani tidak menyembah banyak tuhan (politeistik), karena umat yang menyembah banyak allah dan umat Yahudi adalah musuh keras kaum Muslim, sedangkan umat Nasrani adalah sahabat dekat mereka.
4. Surat Al Imran 55, “(Ingatlah) ketika Allah berkata: Ya, Isa, sesungguhnya Aku mewafatkan engkau dan meninggikan (derajat) engkau kepada-Ku dan menyucikan engkau dari orang-orang kafir dan menjadikan orang-orang yang mengikut engkau di atas dari mereka yang kafir, sampai hari kiamat.” Jelaslah bagi anda bahwa pengikut-pengikut Al-Masih, atau umat Kristen, bukanlah orang kafir. Sebaliknya, Allah membedakan umat Kristen dari orang kafir dan mengangkat mereka di atas orang kafir.
Kesaksian Al Qur’an tentang umat Kristen telah membuktikan dengan pasti bahwa mereka menyembah satu Allah dan mereka bukan penyembah banyak tuhan.
KESAKSIAN AL QUR’AN TENTANG KETRITUNGGALAN KUDUS KRISTEN
Sahabatku yang budiman, barangkali saja anda heran, bahwa Al- Qur’an menyebutkan Tritunggal dari satu Allah persis sama seperti yang diyakini umat Kristen. Kita telah lihat bersama bahwa Tritunggal Kekristenan itu adalah sifat Allah, FirmanNya dan RohNya. Ini adalah Ketritunggalan yang sama seperti disebutkan Al Qur’an, “Sesungguhnya Al- Masih, “Isa anak Maryam, hanya rasul Allah dan kalimat-Nya, disampaikan-Nya kalimat itu kepada Maryam beserta roh dari pada-Nya” (Surat An-Nisa” 171). Dalam ayat ini jelas bahwa Allah mempunyai: satu pribadi – “rasul Allah”, satu firman – “kalimat-Nya”, satu roh – “beserta roh dari pada-Nya”
Kesaksian Al Qur’an tentang pengakuan iman menyangkut Ketritunggalan tidak lebih dan tidak kurang sama seperti apa yang kami umat Kristen beritakan. Tidak menyiarkan politeisme, tetapi menyatakan bahwa tidak ada Allah kecuali Dia.
KESAKSIAN QUR’AN AL-MASIH ADALAH FIRMAN ALLAH
Al Qur’an menyaksikan dengan jelas sekali bahwa Al-Masih adalah Firman Allah. Berikut ini adalah beberapa ayat Al Qur’an sebagai contoh:
1. Surat An-Nisa” 171, “Sesungguhnya Almasih, “Isa anak Maryam, hanya rasul Allah dan kalimat-Nya.”
2. Surat Al Imran, Keluarga Imran: 39 “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan melahirkan seorang puteramu Yahya, yang membenarkan kalimat dari Allah…”
3. Surat Al Imran 45, “Ingatlah ketika malaikat berkata: Ya, Maryam, sesungguhnya Allah memberi kabar gembira kepada engkau dengan kalimat dari padaNya (yakni seorang anak), namanya Almasih “Isa anak Maryam.” Terjemahan bahasa Inggeris menggunakan kata ganti “whose” menunjukkan kata ganti orang lelaki dalam bahasa aslinya Arab. Terjemahan bahasa Indonesia lebih mengena dengan menggunakan “yakni seorang anak” (whose) untuk “kalimat” (a word). Hal ini menunjukkan satu kenyataan bahwa “kalimat” yang digunakan di sini, bukan berarti kalimat dalam bahasa sehari-hari tetapi menyatakan seorang pribadi. Anda juga akan menemukan hal ini diterangkan dalam perkataan dari salah seorang sarjana Muslim (Al Shaikh Muhyi Al Din al “Arabi), yang berkata:” Kalimat adalah Allah dalam hakekatnya…dan Ia adalah tidak lain dari satu pribadi ilahi” ( dalam buku “Fusus al Hukm”, bagian II,hal.35). Dia juga berkata bahwa “kalimat” adalah pribadi ilahi (hal.13).
Bukankah hal ini sama benar dengan apa yang dikatakan mengenai Al-Masih dalam Injil Yohanes? “Pada mulanya adalah Firman (kalimat); Firman (kalimat) itu bersama-sama dengan Allah dan Firman (kalimat) itu adalah allah…Firman (kalimat) itu telah menjadi manusia” (Yohanes 1:1,14). Terjemahan bahasa Arab dari ayat ini dalam kecocokannya dengan tulisan asli dalam bahasa Yunani) menggunakan istilah yang sama, “kalimat” dengan kata ganti orang ketiga yang menunjuk padanya. Kalimat menunjuk pada satu pribadi. Hal ini jelas dari perincian-perincian Yohanes: “Firman (kalimat) itu adalah Allah” dan Firman (kalimat) itu telah menjadi manusia.”
KESAKSIAN AL QUR’AN TENTANG ROH KUDUS
Ada banyak ayat Al Qur’an yang menyebutkan bahwa Roh Kudus adalah Roh Allah dan hal itu menyokong keterlibatan Al-Masih dalamnya. Hal tersebut nampak jelas seperti berikut ini: Surat Al Maidah 110, “Hai “Isa anak Maryam, ingatlah akan nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu, ketika Aku menguatkan engkau dengan roh suci…., Engkau bercakap-cakap dengan manusia dalam buaian (masih bayi) dan ketika dewasa.”
Sarjana theologia Al Shaikh Muhammad al Hariri al Bayyuni berkata, “Roh Kudus, adalah Roh Allah” (“Kitab al Ruh wa Mahiyyatuha,” hal.53).
Saudaraku, dari apa yang telah dipaparkan itu, baik dari kesaksian Al-Qur’an maupun teolog-teolog Islam tentang pengakuan iman Ketritunggalan yang kepadanya kami umat Kristen percaya, sesungguhnya telah menjadi jelas.
Pasal III
NAMA-NAMA TRITUNGGAL KUDUS
Table of Contents
B a p a
A n a k
R o h K u d u s
NAMA-NAMA TRITUNGGAL KUDUS
Kita telah belajar dari pembahasan yang sebelumnya bahwa Kekristenan percaya pada satu Allah, yang ada di dalam Tritunggal; pribadi Allah, Kalimat-Nya dan Roh Kudus. Tritunggal ini mempunyai nama lain: Bapa (pribadi Allah), Anak (Kalimat Allah), dan Roh Kudus (Ruh Allah).
Beberapa orang yang tidak mengerti membuat sanggahan atas pemberian nama ini karena mereka beranggapan bahwa itu berarti memperanak dan hubungan seksual. Allah melarang Kekristenan dari pengertian demikian! Oleh karena itu kita perlu meluruskan maksud penamaan ini.
BAPA
Bagi umat Kristen arti dari kata Bapa, tidaklah mengandung arti ayah secara jasmaniah. Pertama, hal ini mengandung arti pelukisan. Allah adalah sumber dan Pencipta semua makhluk. Karenanya Dia disebut Bapa dari semua ciptaan, khususnya ciptaan yang berakal budi. Seperti yang dikatakan oleh nabi Musa, “Bukanlah Ia Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadikan dan menegakkan engkau? (Ulangan 32:6) atau seperti kata nabi Yesaya, “..Ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami!” (Yesaya 64:8). Dalam Perjanjian Baru Paulus menyatakan “bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu dan untuk Dia kita hidup” (I Korintus 8:6). Kata bapa dalam konteks ini dinyatakan dalam banyak cara sama dengan dalam Bahasa Arab “Bapa penuh rahmat” (Abu al Khair Abu al Barakat) dan “Allah Bapa” (Abu al Fadl), dll. Kesemuanya ini tidak dapat dipahami dari sudut hubungan jasmaniah atau hubungan orang tua tetapi dari sudut metapor (lambang).
Kedua, ada terkandung pengertian hukum. Dalam kasus mengangkat anak, kata bapa tidak berarti bahwa seorang bapa tersebut memperanakkan anak angkat tersebut, tetapi ia menerimanya sebagai anak dan memberikan kepadanya semua hak-hak menurut hukum. Dia memandang dirinya bertanggung jawab dan berkewajiban kepadanya seperti seorang bapa sesungguhnya. Rasul Paulus membicarakan hal ini, “Tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu Anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru; “ya Abba; ya Bapa”!” (Roma 8:15) dan dalam Galatia 4:5, ia menggunakan istlah “supaya kita diterima menjadi anak.” Dengan demikian kebapaan Allah dalam mengangkat kita sebagai anakNya didasarkan atas hak-hak ilahi yang legal.
Ketiga, ada pengertian pokok. Ini merupakan arti yang hanya dapat ditujukan pada Tritunggal Allah. Biarlah Dia ditinggikan! Sebagaimana sebuah kalimat keluar dari mulut, anak keluar dari Bapa sebelum dunia ini dijadikan. Al-Masih yang adalah Anak telah menjadi manusia melalui Maria yang diberkati karena Dia yang dari mulanya adalah roh dari Allah yang Roh adanya. Hal ini dinyatakan dalam Injil Yohanes, “Dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yohanes 1:14). Al-Masih melihat Allah sebagai BapaNya, dalam keunikan ini, satu arti penting yang tidak dapat diterapkan pada siapa saja. “Tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya” (Matius 11:27).
Akhirnya, ada terdapat pengertian rohani. Sesudah Allah mencurahkan RohNya dalam hati semua orang percaya melalui AnakNya, mereka dilahirkan kembali, suatu kelahiran rohani. Mereka diyakinkan dan bertobat oleh pribadi yang sangat bersahabat, yakni Roh ilahi. Orang-orang percaya ini “Orang-orang yang diperanakkan bukan dengan darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.” (Yohanes 1:13). Al-Masih yang telah mengajarkan kita untuk berseru, “Bapa kami yang di sorga. Dikuduskanlah namaMu.” (Matius 6:9). Bukanlah hak setiap orang untuk menyebut dirinya anak Allah dan menyapa Allah sebagai Bapanya, kecuali ia telah mendapatkan pengangkatan anak yang legal. Pengurapan Roh Kudus menyatakan kepada kita nama Allah Bapa. Kami tidak percaya pada kebapaan Allah dari pengertian jasmani, tetapi dalam kemurnian kekudusan, kami percaya pada kelahiran Al-Masih dan turunnya Roh Kudus dan pemenuhan-Nya pada orang-orang percaya.
ANAK
Apabila kita mengatakan bahwa Al-Masih adalah Anak Allah, tidak berarti bahwa Al-Masih datang dengan cara lewat hubungan perkawinan. Anak tidak dimaksudkan sebagai satu hubungan jasmani atau kelahiran melalui hubungan suami isteri. Kami hanya dapat mengatakan Al-Masih adalah Anak Allah untuk menunjukkan bahwa Dia sesungguhnya datang dari Allah. Dia tidak dihubungkan dengan bapa jasmani karena Dia dihubungkan kepada Allah. Istilah anak sebagai mana digunakan pada bahasa yang lazim, dalam Al Qur’an, dan dalam pembicaraan yang bersifat nubuat tidak menunjukkan keturunan jasmani.
