Friday, May 17, 2013
mantan imam arab bongkar kebusukan mamad. ha...7x (2/3 )
Here's a list of my books:
1. Negara Israel bukti YAHWE adalah Pencipta alam semesta.
2. Bukti Yesus Kristus adalah YAHWE.
3. Kutuk Poligami.
BELI BUKU GUE NYOK. ha...7x
Biar gue bisa full time menyebarkan injil.
BIAR NAMA YESUS DITINGGIKAN DAN DIMULIAKAN DI SELURUH BUMI. HA...7X
Re: Imam Arab "Zaki Amin" Murtad
oleh Admin • Selasa 17 Maret 2009 pk 1.27
Hubungan Baduy Arab dan Islam dan juga Suku² Nomad Lainnya
(Nomad = tidak punya tempat tinggal tetap, sehingga terus berkelana)
Masyarakat Baduy Arab disatukan dalam Islam dengan tujuan melakukan expansi militer di luar Jazirah Arabia. Kontak pertama antara tentara Baduy Arab dan suku² nomad non-Arab yang hidup di pegunungan Asia, terjadi di awal era Islam.
Suku² nomad ini dengan mudah diyakinkan untuk memeluk Islam, karena mereka diperbolehkan untuk melakukan penyerangan dan perampokan terhadap orang lain. Para suku nomad ini beranggapan bahwa dengan bersatu dengan Islam, mereka tetap dapat melakukan kebiasaan merampok mereka dengan dalih menyebarkan Islam.
Mereka mengetahui prinsip² Islam tidaklah terlalu berbeda dengan prinsip mereka – mereka bisa terus menguasai tanah² baru, menrampok dan menghancurkan kebudayaan tetangga, hanya saja sekarang mereka melakukannya dengan kedok agama.
Para masyarakat nomad Asia ini juga termasuk dalam tentara Islam, dan pemimpinnya sudah tentu orang Arab saja. Para pemimpin Arab inilah yang memerintahkan Muslim non-Arab yang hidup di Asia Tengah untuk melaksanakan perintah mereka.
Kontak kedua antara Islam dan suku² Nomad terjadi ketika masyarakat Mogul nomad menyerang Baghdad, ibukota kekalifahan Islam, di periode berikutnya masa Islam. Muslim lalu memperkenalkan Islam pada masyarakat Mogul, yang mirip dengan prinsip² nomad seperti penguasaan tanah kafir, perbudakan akan kafir, perampasan harta kafir. Karena kemiripan inilah, maka para perampok Mogul lalu memeluk Islam dan tetap melakukan penjarahan, perampokan, dan penjajahan yang sama, tapi kali ini dalam selubung ibadah agama.
Mogul Muslim melihat India sebagai sasaran penyerangan yang kayaraya, penuh sungai, tanah luas, pertanian, pelabuhan, dan negara² damai. Inilah sebabnya mengapa Mogul Muslim menjajah India. Ketika pada gilirannya tentara Inggris menjajah India, mereka mengusir suku² Muslim dan mengakhiri kekuasaan Islam di India.
Meskipun terdapat perbedaan bahasa, ras, asal-usul, dan geografi di daerah nomad yang luas, kebanyakan masyarakat nomad dengan cepat memeluk Islam karena persamaan prinsip hidup nomad dengan Islam. Satu² masyarakat nomad yang menolak Islam adalah nomad Tibet. Masyarakat Tibet tinggal di pegunungan Himalaya, dengan udara yang sangat dingin dan daerah yang sulit dicapai, sehingga Muslim sukar menguasai daerah itu.
Muhammad berkata:
‘Jika kau lebih memilih sibuk berdagang dan bertani dan meninggalkan Jihad (perang), maka Allâh akan menghukummu dengan azab dan penghinaan. Hukuman ini tidak akan berakhir sampai kau bertobat dan melakukan Jihad’ [33]
[33] Ibn Kathir, hal 869.
Dengan demikian, masyarakat nomad di seluruh dunia dilarang berdagang atau bercocok tanam, berhubungan dengan atau belajar dari negara² pertanian, menjadi masyarakat beradab yang tinggal tetap di tempat yang sama, tidak lagi berkelana dan berperang melulu. Jadi berdasarkan Islam, masyarakat nomad ini harus terus mempertahankan profesinya sebagai tukang jagal, penggembala, pengelana, lengkap dengan karakter mereka yang kejam dalam melakukan terorisme dan perbudakan.
