Torah Codes: Sandi Alkitab Mengungkapkan Kegelapan Akhir Zaman
Richard Shaw adalah orang dengan banyak gairah kehidupan dan talenta. Mungkin yang terbesar dari semuanya adalah proyek terbarunya, yang membagikan penelusuran mendalam zaman modern terhadap Sandi Alkitab (Bible Code) kuno yang tersembunyi di dalam Torah, dalam DVD-nya, “Torah Codes End to Darkness.”
“Film Torah Codes adalah fenomena penting supaya orang-orang tahu tentang semuanya itu,” kata Shaw dalam sebuah wawancara khusus.
Dikenal secara luas atas karyanya dalam bidang editing non-linear, Shaw memiliki riwayat keterlibatan dengan televisi, radio, majalah Video Systems dan mengulas teknologi-teknologi terbaru Apple. Sebagai tambahan, dia mendirikan Pinlight LLC di Hollywood, California pada tahun 2005 yang berfokus pada film, HD dan proyek media elektronik.
Shaw adalah produser, pembawa acara dan sutradara film dokumenter yang baru dirilis ini. Difilmkan di New York dan Yerusalem dengan wawancara dan potongan tayangan, film ini berbicara tentang peristiwa-peristiwa baru-baru ini dan menunjukkan, melalui program komputer matematis, tabel-tabel yang menunjukkan di mana peristiwa-peristiwa itu tersurat di dalam Kitab Suci. Nama-nama, tempat-tempat dan peristiwa-peristiwa semuanya ditunjukkan tersandi di dalam Kitab Suci, termasuk Hamas, Obama, Netanyahu, keruntuhan ekonomi, kehancuran Menara Kembar WTC dan sebagainya.
Shaw sangat terperanjat ketika Rabbi Matityahu Glazerson, ahli Bible Code yang menjadi tokoh utama di film, menemukan kata “Pinlight” tersandi di dalam Torah. Share menceritakan, “Nama perusahaanku terletak di dekat kata-kata ‘Torah Code’ dan ‘akan didistribusikan’ bersamaan dengan frase kata Alkitab ‘akan menunjukkan perbuatan-perbuatan Allah kepada dunia’.”
“Torah Codes End to Darkness” mendemonstasikan melalui wawancara langsung dan komputer teknologi canggih bahwa Bible Code terbukti secara matematis. Dengan kemajuan di bidang pemrograman komputer, lebih dari 2000 kode tersembunyi telah ditemukan.
“Bible Code adalah unik dalam caranya bagaimana kata-kata itu muncul. Dengan segala sesuatu yang terjadi di dunia hari-hari ini, aku cenderung percaya bahwa Alkitab ada bagi kita untuk memberikan informasi yang dapat menolong kita melewati peristiwa-peristiwa ini dengan menunjukkan kepada kita bahwa hal-hal ini semuanya sudah disandikan sejak dahulu kala. Kode-kode ini adalah pengganti modern untuk Efod yang digunakan pada zaman dahulu oleh Imam Besar untuk mencari jawaban.”
Namun perlu dicatat, bahwa Yudaisme tradisional sudah tahu sejak dahulu bahwa Elohim telah menyandikan Kitab Suci dengan segala sesuatu yang sudah terjadi, sedang terjadi, dan yang akan terjadi. Rabbi Bachya ben Asher, seorang kabbalist abad ke-13 dari Spanyol dan seorang komentator utama Torah, adalah orang pertama yang mengenali dan menemukan bahwa lompatan huruf-huruf di dalam teks Ibrani pada interval yang sama dapat mengungkapkan rahasia-rahasia tersembunyi yang lebih dalam, tidak hanya tentang Penciptaan Dunia, tetapi juga mengenai peristiwa-peristiwa di dunia.
“Kitab-kitab di dalam Alkitab aslinya diberikan tanpa adanya spasi di antara kata-kata dan tanpa tanda baca. Teks itu hampir seperti kode komputer karena dengan cara seperti itulah kitab itu ditulis. Dengan komputer modern, kita bisa membuka misteri yang disandikan itu,” dijelaskan Shaw.
Informasi ini menjadi semakin jelas pada tahun 1970 ketika Rabbi Shmuel Yaniv menggunakan matematika untuk secara hurufiah membuka sandi Kitab Suci Ibrani. Profesor Eliyahu Rips, yang terlatih sebagai seorang atheis ketika bertumbuh di negara komunis Czechoslovakia, menceritakan di dalam film dokumenter ini bagaimana asalnya dengan menggunakan komputer Apple II dengan Avraham Oren, penemuan kode-kode ini menjadi semakin mudah dicari dan membawa dia kepada kepercayaan penuh bahwa Tuhan itu ada.