Anak dalam Bahasa yang lazim.
Dalam banyak ungkapan bahasa, istilah anak tidak digunakan untuk menunjukkan keturunan jasmani. Sebagai contoh, kita sering mengatakan para siswa sebagai anak-anak pengetahuan; warga negara sebagai putera bangsa; seorang Mesir sebagai anak Nil dan seorang Arab sebagai anak gurun.
Anak sebagaimana digunakan dalam Al-Qur’an.
Istilah anak kadang-kadang digunakan dalam Al-Qur’an tidak dengan pengertian keturunan jasmani.
Surat Al Baqarah 215 – “Apa-apa yang kamu nafkahkan dari harta, maka untuk dua orang ibu bapa, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang berjalan.” Para penafsir berkata bahwa orang-orang berjalan (Ibn Al Sabil) menunjukkan pengembara. Al Iman Al Nasafi dan Shaikh Hasanayn Makhluf berkata, “Dia disebuat seorang pengembara (Ibn al Sabil) untuk yang tetap mengembara di jalan.” (Al Nasafi, Commentary (Tafsir) bagian!. Hal.86dan Shaikh Hasanayn Makhluf, “Sufuwwat al Bayan li Ma ani al Kuran” bagian 1.Hal.80).
Anak dalam Tradisi Muslim.
Dalam satu tradisi Muslim yang berasal dari Allah (Hadis Kusdsi), dinyatakan, “Orang kaya adalah agen-agenku dan orang miskin adalah anggota keluargaku (putera-puteraku).” Apakah dengan begitu kita artikan bahwa Allah beristeri dan memperanakkan anak-anak yang adalah orang miskin?! Tentu saja tidak!
Oleh karena itu, istilah putera Allah tidak berarti hasil hubungan dalam pengertian manusia, tetapi ungkapan ini dimaksudkan untuk sifat atau hubungan Al-Masih dengan Allah, dan sama sekali bukanlah ketidak-setiaan atau mempersekutukan dengan Allah. Karena keanakan berasal dalam kebapaan Allah. Allah adalah Bapa dan Al-Masih adalah Anak, hanya dalam satu cara yang khusus, dengan arti yang unik yang tidak dapat diterapkan pada yang lain.
ROH KUDUS
Seperti yang baru saja dibahas, Roh Kudus adalah Roh Allah dan disebut dalam Al Qur’an dalam banyak tempat.
Surat Yusuf 87 – “Sesungguhnya tiadalah yang berputus-asa daripada rahmat Allah, melainkan kaum kafir.” Terjemahan dalam bahasa Inggeris nampaknya lebih tepat. “Do not despair of Allah”s spirit; none but unbelievers despair of Allah”s spirit”, yang dapat diterjemahkan sebagai “Janganlah mendukakan roh Allah, melainkan kaum kafir yang mendukakan roh Allah”.
Surat Al Bakara,87 dan 253 – “Kami berikan kepada Isa anak Maryam beberapa keterangan, ..dan kami kuatkan dia dengan ruh suci..”
Al Imam al Nasafi berkata “dengan Roh Kudus artinya, roh yang dikuduskan …..atau nama Allah yang akbar” (Al Nasafi, Tafsir bagian I, hal.56).
Surat Al Maidah 110 – “Hai “Isa anak Maryam, ingatlah akan nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu, ketika Aku menguatkan engkau dengan ruh suci.”
Al Sayyid “Abdul Karim al Djabali ber- kata tentang Roh Kudus bahwa Roh Kudus itu tidak diciptakan, dan apa yang tidak diciptakan adalah kekal dan yang kekal hanyalah Allah sendiri (Madjallat Kulliyyat al Adab (Magazine of the Colledge of Arts) 1934.
Al Shaikh Muhammad al Harira al Bayyumi berkata, “Roh Kudus adalah Roh Allah dan Roh Allah tidak diciptakan (“Al Ruhwa Mahiyyatuha” – The Spirit and Its Nature – hal.53).
Inilah Tritunggal kudus dalam Allah yang mahaesa yang kepadanya kami percaya, dan di sinilah rahasianya dengan menamakannya sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Bapa adalah nama dari kebapaan Allah yang hakiki.
Anak adalah nama dari Kalimat (Firman) Allah yang sudah menjelma menjadi manusia.
Roh Kudus adalah Roh Allah sendiri.
Pasal IV
TRINITAS PALSU
Table of Contents
Trinitas dari Sekte Maryamiyya
Sikap orang Kristen terhadapTrinitas palsu
Sikap Islam
Paham Trinitas Sekte Maryamiyya
Sebelum Islam dimulai pada abad ke 5 Masehi, satu paham yang sesat telah muncul. (Satu paham yang sesat adalah satu ketidak-benaran dan ajaran yang aneh dari seorang kafir atau sesat). Penganut paham ini berasal dari orang kafir yang memeluk agama Kristen. Sebagai orang kafir mereka biasanya memuja planet Venus dan menyebutnya “ratu surga”. Setelah memeluk agama Kristen mereka berusaha mempersekutukan apa yang disembah mereka dahulu dengan paham Kristen. Mereka menganggap Mariam sebagai “ratu surga” sebagai ganti Venus. Demikianlah mereka menamakan diri penganut-penganut paham Maryam. Mereka kemudian percaya bahwa ada tiga allah: Allah, Maryam dan Al-Masih.
Sikap Umat Kristen Terhadap Trinitas Palsu
Gereja Kristen langsung berjuang menentang aliran sesat (bidat) ini sesaat ajaran itu muncul, menentang ajarannya, dan mencabut mereka dari persekutuan iman dan mengucilkan semua pengikut-pengikutnya. Di akhir abad ke 7 Masehi, paham ini telah dihapuskan dan penganut-penganutnya lenyap seluruhnya. Gereja menegaskan lagi keyakinannya yang paling kudus bahwa Maryam hanyalah seorang manusia dan bukan dewi. Gereja terus menerus menegaskan bahwa Allah itu satu adanya, satu dalam hakekat, yang berfirman (kalimat), dan hidup dalam Roh. Firman (kalimat) Allah tinggal dalam tubuh Al-Masih. “Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: “Dia yang menyatakan diriNya dalam rupa manusia” (I Timotius 3:16).
Sikap Dari Islam
Tatkala Islam muncul pada abad ke VII mereka juga mendapatkan beberapa pengikut paham Mariamis sebelum paham ini lenyap seluruhnya. Islam menentang keras paham mereka dan trinitasnya (yang bukan Trinitas Kristen). Hal ini jelas dari ayat-ayat berikut ini:
Surat Al Maida 116 – “Ingatlah ketika Allah berfirman; “Ya “Isa anak Maryam, adakah engkau katakan kepada manusia; Ambillah aku dan ibuku menjadi Tuhan, selain dari pada Allah.?”” Sudah jelas bahwa penolakan disini dimaksudkan menentang pengikut sekte Mariam yang mengatakan bahwa Maria adalah satu dewi, yang juga disangkal oleh Kekristenan.
Surat Al An”am 101 – “Yang menciptakan langit dan bumi. Bagaimanakah akan ada bagi-Nya anak, sedang Dia tidak mempunyai isteri?” Demikian juga, ayat ini ditujukan pada penganut paham Mariam yang mengajarkan bahwa Maria adalah satu dewi, bahwa ia menjadi isteri Allah, dan melalui dia Allah memperanakkan seorang anak.
Surat Al Ikhlas 1-4, “Allah yang dituju untuk (meminta hajat). Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan (berbapa). Dan tidak ada satupun yang menyerupaiNya. Ini merupakan jawaban terhadap paham Mariam yang yang berintikan “Adanya tiga allah” – Bapa, ibu dan anak, dan anak disini merupakan hasil hubungan jasmani.”
Surat Al Maidah 73 – “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: Sesungguhnya Allah, (Tuhan) yang ketiga dari tiga. Padahal tak adalah Tuhan, kecuali Tuhan yang Esa.” Hal ini menegaskan apa yang sudah dikemukakan dan bantahan terhadap inti ajaran Mariam – tentang adanya tiga allah!
Anda dapat melihat dengan jelas melalui bahasan ini bahwa sebenarnya Islam tidak menyerang keyakinan Kristen bahwa Allah adalah Esa. Dia mempunyai satu sifat, menyampaikan Firman (Kalimat), hidup dalam Roh, seperti yang dikemukakan Al Qur’an, “Sesungguhnya Al-Masih, “Isa anak Maryam, hanya rasul Allah dan kalimat-Nya, ..beserta roh dari pada-Nya” (Surat An-Nisa” 171). Tetapi Islam menyerang trinitas yang lain, yakni trinitas paham Mariamis. Mereka menyerang yang memandang Maria yang diberkati itu sebagai dewi yang melahirkan Al-Masih dengan cara hubungan jasmaniah setelah Allah menikahinya.
Kekristenan sangat membenci dan sungguh-sungguh menentang pemikiran ini dan mengucilkan pengikut-pengikutnya. Karena dasar keyakinan Kekristenan, yakni percaya pada satu Allah dalam satu Ketritunggalan; Bapa, Firman (Kalimat) dan Roh Kudus.
Pasal V
CAHAYA KARUNIA
Table of Contents
Bukti Roh
Pengelompokan dalam Kegelapan
Karunia Ilham
Kasih yang Berkelimpahan
Cahaya Iman
Bukti Yang Agung
BUKTI ROH
Pembaca yang budiman, sejauh ini pembahasan telah disampaikan dengan bukti-bukti yang logis dan masuk akal dalam melihat kebenaran Ketritunggalan dan monotheisme dalam iman Kristen. Dengan kata lain, hikmat manusia telah digunakan sebagai dasar pembahasan. Namun, rasul Paulus memperlihatkan kepada kita bahwa iman tidak hanya oleh hikmat manusia, tetapi adalah bukti dan kuasa roh. Dia berkata, “Baik perkataanku maupun perbuatanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan tetapi dengan keyakinan akan kekuatan roh, supaya iman kamu jangan tergantung pada hikmat manusia, tetapi kepada kekuatan Allah” (I Korintus 2:4,5). Oleh sebab itu maafkanlah saya, sahabat yang budiman, karena istirahat sejenak dalam menggunakan hikmat manusia dan perkenankanlah saya menyampaikan kepada anda tentang bukti dari roh dan kuasa. Bukti dari roh terletak dalam hati dan bukan dalam akal budi. “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10:10). Iman hati adalah akibat dari kasih karunia yang menerangi hati manusia dan memberikan kepadanya rahasia iman, kasih Allah, dan karya-Nya yang akbar bagi dia. Hal inilah yang menjadikan Dia mengambil rupa manusia dan berjalan menuju Kalvari, memikul salib yang hina itu untuk menebus orang-orang berdosa seperti saya ini. Saudara yang budiman, tahukah anda bahwa Tuhan telah siap untuk menyinari hati anda agar menyatakan kepada anda kemuliaan-Nya, karena Dia sungguh mencintai anda tanpa memandang dosa-dosa anda, kejahatan anda, dan penghujatan anda kepadaNya. Ia telah siap untuk mengampuni, memaafkan dan melupakan dosa-dosa anda. Datang saja kepadaNya dalam pertobatan dan penyerahan diri. Serahkanlah hati dan hidup anda kepadaNya. Anda dapat yakin sepenuhnya bahwa Dia tidak akan menolak anda. Dia berkata dalam janji-Nya yang benar, “Barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang” (Yohanes 6:37). Datanglah kepadaNya dan buanglah semua dosa anda di hadapan-Nya, dan Dia akan menyucikan anda dari semua dosa anda. “Dan darah Al-Masih, anakNya itu menyucikan kita dari segala dosa” (I Yohanes 1:7). Berdoalah padaNya, “Oh Tuhan, angkatlah kegelapan dari hatiku; terangilah langkahku; tunjukkanlah kepadaku jalanMu; lindungilah aku dari yang jahat, agar tidak menggangguku.”