Muhammad menekankan sikap menyerang dan pentingnya menggunakan terorisme dan kekejaman untuk membuat masyarakat berbudaya ketakutan. Hal ini dinyatakannya dalam Qur’an 8:60
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).
Setelah berhasil menyatukan sebagian besar masyarakat nomad di bawah Islam, kekalifahan Islam menjadi begitu besar, membentang dari India di timur sampai Mauritania dan Spanyol di barat. Untuk mengtahui pengaruh dari hubungan masyarakat Baduy Arab dan Islam dengan masyarakat nomad dan negara² pertanian beradab, kita harus pula mempelajari pula bagaimana Islam mempengaruhi kedua negara berikut: Turki dan India.
Admin
Tulisan: 458
Bergabung: Rabu 19 November 2008 pk 22.45
Kembali ke atas
Re: Imam Arab "Zaki Amin" Murtad
oleh Admin • Selasa 17 Maret 2009 pk 1.30
Turki
Turki terletak di daerah strategis di tengah² beberapa benua dan negara² yang berbatasan dengan Laut Mediterania. Kebudayaan manusia awal muncul di Turki. Turki memiliki banyak lahan pertanian yang subur, pelabuhan², kota², sungai², hujan yang cukup, dan berbagai keadaan geografis.
Turki merupakan negara terbuka yang damai, stabil, berbudaya, dan bersahabat dalam bergaul dengan masyarakat negara lain. Istanbul dianggap sebagai ibukota dunia dan saingan utama dari Roma dalam bidang intelek, budaya, seni, dan politik. Saat Muslim menyerang Turki, mereka gagal melenyapkan warisan budaya dan sejarah Turki, termasuk hubungan masyarakat Turki dengan nilai² dan pemikiran masyarakat berbudaya lainnya. Negara dan masyarakat Turki bangga akan warisan budaya mereka dan menghargai kebudayaan dalam bentuk hubungan antar masyarakat beradab tanpa prasangka atau rasa curiga.
Di jaman sekarang, masih sulit untuk menanamkan prinsip² Islam dan Arab Baduy pada negara beradab Turki yang terbuka. Di jaman pra-Islam, Turki unggul dalam segi akademis dan intelek selama berabad-abad. Tapi prinsip² agresif Islam telah membuat Turki mundur ke belakang, menciptakan Pemerintahan (kekalifahan) yang korup, doyan berperang, dan benci terhadap masyarakat lain.
Rasa benci ini tidak ada hubungannya dengan kepribadian bangsa Turki, dan hanya merupakan hasil ajaran Islam. Kekerasan dan sikap agresif merupakan intisari ajaran Islam, dan inilah yang mengakibatkan timbulnya rasa benci.
Para intelek Turki akhirnya meminta bantuan Mustafa Kemal Atatürk untuk menyelamatkan Turki dari kebodohan akibat Islam. Atatürk menyingkirkan Islam dan kekalifahan Islam, meskipun dia sendiri adalah orang Turki dan Turki merupakan pusat pemerintahan Islam yang sangat luas.
Mustafa Kemal Atatürk
Atatürk terang²an melawan Islam di saat masih belum banyak yang tahu akan rahasia Islam, Qur’an dan Muhammad dan belum ada tulisan mengritik Islam berdasarkan bukti sejarah dan ilmiah. Atatürk yakin bahwa Islam tidak memberi sumbangan positif apapun untuk Turki, dan hanya menghasilkan kebodohan dan kebencian. Dengan demikian, dia mencoba membangkitkan kembali sifat dan posisi asli negara Turki di Eropa dengan cara bersikap terbuka pada seluruh dunia. Pertama-tama, dia menghapus kekalifahan Islam dan mengubah Turki menjadi negara republik modern. Kedua, dia menghapus alfabet Arab yang digunakan dalam bahasa Turki dan menggunakan alfabet latin. Ketiga, dia mengganti akhir pekan menjadi hari Sabtu dan Minggu, dan bukannya hari Jum’at, yang merupakan hari libur Islam. Keempat, dia mendirikan partai politik yang menolak Islam, yang diketuai oleh para intelek, pengarang, wanita, dan seniman Turki (partai ini masih berdiri sampai saat ini).
