=Perampokan Kota Khaibar (628 M)=
Banyak dari guru-guru agama kita mengatakan bahwa Penyerangan atas kota Yahudi Khaibar adalah di latar belakangi oleh pelanggaran perjanjian dari Pihak Yahudi, sehingga mengharuskan Muhammad memerangi orang-orang Yahudi di kota itu. Tetapi dari Literatur Islam Klasik seperti Tabari dan Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam terungkap, bahwa motivasi penyerangan adalah karena orang-orang muslim menderita kelaparan berat.
Kita baca riwayat berikut:
At-Tabari, vol.viii, p.117:
Di masa kemarau besar di Medina saat itu, sekelompok orang Bani Aslam yang baru saja memeluk Islam menghadap Muhammad untuk minta bantuan. Tapi Muhammad tidak punya apa2 untuk membantu mereka. Jadi dia berdoa pada Allah agar mereka bisa menjarah perbentengan kaum Yahudi Khaybar yang banyak harta, termasuk pertanian mereka yang hijau subur. Dia berkata, “Ya Allah, Kau tahu keadaan mereka – bahwa mereka tidak punya kekuatan dan aku tidak punya apapun untuk kuberikan pada mereka. Bukalah bagi mereka (kesempatan menyerang) bagian terbesar perbentengan Khaybar, yang paling kaya akan makanan dan daging berlemak.”
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 2 halaman 302:
Ibnu Ishaq berkata, Abdullah bin Abu Bakr berkata kepadaku bahwa ia diberitahu beberapa orang dari Aslam bahwa Bani Sahm datang menghadap kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah , demi Allah, kami kelaparan dan tidak memiliki apa-apa lagi.” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak memiliki apa-apa yang bisa diberikan kepada mereka. Beliau berkata, “Ya Allah, Engkau mengetahui kondisi mereka, mereka tidak mempunyai kekuatan, dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk aku berikan kepada mereka, maka taklukkan untuk mereka benteng yang paling kaya, paling banyak makanannya, dan paling banyak lemaknya.”
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 2 Hal. 299
Doa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di Khaibar
Ibnu Ishaq berkata, "Orang yang tidak aku ragukan kejujurannya berkata kepadaku dari Atha' bin Marwan Al-Aslami dari ayahnya dari Abu Muattib bin Amr yang berkata, `Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melihat Khaibar, beliau berkata kepada para sahabat-ketika itu aku bersama mereka-, `Berdirilah kalian!' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, `Ya Allah, Tuhannya langit dan Tuhan apa saja yang dinaungi langit, Tuhannya bumi dan Tuhan apa saja yang diangkutnya, Tuhannya syetan dan Tuhan apa saja yang dinaunginya, Tuhannya angin dan Tuhan apa saja yang diterbangkannya, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu kebaikan kampung ini, penduduknya, dan apa yang ada di dalamnya. Aku berlindung diri kepada-Mu dari keburukan kampung ini, penduduknya, dan yang ada di dalamnya. Majulah kalian dengan nama Allah!' Doa tersebut selalu diucapkan beliau setiap kali beliau memasuki perkampungan."
Serangan Tiba-tiba terhadap Penduduk Khaibar
Ibnu Ishaq mengatakan, bahwa orang yang tidak diragukan kejujurannya berkata kepadanya dari Anas bin Malik yang berkata, "Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ingin menyerang salah satu kaum, beliau tidak menyerang mereka hingga pagi hari. Jika beliau mendengar adzan di satu tempat, beliau menahan diri tidak menyerbunya dan jika tidak mendengar adzan di satu tempat, beliau menyerangnya. Kita berhenti di Khaibar pada malam hari. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bermalam hingga pagi hari, namun tidak mendengar adzan, kemudian beliau berjalan dan kami mengikutinya. Ketika itu, aku berjalan di belakang Abu Thalhah dan kakiku menyentuh kaki Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Kita bertemu para pekerja di Khaibar yang berangkat kerja dengan sekop dan keranjang. Ketika mereka melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan pasukannya, mereka berkata, 'Muhammad bersama pasukannya.' Mereka lari ngacir, kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Allah Mahabesar, hancurlah Khaibar. Jika kita tiba di halaman suatu kaum, sungguh buruk pagi hari kaum yang telah diperingatkan'."
Imam Bukhari dalam Kitab Hadist Sahihnya juga menulis tujuan utama untuk menyerang Khaybar adalah makanan:
Hadis Sahih Bukhari Volume 5, Book 59, Number 547:
Dikisahkan oleh 'Aisha:
Ketika Khaibar ditaklukkan, kami berkata, “Sekarang kita bisa makan kurma2 kami!”
Hadis Sahih Bukhari Volume 5, Book 59, Number 548:
Dikisahkan oleh Ibn Umar:
Kami sebelum ini kelaparan kecuali setelah kami menaklukkan Khaibar.