Saudara yang budiman, selanjutnya saya akan memaparkan beberapa kenyataan rohani yang saya harap akan digunakan Allah untuk menyelamatkan jiwa anda dan akan menjadi satu berkat untuk hidup anda. Amin.
PENGELOMPOKAN DALAM KEGELAPAN
Tidak dapat disangsikan bahwa percaya pada akal budi saja untuk mengerti kenyataan-kenyataan iman adalah mustahil. Ilham ilahi berkata, “Dapatkah engkau memahami hakekat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa? Tingginya seperti langit – apa yang dapat kau lakukan? Dalamnya melebihi dunia orang mati – apa yang kau dapat ketahui? (Ayub 11:7-8).
Bagaimana mungkin satu pikiran yang terbatas ini mengerti Allah yang tidak terbatas? Orang berbudi berkata, “Engkau menyelidiki Tuhan yang mengatur segala yang ada tetapi engkau tidak akan pernah memahami rahasia hikmat-Nya, karena engkau tidak akan pernah mengetahui dalamnya hati manusia, dan pikiran-pikirannya, karena itu bagaimana engkau menyelidiki Allah yang mencipta segala yang ada dan bagaimana engkau mengetahui rencananya dan mengerti pikiran-pikiranNya?” Kata-kata rasul Paulus menegaskan, “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan?” Atau siapakah yang pernah menjadi penasihatNya? (Roma 11:34-35). Seandainya ada beberapa orang yang tidak menyadari hal ini, maka mereka akan tersesat dari iman dan hilang dalam kegelapan pekat. Berikut ini beberapa contoh dari bidang filsafat, Kekristenan dan Islam.
Filsafat
Filsafat berdasarkan pikiran dan membicarakan hal-hal yang abstrak, sebab itu kita temui pertentangan-pertentangan dan perbedaan-perbedaan di antara usaha para filsuf (ahli pikir) itu sejak berabad-abad lamanya. Di antara filsuf-filsuf itu ada orang beriman ada yang tidak beriman. Pemikir bangsa Inggeris Carlyle (1795- 1881) merupakan satu contoh dari pengelompokan manusia dalam kegelapan pikiran manusia. Mulanya Carlyle adalah seorang beriman. Kemudian ia membaca filsafat Hume dan lain-lain yang bersifat skeptis. Dia diyakinkan oleh pandangan-pandangan mereka dan imannyapun lenyap. Sementara ia masih berkemauan untuk menyelidiki dan meneliti dengan cermat, dia membaca Shiller, Goethe dan Fichte dan dicegah oleh pandangan mereka, ia berubah sikap dan kembali pada iman. Setelah kembali pada iman, Carlyle menjadi yakin akan kenyataan kekal ini, yang telah dibuktikannya melalui pendalaman dan penyelidikan yang panjang: “Pikiran bukan lagi sumber pengetahuan yang benar, dan hati telah menjadi sumber itu.” (Yusuf Karam, History of Modern Philosophy, hal.322).
Kekristenan
Banyak penganut aliran sesat, yakni orang-orang yang telah meninggalkan iman Kristen, ingin memusatkan kenyataan-kenyataan iman pada ukuran akal budi. Mereka membuang diri mereka pada satu keadaan yang sungguh berbahaya. Mereka adalah Arius, Makedonius dan Nestorius. Arius tidak menerima kemungkinan penampakan Allah dalam satu tubuh manusia. Ia menyangkal akan keilahian Al-Masih. Kemudian bapak-bapak gereja dan seluruh pimpinan gereja dari seluruh dunia mengadakan satu sidang dan membicarakan masalah ini berdasarkan ajaran-ajaran Kitab Suci. Mereka menghukum dan membuang Arius. Mereka menolak ajarannya karena bertentangan dengan iman.
Islam
Banyak sekte-sekte muncul dalam Islam dengan kepercayaan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, Al Khawaridji, Al Shia dan Al Nusayriyya menganggap Ali ibnu Talib menjadi allah.
Al Djabriyyah, Al Mutazila dan Al Kadariyya menyangkal kwalitas Allah. Al Asha”ira al Mutridiyya, Al Zaidiyya, al Imamiyya dan al Isma”iliyya, berkata bahwa dunia ini mempunyai dua direktur. Direktur pertama adalah Allah dan yang kedua adalah jiwa, dan mereka mengijinkan masalah-masalah di luar hukum.
Al Baha”iyya memandang pemimpin mereka adalah Baha”Allah, suatu allah. Kaum Druz menganggap “Al Hakim bin “Amir Allah al Fatimi” sebagai allah.
Bukankah ke semuanya ini menyatakan bahwa akal budi sangat membutuhkan cahaya rahmat dan cahaya iman?
KARUNIA ILHAM
Tidak seorangpun yang sanggup mengenal Allah dengan kekuatan, akal budi atau hikmatnya sendiri. Masalah ini sangat membutuhkan pernyataan ilahi agar dalam kegelapan pikirannya, manusia dapat mengetahui rahasia yang tersembunyi dari terbatasnya pikiran manusia. Beberapa filsuf memahami pentingnya rahmat ini dan menyebutnya teori pencerahan. Seorang filsuf pernah berkata: “Adalah mungkin mengenal Allah dengan mensyukuri terang dari Allah. Allah adalah guru yang tersembunyi. Dia adalah terang yang sesungguhnya yang menerangi setiap manusia di dalam dunia ini.” (Yusuf Karam, History of European Philosopy in the Middle Ages, hal.32).
Alkitab membicarakan dua masalah ini: ketidakmampuan manusia dan kebutuhan akan ilham. Alkitab menggambarkan ketidakmampuan akal budi memahami hal-hal ilahi dalam kitab Ayub. “Tingginya seperti langit – apa yang dapat kau lakukan? Dalamnya melebihi dunia orang mati – apa yang dapat kau ketahui? Lebih panjang dari pada bumi ukurannya, dan lebih luas dari pada samudera” (Ayub 11:8-9). Ayub juga berkata, “Selidikilah Tuhan, penguasa segala yang ada, maka engkau tidak akan mengerti rahasia hikmatNya…. Bagaimana engkau menyelidiki Allah dan dan mengetahui pikiranNya dan memahami rancanganNya. “Rasul Paulus berkata: “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya! Sebab siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihatNya!” (Roma 11:33-34). Sesungguhnya sudah jelas bahwa manusia tidak mampu mengenal hal-hal mengenai Allah.
Kita sangat membutuhkan rahmat ilham itu atau “terang Allah” untuk mengungkapkan kepada kita rahasia hikmatNya, seperti yang dikatakan dalam Alkitab, “Dan memberitakan kepadamu rahasia hikmat” (Ayub 11:6).
Saudaraku yang budiman, Allah siap untuk menyatakan diriNya kepada anda. Anda dapat melihat hal ini dalam doa Al-Masih, “Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil” (Matius 11:25). Barangkali anda dapat menangkap dari doa ini bahwa cahaya rahmat dinyatakan pada orang sederhana yang digambarkan sebagai “orang kecil”. Mereka yang rindu memahami rahasia-rahasia tersebut dengan akal budi dan hikmat tidak akan mencapai pengertian. Allah Bapa telah menyatakan rahasia iman ini kepada rasul Petrus. Petrus berkata, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup,” dan Al-Masih menjawabnya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan hal itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga” (Matius 16:16-17).
Saudaraku, Al-Masih sendiri bersedia menyatakan sifatNya kepada anda dan menyatakan rahasia iman. Dia berkata, “Dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu” (Lukas 10:22). Anak menyatakan rahasiaNya dengan murah hati kepada rasul Paulus. Paulus berkata, “Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh pernyataan Al-Masih” (Galatia 1:12).
Roh Kudus dalam rahmatNya yang penuh sekarang ini sedang giat dalam dunia menyatakan jalan iman kepada setiap orang, agar ia dapat menikmati persekutuan rahmat dan mengenal Tuhan dengan baik. Hal inilah yang dijelaskan rasul Paulus dengan berkata, “Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan. Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. Tetapi seperti ada tertulis: “Ada yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia; semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” Karena kepada kita Allah telah menyatakan oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara mereka yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain. Sebab: “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasehati Dia?” Tetapi kami memiliki pikiran Al-Masih” (I Korintus 2:6-16).
Ayat-ayat ini menjelaskan kepada anda satu pokok yang sangat penting dan mendasar; adalah perlu mengubah manusia duniawi menjadi manusia rohani supaya dia dapat menerima dan mengetahui seluk beluk Allah. Mohonlah kepada Tuhan untuk menginsafkan anda dan menyatakan diriNya kepada anda, dan pasti Dia akan menjawabnya karena Dia rindu agar semua manusia diselamatkan dan sampai pada pengenalan akan kebenaran.
KASIH YANG BERKELIMPAHAN