Di seluruh dunia, kecuali di Turki, para pemimpin kudeta menggunakan agama untuk mendapatkan dukungan mayoritas. Di Turki, para pemimpin militer menolak Islam dan melakukan hal ini dengan memberi dukungan pada para intelek pria dan wanita. Kudeta militer Turki bertujuan utama untuk menghentikan era kalifah Islam baru oleh para ulama Muslim. Tujuan kedua adalah untuk memisahkan Islam dan Qur’an dari badan Pemerintahan dan Undang²nya. Tujuan ketiga adalah untuk melindungi hak² kemanusiaan para wanita Turki dan tidak memaksa mereka mengenakan hijab seperti di Iran. Tujuan keempat adalah agar Turki jadi bagian dari masyarakat Eropa dan Persatuan Eropa. Inilah harapan masyarakat bagian Turki Barat, di mana pihak wanitanya berpendidikan dan tingkat pengangguran sangat rendah. Di daerah pedusunan di mana kemiskinan, buta huruf, dan kebodohan tersebar luas (lebih banyak anak² perempuan dan wanita mengenakan hijab), masyarakat lebih memilih memberi suara pada partai² Islam, agar kekalifahan berdiri kembali, dan hukum Islam Muhammad diterapkan secara harafiah.
Admin
Tulisan: 458
Bergabung: Rabu 19 November 2008 pk 22.45
Kembali ke atas
Re: Imam Arab "Zaki Amin" Murtad
oleh Admin • Selasa 17 Maret 2009 pk 1.33
India
Sama seperti Turki, anak benua India juga merupakan tanah yang sangat luas, yang subur, banyak sungai, dan hujan. Daerah India merupakan daerah yang stabil, berbudaya, memiliki berbagai kepercayaan, ras, dan bahasa. Masyarakat India melakukan toleransi beragama; tiada seorang pun yang dipaksa pakai kekerasan untuk memeluk suatu agama, bahkan agama Hindu sekalipun, yang merupakan agama terbesar di India. Sebaliknya, Islam memerintahkan penyerangan dan setiap Muslim wajib memperkenalkan Islam pada orang lain, merubah seluruh populasi dunia menjadi Muslim, dengan sukarela atau terpaksa. Semua agama dan budaya India terletak di kota² pertanian besar dan kecil yang damai dan rukun dengan pihak lain yang berbeda ras dan agama.
Suku² Muslim Asia nomad yang dipimpin oleh para Arab melakukan banyak penyerangan terhadap India. Tentara Muslim berhadapan dengan umat Hindu yang menolak tunduk di bawah Islam. Penyerangan Islam terus-menerus mengakibatkan jatuhnya banyak korban di kedua pihak. Para Muslim nomad akhirnya berhasil menguasai tanah Hindu, merampas harta-benda mereka, membakar kota² mereka, tapi meskipun begitu umat Hindu tetap tidak mau tunduk memeluk Islam untuk mencegah pembantaian lebih lanjut. Umat Hindu yang tetap memeluk agamanya harus bayar jizya yang mahal pada penguasa Muslimnya. Sampai saat ini agama Hindu tetap ada di India.
Agama kedua yang dihadapi Islam di India adalah Budha. Agama ini dipeluk oleh jutaan orang India dan lainnya, ditemukan oleh Sidharta Gautama lebih dari 2.500 tahun yang lalu, dan berdasarkan atas filosofi yang damai. Umat Budha percaya akan larangan untuk membunuh orang lain, binatang, dan bahkan serangga. Kekerasan dan perlawanan bertentangan sama sekali dengan ajaran Budha.
Umat Budha tidak sadar akan bahaya mengancam di sekeliling anak benua India, yang berdekatan dengan daerah suku² nomad. Bahaya menjadi berkali-lipat setelah para nomad ini disatukan di bawah Islam.
Umat Budha tidak tahu cara hidup suku² nomad yang mencari nafkah dengan cara berkelana, menggembalakan ternak, merampok, berperang untuk menjarah harta-benda mangsanya. Dengan cara hidup seperti itu, maka tak heran jika mereka lalu memperbudak mangsanya untuk bisa terus hidup. Kepercayan Budha tidak mampu menghadapi realitas dan tantangan keras serangan Islam ini sehingga mereka mengalami kerusakan parah; mereka tidak mau melawan balik, dan tidak mau pula tunduk memeluk Islam. Para Muslim Baduy merasa sangat heran akan permintaan umat Budha agar diperbolehkan tinggal dalam kuil² Budha. Para Muslim mengunci umat Budha di dalam kuil mereka dan membakar mereka hidup², atau tentara Muslim membantai mereka semua saat umat Budha sedang bersemedi.