Dan kerakusan muslim terlihat pasca mereka memasuki kota itu:
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 2 Hal. 309
Ibnu Ishaq mengatakan, bahwa orang yang tidak aku ragukan kejujurannya berkata kepadanya dari Abdullah bin Mughaffal Al-Muzani yang berkata, "Aku mengambil sekantong lemak dari fay'i Khaibar kemudian membawanya ke pelanaku dan sahabat-sahabatku. Aku berjumpa dengan orang yang memperolehnya dan is ditentukan mendapatkannya. Ia berkata, 'Mari sekantong lemak tersebut kita bagi di antara kaum Muslimin!' Aku berkata, 'Demi Allah, aku tidak memberikannya.' Orang tersebut berusaha menarik kantong lemak dariku. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melihat kami ketika kami berbuat seperti itu, tersenyum, dan bersabda kepada orang tersebut, Tidak ada ayah bagimu. Berikan kantong lemak kepadanya!' Orang tersebut melepaskan kantong lemak dari tangannya. Aku membawa kantong lemak tersebut ke pelanaku dan sahabat-sahabatku, kemudian memakannya ramai-ramai."
Dan apakah anda akan berkata bahwa Hukum Potong Tangan berlaku bagi muslim yang mencuri? Ternyata tidak. Nabi Mulia Muhammad yang sedang kelaparan berat itu memerintahkan muslim mencuri kambing milik Yahudi, baca riwayatnya:
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 2 Hal. 305-306
Ibnu Ishaq mengatakan, bahwa Buraidah bin Sufyan Al-Aslami berkata kepadanya dari beberapa orang dari Bani Salimah dari Abu Al-Yasar Ka'ab bin Amr yang berkata, "Demi Allah, kami bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di Khaibar pada suatu petang, tiba-tiba datanglah sekawanan kambing milik orang Yahudi ingin pergi ke benteng mereka ketika kami sedang mengepung mereka.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Siapa orang yang bisa memberi makan kita dengan kambing tersebut?'
Aku berkata, `Aku, wahai Rasulullah.' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Silahkan kerjakan.' Aku lari kencang seperti burung unta.
Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melihatku lari, beliau bersabda, `Ya Allah, berilah kami kenikmatan dengannya.' Aku berhasil menangkap kambing tersebut, sedang kambing-kambing lainnya masuk ke benteng.
Aku menangkap dua kambing, mendekapnya, berlari kencang membawanya seperti tidak membawa apa-apa, dan menyerahkannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Kaum Muslimin menyembelih kedua kambing tersebut dan memakannya ramai-ramai."
Apakah yang diajarkan oleh sang ulama ini adalah SESAT? Tidak. Dia mengajarkan sesuai dengan SUNNAH yang dulu dicontohkan oleh sang nabi Islam.
Banyak muslim fundamentalis yg telah membaca kisah Sejarah Hidup Nabi dan itu membuat mereka makin cinta pada keislamannya, karena Islam memperkenankan mereka melakukan perbuatan-perbuatan yg secara hukum positif adalah jahat dan biadab. Bayangkan, apakah kita tidak tergiur juga untuk berjihad? Kita bisa mendapatkan apa saja harta milik kafir yg kita bunuh, kita bisa mendapatkan koleksi gadis-gadis kafir yang cantik dan mulus-mulus untuk memuaskan nafsu syahwat kita. Bila kita sudah bosan, kita bisa menjual mereka ke pasar budak.
Itulah yg dulu Muhammad lakukan, termasuk terhadap Khaibar:
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 2 Hal. 300-301
Ibnu Ishaq berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendekati kebun-kebun secara berangsur-angsur dan menguasainya satu demi satu. Benteng penduduk Khaibar yang pertama kali beliau taklukkan ialah Benteng Na'im. Di benteng tersebut, Mahmud bin Maslamah terbunuh karena dilempar batu penggiling dari atasnya hingga ia meninggal dunia.
Benteng kedua yang ditaklukkan beliau adalah Benteng Al-Qamush, benteng Bani Abu AI-Huqaiq. Dari mereka, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapatkan tawanan-tawanan wanita, di antaranya Shafiyah bin Huyai bin Akhthab -istri Kinanah bin Ar-Rabi' bin Abu Al-Huqaiq- dan dua putri pamannya dari jalur ayahnya. Beliau memilih Shafiyah binti Huyai bin Akhthab untuk diri beliau sendiri.
Tadinya, Dihyah bin Khalifah Al-Kalbi meminta Shafiyah binti Huyai bin Akhthab kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, namun karena beliau memilihnya untuk beliau sendiri, maka sebagai gantinya beliau memberikan dua putri paman Shafiyah dari jalur pamannya kepada Dihyah bin Khalifah AlKalbi. Tawanan-tawanan wanita Khaibar dibagikan secara merata kepada kaum Muslimin."
No comments:
Post a Comment