Seorang filsuf yang terkenal berkata: “Manusia tidak mampu dengan kekuatan alamiahnya untuk mencapai sifat Allah, tetapi Allah, Dialah yang menarik manusia datang kepadaNya dan membangkitkan membangkitkannya pada satu kecemerlangan yang tidak dapat dipahami oleh akal budi” (Yusuf Karam, History of European Philosophy in the Middle Age, p.54). Kenyataannya tidak seorangpun dapat datang kepada Allah kecuali ditarik olehNya.
Seperti yang dikatakan Al-Masih, terpujilah namaNya, berkata, “Tidak seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa.” Ketika puteri Salomo mengetahui rahasia ini ia berseru, “Tariklah aku dibelakangmu, marilah kita pergi cepat-cepat” (Kidung Agung 1:4). Tuhan menarik kita pada diriNya dengan kasih dan sayangNya. Ketika jiwa manusia teringat akan kepenuhan kasih Allah untuknya, maka ia akan diliputi sukacita oleh kasihNya; rasul Yohanes berkata, “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (I Yohanes 4:19).
Belumkah anda sadar akan kasih Allah yang telah dikerjakan bagi anda? Rasul Paulus berkata, “Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Al-Masih telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8). Kasih telah menyebabkan Dia mengambil satu tubuh manusia dan berjalan di jalan menuju Kalvari, sambil memikul salib, untuk membayar semua hutang saya dan anda. Hukuman dosa yang selayaknya menjadi bagian kita adalah maut. Dengan satu rahasia rohani yang mulia, Al-Masih memasuki kubur yang menakutkan itu dan memadamkan api yang menyala-nyala, dan membukakan pintu harapan kepada kita dan jalan kemuliaan. Ketika Dia mengalahkan kuasa maut dan rantai dosa melalui kebangkitanNya, Dia pergi membawa kasih yang agung untuk menyiapkan satu tempat bagi kita dalam kerajaanNya yang akan diberikannya dengan senang hati kepada kita (Lukas 12:32). Kekasih itu akan segera datang menjemput kita, “Supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Yohanes 14:2-3).
O, kasih ilahi! Sungguh satu hak istimewa yang besar telah diberikan kepada kami dan martabat mulia telah di berikan, dan dengan kasih yang luhur engkau telah menarik kami. Saudaraku, anda tidak akan mengenal Allah kecuali melalui kasih. Ibadah bukanlah sekedar ajaran-ajaran, keyakinan, teori atau tugas-tugas agama, tetapi itu adalah kasih yang sungguh pada tingkat yang tertinggi. Allah bukanlah satu “gambar” yang dibuat atau dikhayalkan oleh pikiran-pikiran manusia. Dia tidak dapat disimpulkan oleh orang soleh dan analisa akal budi dengan teori-teori para ahli pikir (filsuf) dan ahli-ahli teologia dalam batas-batas pandangan dan pengertian mereka. Tetapi seperti yang dikatakan oleh rasul, “Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia” (I Yohanes 4:16). Sudahkah hati anda diikat dengan kasih Allah? Sahabatku yang budiman, janganlah disusahkan oleh teori-teori dan perdebatan-perdebatan, tetapi cukup melakukan apa yang dikatakan orang kudus Agustinus, “Mengasihilah dan lakukanlah apa yang anda kehendaki, karena Allah itu kasih adanya”.
CAHAYA IMAN
Apabila kasih karunia menerangi hati manusia, dia akan diterangi oleh cahaya iman. Tidaklah mungkin bagi manusia mencapai iman yang benar tanpa terang kasih karunia, seperti yang ditegaskan Alkitab dalam Yesaya 60:1-3, “Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaannya menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit atasmu.”
Rasul Paulus berkata, “Sebab Allah yang berfirman: “Dari dalam gelap akan terbit terang!” Ia juga yang membuat terangNya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Al-Masih” (II Korintus 4:6).
Demikianlah kasih karunia bersinar dan Saul diterangi dengan cahaya iman, dan kemudian dia menjadi rasul Paulus, pemikir Kekristenan.
Kasih karunia juga bersinar dalam hidup Shaik Mikha”il Mansur. Selanjutnya merupakan ringkasan tentang apa yang ditulis oleh adiknya, Shaikh Kamil Mansur tentang dia. Mikha”il, anak Mansur, dilahirkan di kota Suhadj pada bulan Maret 1871. Ia menerima pendidikan agama dari pemimpin-pemimpin agama. Sesudah pendidikan ini dia menghabiskan setiap malam menyelidiki rahasia-rahasia ilahi.
Pada tahun 1893 ia mendapatkan satu ide untuk membahas agama Kristen, dan memohon ijin dari guru besarnya untuk bersoal jawab atau berdebat dengan umat Kristen; tetapi dia tidak diijinkan, karena takut nantinya mahasiswa ini akan menjadi besar kepala dan sombong. Pada akhirnya ia memulaikan juga perdebatan dan soal jawab dengan orang-orang yang mengerti agama, dan perdebatan seringkali begitu panjang dan hampa. Satu hari ada seorang berkata kepadanya, “Setiap orang seharusnya memohon bimbingan Allahnya, dan saya sarankan anda untuk memohon kepada Allah untuk membimbing anda pada kebenaran,” tetapi dia menghina kata-kata ini dengan mengatakan kepadanya, “Apakah saya ragu dengan iman saya? Mustahil!” Namun setelah meninggalkannya, ia merenungkan apa yang disarankan orang itu untuk dilakukan, “saya sarankan anda memohon kepada Allah untuk kebenaran.” Kasih karunia Roh Kudus mulai bekerja dalam hatinya. Tingkat keraguan imannya berkembang pada tingkat sehingga ia nampak sebagai seorang yang diganggu karena gangguan jiwa. Ia nampak pucat dan mulai menyerahkan dirinya membaca Kitab Suci, mencari kebenaran ilahi….Sesudah satu jangka waktu, tanda-tanda kesenangan dan sukacita nampak diwajahnya karena cahaya Penebus telah mengalahkannya dan matahari kebenaran telah menerangi jiwanya.
Al-Masih dengan dalam kemuliaan nampak kepadanya dalam kasihNya yang luar biasa, prinsip-prinsip yang agung, dan keindahan ajaran-ajaranNya. Dia belajar bahwa hanya Al-Masih jalan, kebenaran dan hidup, dan manusia adalah berdosa, bodoh, dan diperhamba, dan hanya dapat diselamatkan oleh Al-Masih. Ingatan saya telah melupakan banyak hal. Namun, saya tidak dapat dan tidak akan melupakan kesukaan yang luar biasa yang memenuhi hatinya, kebahagiaan yang luhur yang terpancar dari wajahnya, dan air mata yang membasahi pakaiannya karena kesukaan yang luar biasa itu, sewaktu pertama kali saya bertanya kepadanya tentang Injil. Benar sekali untuk mengatakan bahwa pada awalnya, saya sendiri merasa malu dengannya, terkadang saya mohon orang lain mendoakannya, agar dia dapat berubah dan berbalik lagi. Sering saya mencari orang-orang pintar dan terpandang dalam pendidikan untuk dibawa kepadanya agar mereka dapat menyadarkan dia kembali. Pernah juga saya menemui beberapa dukun untuk melayani dia. Tetapi yang saya temui bahwa dia tetap teguh bagaikan gunung tinggi dalam Al-Masih, dan menemukan bahwa setiap aniaya dapat ditanggung dalam kasihNya. Saya terus dengan sungguh mempertimbangkan apa rahasianya. Saya tahu dengan pasti bahwa dia tidak mempunyai maksud duniawi. Kesetiaannya kepada Kekristenan telah jelas bagi saya; dan demikian juga, saya menemui diri saya di dorong untuk meminta Kitab Injil darinya, demikianlah ia memberikannya dengan suka-cita. Kami bersyukur kepada Allah karena telah memakai dia membimbing banyak orang berdosa, dan yang pertama di antara mereka adalah saya sendiri, bagi kemuliaan Penebus itu.”
BUKTI YANG AGUNG
Apabila manusia ditarik oleh kuasa kasih karunia pada lipatan iman, maka dia tidak lagi membutuhkan satu bukti atau satu bukti logis untuk menguatkan kebenaran-kebenaran iman, karena kesaksian itu sudah ada dalam hatinya, karena ia menyadari bahwa Allah hidup dalam dia, dan Dia telah mengubah hidupnya. Ia tidak lagi mencari Allah di luar dirinya. Agustinus, seorang ahli pikir (filsuf) yang terkenal setelah menerima iman berkata, “Ya, aku telah menemukan dan memahamimu. O, betapa beruntungnya aku dan diberkatinya aku! Tadinya aku mencari engkau dari hal-hal yang ada di luar! Tetapi semuanya hampa, karena aku menemui engkau dalam jiwaku, dalam hatiku sendiri! Dan kini aku sedang memeluk Engkau dan melihat Engkau.” (Agustinus, Confessions).
Orang percaya (beriman) adalah dia yang telah melihat Tuhan dan dilingkupi Tuhan dalam hidupnya yang dibuatNya sungguh bertobat. Dia mengubahnya dari manusia yang penuh hawa nafsu, menjadi seorang yang rohani, kudus dan menarik. Orang percaya melihat Tuhan dalam hatinya yang sudah dibersihkan dari kotoran dosa, “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” (Matius 5:8). Sesudah pekerjaan kasih karunia, iman bukan lagi sekedar iman akal budi yang mempercayai hal-hal yang tidak kelihatan, yang kekurangan kenyataan dan bukti, tetapi adalah satu iman dari pengalaman, yang mengubah srigala menjadi seekor anak domba; inilah bukti nyata yang paling akbar dari kebenaran iman itu.
Pengalaman orang Saleh Musa al Aswad.