“Torah Codes End to Darkness” membagikan pengajaran mendalam dari ahli Bible Code dunia termasuk Profesor Robert Haralick, Profesor Eliyahu Rips, Art Levitt dan Dr. Alex Rotenberg. Sebagai tambahan, Dan Gordon, penulis skenario dan tentara cadangan Pasukan Pertahanan Israel, membagikan pengalaman pribadi tentang perang Hamas terakhir, termasuk bagaimana mendengarkan perintah-perintah Allah menyelamatkan nyawa yang tidak terhitung.
“Dunia dengan cepat menjadi tempat yang sangat gelap dipenuhi ketidakstabilan global, serangan terorisme, kemerdekaan yang semakin terkikis, pola cuaca tidak normal, keruntuhan iman kepada Allah dan banyak lagi. Bible Code nampaknya menjalin teks kuno dengan teknologi sangat canggih pada saat bersamaan. Itu nampaknya seperti telah disesuaikan bagi generasi kita,” kata Shaw.
Apakah Bible Code itu?
Bible Code (הצופן התנ”כי, haztofen hatanachi), juga disebut Torah Code, atau Sandi Alkitab, adalah serangkaian pesan rahasia yang tersembunyi di dalam teks huruf-huruf Torah Ibrani. Kode-kode tersembunyi ini digambarkan sebagai suatu metode di mana huruf-huruf tertentu dari teks Kitab Suci dapat terpilih dengan jarak interval yang sama, untuk mengungkapkan suatu pesan lain yang tersembunyi. Meskipun Bible Code sudah didalilkan dan dipelajari selama berabad-abad, topik ini menjadi populer karena buku tulisan Michael Drosnin, The Bible Code, dan film The Omega Code.
Banyak contoh-contoh telah didokumentasikan pada masa yang lampau. Salah satunya, dengan mengambil setiap huruf ke-50 dari Kitab Kejadian dimulai dengan huruf ‘taw’ yang pertama, akan tereja kata Ibrani “torah.” Pola yang sama terulang kembali pada Kitab Keluaran. Komputer modern sekarang telah digunakan untuk mencari pola yang sejenis dengan variable yang lebih kompleks, ini telah dipublikasikan sebagai “tantangan puzzle” di dalam tinjauan jurnal akademik pada tahun 1994.
Kejadian 1:1-4. Biblia Hebraica dari edisi Kittel’s (BHK) 1909. Empat huruf, dengan interval 50 huruf terpisah, dimulai dari huruf ‘taw’ pada ayat pertama, membentuk kata תורה (Torah).
Keluaran 1:1-6. Biblia Hebraica dari edisi Kittel’s (BHK) 1909. Empat huruf, dengan interval 50 huruf terpisah, dimulai dari huruf ‘taw’ pada ayat pertama, membentuk kata תורה (Torah).
Dampak keberadaan adanya Bible Code di dalam teks-teks Kitab Suci Ibrani menunjukkan bahwa Kitab Suci itu bukan tulisan acak yang dikarang oleh manusia. Namun ada desain dan ilham Ilahi yang disembunyikan selama lebih dari 3000 tahun. Bible Code juga membuktikan bahwa letak tiap-tiap huruf Ibrani di dalam teks Kitab Suci tidak mengalami perubahan selama ribuan tahun. Fenomena ini riil, bukan hasil suatu penipuan atau kekeliruan komputer dan dapat dibuktikan secara ilmiah. Fenomena ini tidak mungkin terjadi secara kebetulan belaka. Kemungkinan terjadinya sandi Alkitab ini secara kebetulan atau tanpa direncanakan adalah 1 banding beberapa miliar.
Nama asli Yesus, Yeshua ditemukan sebagai sandi di seluruh Perjanjian Lama. Nama Yeshua ditemukan sebagai sandi dalam ayat yang paling mula-mula sekali, yakni Kejadian 1:1, dimulai pada kata “Pada mulanya” (Ibrani: B’raisheet), mulai huruf kelima yakni huruf Ibrani ‘yod’. Dengan menghitung maju mencapai setiap huruf ke-521, kita dapat membaca huruf-huruf dari kata-kata “Yeshua Yakhol,” yang artinya “Yeshua sanggup.”
Contoh lain, dalam teks Yesaya yang menubuatkan kesengsaraan dan pengorbanan Tuhan Yesus untuk menebus umat-Nya dari dosa:
Namun YAHWEH berkehendak untuk meremukkannya, membuatnya sakit. Sekiranya dia menaruh jiwanya sebagai persembahan penghapus salah, dia akan melihat benihnya, dia akan memperpanjang hari-harinya, dan dalam tangannya kehendak YAHWEH akan berhasil. Yesaya 53:10 (ILT)
Dimulai pada huruf Ibrani kedua ‘yod’ dari frase kata “dia akan memperpanjang hari-harinya” (Ibrani: ya’arik), dengan menghitung maju setiap huruf ke-20, akan muncul frase kata “Yeshua Shmi” yang artinya “Yeshua adalah Nama-Ku.” Yeshua adalah korban penebus dosa umat manusia.
No comments:
Post a Comment