Orang saleh Musa al Aswad adalah pembunuh sadis dan pemimpin dari satu kelompok bandit yang kafir. Kasih karunia mulai menerangi hatinya. Kemudian ia menemui seorang bijaksana, orang beriman yang sudah tua dan berkata kepadanya, “Saya dengar bahwa bapak adalah penyembah Allah yang benar; itulah sebabnya saya lari dan menemui bapak, agar Allah yang telah menyelamatkan bapak dapat menyelamatkan saya juga. Ceritakan dan jelaskanlah kepada saya tentang Allah itu.” Orang kudus itu bertanya, “Apakah Allahmu?” Jawabnya, “Saya tidak mengenal satu Allah pun kecuali matahari, sebab apabila aku memandangnya, saya temui bahwa ia menerangi dunia dengan sinarnya; termasuk bulan dan bintang-bintang, yang memiliki rahasia-rahasia aneh; juga lautan dan keperkasaannya…Tetapi kesemuanya itu tidak memuaskan jiwaku, dan saya tahu bahwa ada Allah yang lain yang lebih besar dari semuanya ini yang belum saya kenal. Saya berkata, “Ya, Tuhan! Yang hidup dalam surga, yang mengatur semua ciptaan, bimbinglah hamba kepadaMu sekarang juga, dan biarlah hamba mengetahui apa yang dapat memuaskanMu.” Itulah sebabnya saya menemui bapak, agar bapak dapat menjelaskan kepada saya dan mendoakan saya kepada Allah agar Dia jangan menurunkan murkaNya kepada saya karena perbuatan-perbuatan jahatku.”(Archives of the Coptic Museum, hal.496).
Orang saleh yang tua itu mulai memberitakan firman Allah kepadanya, dan mengatakan kepadanya tentang penghukuman, keselamatan dan kasih Allah pada orang-orang berdosa. Pekerjaan kasih karunia disempurnakan dalam hatinya, dan Tuhan menyinari hatinya, dan air mata pertobatan mengalir, dan wajahnya memancarkan cahaya iman. Musa al Aswad, seorang biadab, menjadi seorang saleh, salah satu di antara tokoh-tokoh iman yang besar.
Siapakah yang mengubah srigala ini menjadi seekor anak domba? Sungguh satu pekerjaan kasih karunia yang luar biasa. Siapakah yang membuat dia memahami iman? Allah menembusi hidupnya dan lewat jamahan tanganNya yang Maha Kuasa itu telah mengubah dia secara menyeluruh.
Pengalaman Jibran
Jibran dibesarkan dalam satu keluarga yang fanatik dalam agama dan ayahnya bertanggung jawab mengajarkannya asal mula agama. Sesaat sesudah ayahnya meninggal, pemuda ini membuang semua pantangan dari latar belakang ini dan terjun dalam kejahatan. Untuk mengatasi ini, keluarganya menempatkan dia pada satu asrama sekolah. Di sekolah itu ada seorang siswa bernama Mikhael, yang sungguh menderita dalam perlakuan Jibran. Ketika hari perayaan sekolah itu tiba, Jibran, karena ingin menyusahkan Mikhael, merencanakan untuk membuat dia mengangkat semua kursi yang dibutuhkan. Untuk itu ia membuat seolah-olah pimpinan sekolah yang memberikan perintah itu. Kemudian ia menemui Mikhael, dan ia melihat dia sedang melompati tembok sekolah dan masuk ke dalam hutan dekat sekolah itu. Menurut sangkanya, Mikhael ingin menghindari tugasnya. Karena itu ia membuntutinya, dan melihatnya memasuki satu tempat di mana ranting-ranting dibuat menjadi satu pondok kecil.
Dengan diam-diam Jibran bersembunyi dibalik pohon agar menemuikan rahasia dibalik pondok ini. Tiba-tiba ia melihat Mikhael menyalakan lilin kecil. Kemudian ia berlutut, dan Jibran mendengar dia berbicara dengan suara rendah. Lalu ia melihat dia mengeluarkan sebuah buku kecil dari kantongnya dan membacanya. Selesai membaca, Jibran melihat dia mengangkat wajahnya ke depan, dan dia melihat air mata mengalir dari matanya dan suaranya kedengaran seperti menangis. Sesudah itu ia mematikan lilin dan kembali ke sekolah. Jibran mengikutinya dari jauh.
Ketika Mikhael memasuki sekolah, Jibran membuntutinya dan mendekap kedua pundaknya dan bertanya kepadanya, “Dari mana kau?” Jawabnya adalah, “Tadi saya menyembah Tuhan saya.” Katanya lagi kepadanya, “Engkau pembohong. Aku melihatmu dan membuntutimu saat kau melompati pagar dan memasuki sebuah pondok kecil dan mulai bernyanyi dan membaca kitab kecil, dan engkau menangis. Ini tanda-tanda kesedihan.” Mikhael menjawab dengan cepat, “Saya tidak sedih, dan saya tidak bernyanyi, tetapi saya sedang bernyanyi untuk Tuhan. Apa yang saya baca adalah Injil. Sesudah itu saya berdoa kepada Tuhan saya untuk mengampuni dosa-dosa saya dan menolong dalam kehidupan saya.” Jibran berkata, “Dapatkah saya melihat Injil itu?” Dia memberikan Injil itu kepadanya, tetapi Jibran sudah belajar dari ayahnya bahwa orang yang menyentuh Injil dari umat Nasrani, maka tangannya akan lumpuh atau akan menjadi gila. Tetapi pemandangan yang baru saja disaksikan Jibran telah mendorong dia untuk mempelajari rahasia penyembahan ini yang mendorong manusia memasuki hutan dan menyembah. Dia menjepit Injil dengan jari-jarinya, sambil berpikir seandainya ia menjadi lumpuh, dia akan membuangnya dan menghindar dari bahaya. Tetapi dia tidak merasakan sesuatu dari apa yang telah diajarkan itu, dan ia mengambil Injil itu dan mohon izin Mikhael untuk membacanya. Jibran membaca Injil itu semalaman tetapi ia tidak dapat mengerti apa-apa.
Saat matahari terbit ia mendapatkan Mikhael dan membangunkannya dan bertanya tentang yang tidak ia pahami. Mikhael mulai menjelaskan, tetapi tetap saja Jibran tak dapat mengerti. Lalu Mikhael menutup kitab itu dan berkata kepadanya, “Secara singkat saya ingin katakan kepadamu tentang isi kitab Injil.” Kebenaran pertama – Manusia adalah berdosa. Anda dan saya juga orang berdosa. Kebenaran kedua – Hukuman bagi dosa-dosa kita adalah penderitaan kekal di neraka. Kebenaran ketiga – Karena kasih-Nya, Allah mengutus untuk menebus kita dari dosa, dan Dia telah disalibkan ganti kita. Kebenaran keempat – Jika anda percaya ini dan bertobat dari dosa-dosamu maka Tuhan akan menerima anda dan menyelamatkan anda dari api neraka yang kekal.
Kata-kata ini sederhana tetapi diurapi dengan kasih karunia dan disampaikan dari pengalaman. Di sinilah tangan Allah bekerja dalam hati Jibran, dan terjadilah mujizat. Wajah pemuda itu bersinar, dan dia berkata, “Saya percaya,” dan keduanya berdoa. Peristiwa dan pengalaman silih berganti dalam hidup dari Jibran yang sesakitan itu dan telah mengubah dia menjadi orang yang berhati lembut, hamba yang diberkati di ladang Tuhan. Ia telah menjadi berkat bagi banyak jiwa yang percaya dan orang lain.
Inilah pekerjaan ajaib dari kasih karunia dan bukti yang akbar dari kebenaran iman kita yang kudus. Kerinduan saya, agar Allah bekerja dalam hidup anda, sahabatku yang budiman, agar anda dapat menjadi seorang anak Tuhan Allah, dan menjadi seorang saksi setia bagi Tuhan yang telah mengasihi dan menebus kita dengan darahNya.
KESIMPULAN
Table of Contents
Saudara yang budiman, barangkali anda telah menangkap arti dari Tritunggal kami umat Kristen. Barangkali juga anda sudah menjadi yakin bahwa kami tidak menyembah tiga allah. Kiranya dijauhkan itu dari kami! Kami hanya percaya kepada satu Allah, berada dalam diriNya, menyampaikan firmanNya (kalimatNya), dan hidup dalam RohNya. FirmanNya (kalimatNya) berdiam dalam Maryam yang diberkati dan telah mengambil darinya satu tubuh manusia, yakni Isa Al-Masih (Yesus Kristus), yang telah hidup di bumi kita ini, dan telah mengerjakan dengan sempurna keselamatan kita.
Dalam buku kami yang kedua tentang “Al-Masih Anak Allah”, kami akan membahas secara rinci tentang iman kami kepada Al-Masih yang hidup, dan rahasia inkarnasi (penjelmaan) ilahi. Buku yang kedua itu mirip seperti buku ini.
Saudara yang budiman, saya berdoa kepada Tuhan agar menjadikan terangNya bersinar dalam hati anda, untuk menyatakan kepada anda rahasia ajaib ini, karena hal-hal tentang Allah hanyalah bisa diselidiki oleh Roh Allah. Maukah anda untuk memohon kepadaNya, pertama-tama untuk menyadarkan anda, dan melayakkan anda menerima pekerjaan kasih karunia dalam hidup anda, agar anda boleh menjadi anak Allah, dan menjadi anggota dari sifat-sifat keallahan ini. Kemudian dengan Roh anda akan dapat memahami apa yang tidak dapat di pahami akal budi. Kiranya Allah melindungi dan menyertai anda!
  1. Acing
    Ass Wr Wb
    Sebelum dunia ini ada
    Sebelum dunia ini ada, belum ada apa-apa. Entah wujudnya seperti apa. Mungkin gelap gulita.
    Tiba-tiba, ada pribadi hidup. Entah dari mana asalnya. Dia berkehendak akan menajadikan alam semasta. Dan, Dia berfirman : Kun Fayakun ! jadilah alam semesta. Pribadi itu adalah Allah.
    Dari kisah ini :
    1. Ada Allah ! Tidak nampak. Namun berfikir dan berkehendak. Inilah Allah Bapa !
    2. Kemudian dia berfirman : Kun Fayakun ! Inilah Allah anak !
    3. Allah itu hidup ! Ada Roh Kudus !
    caba fikir :
    1. Jika Allah tidak berkehendak, dia tidak berferman. Dunia tidak dicipta !
    2. Jika Allah tidak berfirman. Allah diam, dunia tidak dicipta !
    3. Jika Allah tidak ber-Hidup=Tidak ber Roh. Dia tidak akan berfirman. Dunia tidak tercipta.
    1. Allah berkehendak, berfikir, belum nampak = Allah Bapa
    2. Firman Allah, Anak Allah, Allah nampak = Allah Putera = Yesus
    3. Allah Hidup, Aktif, Berkuasa = Roh Kudus !
    Allah hanya satu. Dan Trinitas benar adanya !
    Sumber :
    Kej 1:1…
    Yoh 1:!…
    Ws Wr Wb
  2. Bagaimana jika Allah tidak berkehendak (tidak ada Bapa) ? Maka tidak akan pernah ada ciptaan !
    Bagaimana jika Allah berkehendak, namun tidak ada Firman ? Tidak mungkin. Sebab kesaksian Kitab Suci menunjukkan bahwa Allah selalu berfirman ketika berkehendak.
    bagaimana jika tidak ada Roh Kudus ? Tidak mungkin juga. Sebab tanpa Roh, Allah tidak hudup ?
    Jadi yang disebut Allah itu ketiganya ! Allah Bapa, Allah Anak=Firman dan Roh kudus !
    ——————————————————-
    @ Acing
    Salam
    Dialah Yang Maha Pemula dan Maha Akhir, tidak membutuhkan atas perjalanan waktu(zaman) dan tempat.
    Dia adalah eksistensi yang Tertinggi, dan Maha Tunggal. Berkehendak, Hidup dan Ilmu adalah sifat zat-Nya, yang tidak terpisah dari-Nya. Dan firman-Nya adalah perbuatan-Nya dan ciptaan-Nya. Bukanlah zat-Nya. Dikarenakan jika disebut zat-Nya, ada dua eksisitensi yang tertinggi yang kekal dan abadi. Dan telah dikatakan bahwa hanya Ia sebagai wujud yang Tertinggi dan Maha Tunggal.
    Dialah yang menciptakan semua keberadaan (alam dan makhluk) . Dia tidak membutuhkan ciptaan-Nya. Dan tujuan penciptaan tersebut tidaklah bermanfaat bagi zat-Nya. Namun akan bermanfaat bagi makhluk-Nya sebagai perjalanan untuk mencapai kesempurnaan dan bertemu dengan-Nya.
    Dialah Maha Berkehendak. Dan kehendak-Nya tidak akan terjadi pada sesuatu yang mustahil keberadaannya. Contoh: tidaklah Ia menciptakan sesuatu yang serupa dengan-Nya. Dikarenakan Ia tidak membutuhkan sesuatu apapun atau bekerjasama. Jadi potensi keberadaan sesuatu yang sama seperti-Nya adalah sesuatu yang tak akan pernah terjadi (mustahil). Sama seperti Ia berkehendak memasukkan seekor gajah kedalam telur ayam, tanpa merubah keduanya. Dikarenakan potensi telur yang kecil tidak dapat dimasuki oleh gajah tadi. Jadi kehendak-Nya tidaklah terjadi pada sesuatu yang mustahil. Tapi terjadi pada sesuatu yang mungkin dan dapat dicerna melalui akal sehat.
    Dialah Maha Tunggal dan Maha Sempurna, tidak ada selain-Nya yang menyerupai-Nya dari ketinggian nama-Nya dan kesempurnaan-Nya. (Cahaya Islam)
  3. Salam.
    He he, senang mampir di sini, kebetulan lagi main Google. Eh, nemu diskusi (?) ini. Nampaknya diskusi ini cukup sopan dan bersahabat.
    Begini, dari kecil saya bergaul dengan temen-2 muslim. Lebih dari 20 tahun. Saya tahu, keberatan utama sobat-2 adalah karena Tuhan kami, anda sangka ada tiga. Yesus diperTuhankan. Jelas melanggar apa yang disebut Tauhid.
    Tetapi, ketahuilah, bahwa anda salah kaprah dalam memahami Trinity. Coba renungi apa yang telah saya tulis di muka.
    Terus terang, saya tidak dong dengan tanggapan anda. Puisi bukan, ilmiah tidak !
    Kalau emang mau tahu Trinity (boro boro ya ?), nggak percaya boleh, alhamdulillah !, kunjungi ini saja lah :
    Apa mau berkunjug ke situ, atau malah sudah diblokir ? Cari aja lewat Google.
    Salam !
  4. Salam
    Dari puisi yang anda tulis :
    Dia adalah eksistensi yang Tertinggi, dan Maha Tunggal. Berkehendak, Hidup dan Ilmu adalah sifat zat-Nya, yang tidak terpisah dari-Nya. Dan firman-Nya adalah perbuatan-Nya dan ciptaan-Nya. Bukanlah zat-Nya. Dikarenakan jika disebut zat-Nya, ada dua eksisitensi yang tertinggi yang kekal dan abadi. Dan telah dikatakan bahwa hanya Ia sebagai wujud yang Tertinggi dan Maha Tunggal.
    Anda sudah dekat sekali dengan Trinity. Ada di depan mata anda, tinggal membuka hati !
    Itulah Trinity. Tuhan itu satu :
    Berkehendak, berfikir : Bapa
    Berfirman, nampak, tergambar, berkarya : Firman/Anak
    Hidup: Roh Kudus
    Hanya satu Allah ! Yesus itulah Rohullah wa Kalimatullah, wajiham Fidunya wal Akhirat ! Dialah Allah yang nampak !
    Salam
  5. Salam.
    Mungkin anda sulit menerima pendapat bahwa FIRMAN itu dapat berpindah tempat dari sumbernya.
    Coba renungkan : Tulisan-tulisan/firman anda yang nampak di layar komputer orang lain, termasuk komputer saya, dari mana asal-usulnya ?
    Pertama-tama, anda BERPIKIR. Ketika itu firman anda belum kelihatan, masih dalam kepala anda kali ya ?. Kemudian anda memerintahkan firman itu keluar. Dan lihatlah, firman anda lahir ke dunia, mengalir lewat tangan dan muncul di ujung jari-jari, dan masuk ke komputer lewat
    keyboard. Kini anda memiliki anak, ya firman yang lahir dari tubuh anda tadi ! Anak, tidak hanya berarti anak dalam arti anak, cucu, eyang itu !
    Firman anda, pada dasarnya adalah satu dengan anda. Firman anda tidak mungkin lahir tanpa kehendak anda, kecuali pas anda nglidur di atas dipan.
    Dan anehnya, Al-Quran katanya berisi Firman Allah. Andaikan Allah ada di tempat tinggi, di atas sana, kok firmannya nempel di halaman-2 Al-Quran ? Kalau begitu, Firman Allah itu bisa berpindah dari asalnya.
    Oleh sebab itu, Isa Al-Masih itu kami sebut FIRMAN ALLAH YANG HIDUP. Artinya Firman Allah yang berujud manusia. Al-Quran, anda yakini sebagai Firman Allah dalam bentuk buku !.
    Karena Isa itu Firman Allah, tidak aneh jika Dia :
    1. Satu dengan Allah Bapa.
    2. Menghidupkan orang mati.
    3. Menyembuhkan penyakit.
    4. Menciptakan burung.
    5. Tidak diciptakan.
    6. Berjalan di atas air.
    7. Dan seterunya…
    Yang semuanya tidak mungkin dilakukan manusia biasa. Izinpun bisa terjadi kalau yang dieberi izin sanggup melakukannya !
    Anda boleh tidak percaya !
    Salam.
    ————————————————————————–
    @ Acing
    Salam
    Senang anda bisa mengomentari kembali pendapat kami. Dengan senang hati kami pun kembali mengemukakan argumentasi lain yang cukup kuat disini, dengan menolak kelemahan dari argumentasi anda.
    Telah kami katakan bahwa Firman Tuhan itu adalah perbuatan-Nya dan ciptaan-Nya, jika itu sifatNya sangatlah mustahil, contoh: Nabi Musa as dapat menghadap dan berbicara dengan Tuhannya melalui sebuah pohon. Jika anda menganggp firman Tuhan sebagai sifat-Nya, maka mengapa tidak menganggap pohon yang dijadikan Tuhan sebagai perantara untuk berbincang dengan-Nya sebagai sifat Tuhan atau anak Tuhan?
    Camkan:
    Aneh sekali menganggap Isa Al-Masih sebagai firman-Nya yang hidup , berjalan, menghidupkan orang mati dn seterusnya …………setelah itu firmanNya dapat menemui ajalnya. Ketika firman itu merupakan kesatuan-Nya berarti bagian dari jiwa Tuhan akan mengalami kematian.
    Firman-Nya , anda tidak mengakuinya sebagai firman-Nya melainkan sifat-Nya berarti ia tidak mengalami kematian. Terbukti Al-Masih pun mengalami kematiannya setelah disalib. Jika mengalami kematian maka berarti tidak akan ada lagi firman-Nya.
    Firman-Nya adalah kalaupun anda mengakuiNya sebagai ciptaanNya, berarti ia adalah makhluk-Nya. Mengapa kemudian anda menyembah-Nya?
    Firman-Nya adalah sifat perbuatan-Nya melalui perantara; sesuatu yang terpisah dari-Nya seperti yang anda contohkan seperti tulisan-tulisan yang berada di dalam computer, tulisan-tulisan tersebut adalah ciptaan anda sendiri. Tentunya ciptaan anda bukanlah anda. Tulisan anda bukanlah anda tapi hasil dari buah pikiran anda. Juga kalau diibaratkan tulisan sebagai sifat Tuhan atau Tuhan anak berarti ia mengalami perubahan (penambahan dan pengurangan). Sangat tidak mungkin (mustahil) Tuhan mengalami perubahan sifat, misalnya terkadang Tuhan melihat dan terkadang tidak melihat, terkadang berilmu dan terkadang tidak. (Maha Suci Tuhan dari hal ini).
    Jadi yang benar adalah firman-Nya adalah bila itu perbuatan-Nya melalui sebuah perantara maka ciptaan-Nya dan makhluk-Nya, bukan sifat-Nya. Dikarenakan sifat tidaklah terpisah dari zat-Nya. Firman-Nya adalah perbuatan yang sesuatu terpisah dari-Nya dan diciptakan, bukan dianggap sebagai Tuhan atau bagian Tuhan yang disembah. (Cahaya Islam)
    Wassalam.
  6. Salam.
    Senang juga bertukar pendapat dengan santun seperti ini. Sebelum jauh bicara soal Yesus yg disembah dan lain-lain, saya ajak untuk merenung dulu.
    A. MASALAH CIPTAAN DAN PENCIPTA
    Mohon anda telaah kembali pendapat anda.
    Begini :
    1. Sesuatu yang belum dicipta, pastilah belum ada (namanya saja belum dicipta).
    2. Menurut anda, Firman Allah adalah ciptaan Allah.
    3. Lalu, dengan cara apa Allah menciptakan FirmanNya itu ? Bukankan ketika Allah mau akan
    menciptakan FirmanNya harus dengan FirmanNya Juga ?
    Atau begini :
    1. Firman Allah adalah (menurut anda !), ciptaan Allah.
    2. Kalau begitu, pada suatu saat, ada kegiatan cipta-mencipta yg dilakukan oleh Allah.
    3. Padahal, Allah mencipta dengan cara berFirman, jadilah jadi ! Kun Fayakun !
    4. Lalu dari mana Firman Allah mula pertama yang digunakan Allah untuk menciptakan FirmanNya itu ?
    B. HUBUNGAN LOGIS
    Firman yang berpisah secara geografis, tidak berarti berpisah secara hakikat. Artinya,
    firman anda, hakikatnya tidak lain adalah anda sendiri !. Cuba jawap :
    “Dapatkan anda menyampaikan fikiran/gagasan/kehendak anda tanpa berfirman/berkata-kata ?”
    “Mengapa ketika anda berbincang-bincang dengan kawan anda, anda harus berkata-kata lewat mulut anda ?”
    Nah cuba tolonglah jelaskan jawapan anda beserta alasan-alasanya ? Ini penting sebelum kita jauh bertukar pikiran dengan laman yang panjang-panjang.
    Salam.
    ——————————————————————
    @Acing
    Salam kembali
    1. Masalah penciptaan
    - Firman-Nya. Maaf, harus dengan ketelitian dan perenungan untuk memahaminya disini. Maka sebenarnya adalah bila dihubungkan dengan zat-Nya maka sifat tersebut adalah zat-Nya. Namun bila dikaitkan dengan perbuatan-Nya melalui perantara itu adalah ciptaan-Nya (sesuatu yang terpisah dari zat-Nya) bukanlah zat-Nya. Seperti Allah berbicara/berfirman melalui perantara sebuah pohon dengan nabi Musa as.
    - Dialah Maha Pencipta, ketika Ia mencipta dengan berfirman: Kun Fayakun, artinya sebuah kata untuk mendekatkan akal kita atas terwujudnya sebuah ciptaan. namun zat-Nya tidak butuh kepada sebuah perantara apapun dalam mencipta, walaupun itu dengan kata-kata. Atau Dia tidak butuh kepada siapapun dalam hal mencipta dan tidak butuh kepada makhluk (hasil
    ciptaan-Nya)
    - Musa as ketika berada di gunung Thur mendengar suara yang datang dari pohon yang berkata kepadanya, Ya Musa, sesungguhnya Aku adalah Allah, Tuhan Semesta Alam. Dengan mengandaikan bahwa Allah telah menghasilkan suara darinya dan suara itu didengar oleh Musa as. Adalah disini, Allah menggunakan perantara makhluk-Nya untuk berbicara yaitu pohon. Inilah sebuah perantara lain dari firman-Nya.
    -Jadi Dia berfirman tidak hanya melalui kata-kata. Tetapi juga mengungkapkan diri-Nya melalui sebuah perbuatan yang disebut juga ‘berbicara’ dengan perantara sebuah pohon.
    2. Hubungan Logis
    - Firman-Nya adalah sifat perbuatan-Nya, bila melalui sebuah perantara adalah sesuatu yang bisa terpisah dari zat-Nya (ciptaan-Nya). Al-Masih as jika anda sebut sebagai firman-Nya. Maka itu adalah ciptaan-Nya.
    -Anda pun mengungkapkan gagasan anda tidak hanya melalui kata-kata, tetapi melalui tulisan dan perbuatan anda!
    - Seseorang terkadang bisa memahami perihal anda tidak hanya melalui kata-kata anda. Tetapi juga bisa melalui tingkah laku, raut muka,…..dll. Seperti raut muka anda pucat menunjukkan anda sakit…..dsbnya. (Cahaya Islam)
    Wassalam
  7. As Wr Wb.
    Anda dekat sekali dengan Trinitas. Benar, firman dalam hal ini bukan hanya kata-2. Kata firman itu sinonim dengan kata : sabda, kalimat, word, kalam. Isa Al Masih, disebut juga LOGOS, yang kurang lebih artinya Gambar atau Firman Allah.
    Saya sudah membaca jawapan anda sebelumnya. Namun sepertinya tidak fokus. Anda selalu berbicara sifat, sedang saya fokus pada hubungan sebab akibat. Ada yang perlu anda renungi :
    1. Allah dibantu mahluknya ?
    Anda mengatakan, bahwa Firman Allah adalah ciptaan Allah. Kalau begitu, menurut anda, Firman Allah adalah mahluk. Ada masalah yang sangat serius, begini : Allah menciptakan segala sesuatu dengan berfirman. Karena Firman Allah itu (menurut anda) adalah mahluk. Berarti, Allah meminta bantuan mahluknya (iaitu FirmanNya !) dalam menciptakan segala sesuatu ?
    2. Firman/Anak sehakikat dengan Sumbernya/Bapanya !
    Saya mengatakan, bahwa firman itu bisa berpisah secara geografis, namun tetap satu hakikat dengan sumbernya. Buktinya ? Begini saudara :
    Kita belum pernah bertemu. Saya tidak tahu siapa anda, nama anda, tempat tinggal dan lain sebagainya tentang anda. Demikian juga sebaliknya, anda belum pernah bertemu saya. Anda hanya tahu nama samaran saya Acing.
    Namun lihatlah, anda mengutus anak anda, yaitu firman anda. Demikian juga saya, mengutus anak saya, yaitu firman saya ini. Anda mempercayakan gagasan/pikiran anda kepada firman anda, sebaliknya saya juga demikian. Gagasan/pikiran kita menyatu dalam firman kita masing-masing. Bukankah sangat menakjubkan ? Kita bertemu di Internet, namun kita masing masing diwakili oleh firman/anak kita !.
    Jangan terlampau jauh dahulu. Jangan coba memahami mengapa Isa-Almasih harus mati (Tuhan kok mati), Tuhan kok minta tolong Tuhan dan lain-lain dahulu, sedangkan memahami perihal Firman belum bisa. Kalau hanya 1+1+1=3 mah jelek-jelek begini saya tau.
    3. Dari mana manusia mengetahui bahwa Allah itu ada ?
    Ketika seorang Rasul menerima Firman Allah, tentunya Dia tidak melihat Allah. Namun Dia yakin bahwa yang didengarNya itu adalah Firman Allah. Oleh sebab itu, manusia jadi mengerti apa kehendak Allah !. Karena kehendak Allah itu bersatu padu dengan FirmanNya. Allah yang tidak nampak itu dalam Trinitas disebut Allah Bapa, sedang Allah yang nampak atau dapat didengar itu Firman Allah atau Anak Allah.
    SEKEDAR RENUNGAN
    Mungkin anda heran, mengapa saya mengajak anda untuk berpikir ulang mengenai firman dan sumbernya. Firman atau kalimat yang kita singgung sejauh ini artinya masih sempit. Arti yang lebih luas ialah bahwa firman itu adalah perwujudan dari pribadi yang tidak kelihatan itu.
    Agar anda tenang, saya sampaikan beberapa ayat Al-Quran yang menyatakan bahwa Isa-Almasih, nabi besar yang coba dikaburkan itu, adalah Firman Allah, bahkan secara tidak langsung Isa disamakan dengan Tuhan !. Maaf Ayat-2 saya potong, agar tulisan ini tidak lebih panjang lagi !
    Quran 3:39. “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat[193] (yang datang) dari Allah”
    Kata dalam kurung sebenarnya tidak ada. Nabi Yahya adalah saksi utama Kalimat Allah, Isa Al Masih.
    Quran 4:171…. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya[384] yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya[385]…
    Isa Al Masih, putra Maryam, adalah Kalimat Allah dan Roh Allah.
    Apa kata Yahya dala Injil ?
    Injil Yohanes/Yahya 1:1. Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
    Jelas-jelas Al-Quran menyebut Isa Al-Masih adalah Firman Allah. Sayang sekali, terjemahan Al-Quran ditambahi dengan kata-kata dalam kurung. Kata ‘(yang datang)’ dan ‘(Yang diciptakan dengan)’ itu sesungguhnya tidak ada dalam teks Arabnya. Percobaan mengaburkan arti, yang dalam hal ini Isa diciptakan dari KalimatNya, bertentangan dengan ayat ini :
    Quran 21: 30. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
    Isa Al-Masih tidak dicipta dari air tidak pula dari tanah, tapi dari KalimatNya ?
    Apakah Isa itu Tuhan ?
    Quran 31:34 “Sesungguhnya Allah, disisiNya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat…..”
    Quran 43:61 “Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberi pengetahuan tentang hari kiamat..”
    Yang mengetahui hari kiamat itu hanya Tuhan. Tiba-tiba ada pribadi yang benar-benar mengetahui hari Kiamat. Pribadi itu tidak lain pasti Tuhan !!!
    Terkemuka di Dunia dan Akhirat ?
    Quran 3:45. Malaikat berkata: “Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat[195] (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),
    Lagi-lagi, terjemahannya ditambah kata dalam kurung, artinya menjadi kabur. Jika dibaca tanpa kata dalam kurung, nampak dengan jelas, Isa adalah Kalimat Allah dan Terkemuka di Dunia dan Akhirat. Tidaklah patut ada mahluk yang terkemuka di Dunia dan Akhirat. Hanya Tuhan saja yang terkemuka di Dunia dan Akhirat.
    Demikian sekedar pendapat saya. Lumayan buat persiapan renungan di Bulan Ramadhan yang insya Allah penuh rohmat dan barokah !
    Amien yarobal alamin !!!
    Ws Wr Wb.
  8. As Wr Wb.
    Wah, nambah lagi nih.
    Pada comment terakhir anda, sangat menarik, yang ini :
    -Anda pun mengungkapkan gagasan anda tidak hanya melalui kata-kata, tetapi melalui tulisan dan perbuatan anda!
    - Seseorang terkadang bisa memahami perihal anda tidak hanya melalui kata-kata anda. Tetapi juga bisa melalui tingkah laku, raut muka,…..dll. Seperti raut muka anda pucat menunjukkan anda sakit…..dsbnya.
    Begini :
    Kesimpulannya : Perihal pribadi atau seseorang, tidak akan dikenal kalau pribadi itu tidak berfirman ( dalam arti luas).
    Ini dekat dengan Trinitas :
    Allah yang belum dikenal disebut Allah Bapa. Kemudian Ianya berfirman menjadi nampak dan dikenal. Itulah Allah Anak. Allah hanya satu !
    Oleh sebab itu Nabi Yahya/Yohanes :
    Yohanes 1:1 Pada mulanya ada Firman, Firman itu bersama sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah.
    Semoga diskusi ini bermanfaat. Jika anda tidak sependapat, artinya Islam anda semakin kuat. Jika anda sependapat, artinya anda menjadi tahu Trinitas dari sudut pandang kami.
    Demikian Bapak Abu Aqilah….salam hormat saya, Acing. Moga-moga blog anda ini makin rame.
    Ws Wr Wb.
=======================
INI DAFTAR BUKU BAGUS YANG SEBAENYE LO BELI N BACA. HA...7X
1. CHRIST, MUHAMMAD AND I by Mohammad Al Ghazoli 
  by Mark A. Gabriel
by Craig Winn 
4. LEFT BEHIND by Jerry B. Jenkins 
5. LEFT BEHIND by Tim F. LaHaye 
6. ISLAMIC INVASION by Robert A. Morey 
8. Antichrist: Islam's Awaited Messiah by Joel Richardson 
11. Islam: In Light of History By Rafat Amari
14. The Torn Veil by Gulshan Esther 
15. Why I Am Not a Muslim by Ibn Warraq 
16. Why I Am Not A Moslem by Dr. Peter S. Ruckman 
20. Islam And The Jews: The unfinished battle by Mark A. Gabriel 
22. Slavery, Terrorism and Islam by Peter Hammond 
24. Islam Exposed by Floyd McElveen 
27. The Destiny of Islam in the End Times by Faisal Malick 
28. 10 Amazing Muslims Touched by God by Faisal Malick 
32. The Hidden Life of The Prophet Muhammad by Dr. A. A. Ahmed 
34. Islam in the End Times by Ellis H. Skolfield
35. Muhammad is The Antichrist by Cole Steele 
36. Islam - The Dark Night Of Humanity by G. P. Geoghegan 
38. What the Koran Really Says by ibn warraq
    43. Iran: Desperate for God by The Voice of the Martyrs 


LO CUKUP BACA BEBERAPA AJE DARE REKOMENDASI BUKU DI ATAS. MAKA LO AKAN KAGET NGELIAT BETAPA JAHATNYE ESLAM. HA...7X

YAH JELAS JAHAT LAH KARNA ALLAH SWT ADALAH IBLIS N MAMAD ADALAH ANTIKRIS. HA...7X

SEBENERNYE SIH, ALLAH SWT PIKTIP ALIAS BERHALA DEWA BULAN ARAB N DI ISRAEL NAMANYE BAAL. HA...7X

N JIBRIL ADALAH IBLIS YANG MENYAMAR SBAGE MALAIKAT TERANG.

2 KORINTUS 11:14-15

14 Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang. 

15 Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka. 


FATHER - GOD

Yesus.
 1. Jesus Christ: The Real Story by United Church of God 
6. Jesus Humanity and the Trinity by Kathryn Tanner
9. Jesus Christ, Disciplemaker by Bill Hull 
11. Life of Christ by Fulton J. Sheen 
16. The Cross of Christ by John Stott 
17. Jesus for the Non-Religious by John Shelby Spong


Trinity.
3. Trinity by Joseph F. Girzone
8. The Trinity (Guides to Theology) by Roger E. Olson
9. The Biblical Doctrine of the Trinity by B.B. Warfield 


Holy Spirit.
1. Good Morning, Holy Spirit by Benny Hinn 
3. Baptism in the Holy Spirit by Derek Prince 
4. Experiencing The Holy Spirit by MURRAY ANDREW 
7. 7 Things The Holy Spirit Will Do In You by Pastor Chris Oyakhilome PhD 




others.
1. The Purpose Driven Life by Rick Warren 
3. The World On Fire by Rick Joyner 
5. The Final Quest by Rick Joyner 
7. Epic Battles of the Last Days by Rick Joyner 
8. The Prophetic Ministry by Rick Joyner 
9. The Harvest by Rick Joyner 
11. He Came To Set The Captives Free by Rebecca Brown 
12. Becoming A Vessel Of Honor by BROWN REBECCA 
13. Prepare For War by BROWN REBECCA 
14. The Gifts of the Body by Rebecca Brown 
15. Unbroken Curses by Rebecca Brown 
16. Church of Lies by Flora Jessop 
19. When God's Purpose Becomes Personal by Matthew Omaye Ajiake 
Buy new: $14.39 / Used from: $7.95
22. Blessing or Curse: You Can Choose by Derek Prince 
23. Secrets of a Prayer Warrior by Derek Prince 
24. Does Your Tongue Need Healing? by Derek Prince 
27. Entering The Presence Of God by Derek Prince 
33. Snakes in the Lobby by Scott MacLeod 
34. Why I Am A Christian by John Stott
36. Demons in the Church by Ellis H. Skolfield


41. The Bible Code by MichaelDrosnin 
42. Bible Code II: The Countdown by Michael Drosnin 
43. Bible Code III: Saving the World by Michael Drosnin 
45. Bible Code Bombshell by R. Edwin Sherman 





KALO MO NGELIAT YANG LEBIH BANYAK MAKA KLIK DI SINI :


---------------------------------


My blogs are now at the click of a variety of countries including Indonesia, the United States, Britain, Germany, France, Russia, Canada, India, Japan, Saudi Arabia, United Arab Emirates, Syria, Egypt, Australia, New Zealand, Malaysia, Brunei Darussalam, Hongkong, Singapore, China, Taiwan, Argentina, Colombia, Serbia, Morocco, Algeria, Brazil, Moldova, Macedonia, Netherlands, Spain, South Korea, Timor Leste, Norway, Belgium, Romania, Vietnam, Bulgaria, Albania, Azerbaijan, Mexico, Venezuela, Swedish, Irish, Turkey, Italy, Cile, Austria, and others.

Here's a list of my blogs:



so help me with prayer and purchase books written by me.

Here's a list of my books: 


English Version :


BELI BUKU GUE NYOK. ha...7x
Biar gue bisa full time menyebarkan injil.
BIAR NAMA YESUS DITINGGIKAN DAN DIMULIAKAN DI SELURUH BUMI. HA...7X

Filipi 2:5-11
5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 
7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 
10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 
11 dan segala lidah mengaku: ''Yesus Kristus adalah Tuhan,'' bagi kemuliaan Allah, Bapa! 

TRANSFER UANG PEMBELIAN BUKU/HAK LISENSI KE :

Richard Nata
Bank Central Asia, Tbk, Indonesia
002-157-6394

SETELAH ITU KIRIM EMAIL DISERTAI BUKTI TRANSFER KE  
guerich007@gmail.com

ATAU SMS KE 62-8889910822 ( SMS ONLY, NO PHONE CALL ).

Jangan lupa, beritahukan buku apa yang anda beli dari kami.

LORD JESUS BLESS YOU

AMEN





No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...