Tentara Muslim lebih senang mengejar umat Budha di seluruh India daripada menghadapi perlawanan umat Hindu. Beberapa kota dan masyarakat Budha selamat dari penyerangan Islam karena daerah mereka dikitari kota dan masyarakat Hindu. Sebagian umat Budha melarikan diri ke pegunungan. Karena alasan itulah, orang mungkin bisa mengerti di mana umat Muslim terutama tinggal di India. Daerah Pakistan dan Bangladesh dulunya adalah daerah masyarakat Budha. Orang² Muslim menyerang dan merampas kota² dan desa² Budah, membunuh kaum prianya, dan menangkap kaum wanita dan anak² sebagai budak. Umat Muslim memaksa semua anak² Budha memeluk Islam untuk memutus hubungan dengan asal-usul, agama, budaya, dan sejarah mereka, dan juga untuk meningkatkan jumlah Muslim di daerah tersebut. Hal ini sama persis dengan perintah Muhammad terhadap umat Islam agar mereka bertambah banyak, beranak-pinak, menjadi tentara yang lebih besar jumlahnya untuk menguasai negara dan masyarakat lain.
Generasi baru Muslim (yang dulunya adalah anak² beragama Budha) tidak punya rasa hormat sama sekali terhadap budaya dan agama mereka yang dulu. Mereka bahkan yakin bahwa kakek moyang mereka adalah orang² kanibal yang hidup liar di hutan tanpa memakai baju, tak berbudaya, tak punya sejarah apapun, dan lalu Islam datang dan menyelamatkan mereka menjadi manusia² beradab. Para Muslim nomad membantai umat Budha jauh lebih banyak daripada segala jenis masyarakat yang pernah mereka perangi. Tapi sayangnya, umat Budha jama sekarang tidak mau mempersoalkan masalah pembantaian ini karena agama mereka melarang mereka untuk menyakiti perasaan orang lain, bahkan sekalipun setelah mereka hampir lenyap dibantai Islam semuanya.
Tibet adalah satu²nya negara nomad yang tidak memeluk Islam, karena letak geografisnya yang sukar dicapai. Masyarakat Tibet merupakan masyarakat nomad terganas di seluruh daerah nomad, dan mereka menguasai sebagian besar China dan India. Seorang raja Tibet ingin menyatukan kerajaan besarnya di bawah satu agama. Dia memilih agama Budha dan memaksa masyarakat nomad Tibet untuk memeluknya. Setelah itu, masyarakat Tibet menjadi sasaran empuk penyerangan dari suku nomad lainnya, sehingga tentara Mogul Islam berhasil menjajah mereka selama berabad-abad.
Pada saat yang sama, kepemimpinan Arab Baduy mulai melemah dan tidak mampu mengontrol daerah kekuasaannya. Perang dalam merebut kekuasaan diantara Muslim nomad mengakibatkan banyaknya pembantaian keji antar sesama Muslim. Jika kau mempelajari kehidupan pangeran, raja, atau sultan Muslim di jaman sejarah atau daerah Islam manapun, kau akan melihat bagaimana dia merebut kekuasaan dari pangeran atau raja sebelumnya, dengan cara penipuan atau pembunuhan, tidak peduli raja atau pangeran tersebut dalah ayahnya atau saudara lakinya.
Anak benua India menghadapi kembali gelombang kekerasan dari serangan Mogul Muslim nomad di masa berikutnya. Orang² Mogul yang telah memeluk Islam ini lalu menerapkan ekspansi khas Islam dengan mengambil dan menjajah tanah kafir. Setelah menetap di India, orang² Mogul ini mengangkat Muslim India (yang awalnya adalah umat Budha) menjadi masyarakat kelas atas, pemimpin², pedagang dan orang² kaya. Ketika tentara Inggris menguasai India dan mengakhiri kesultanan Mogul Islam, para Muslim India kehilangan kedudukan dan kekayaan mereka.
India mengalami dua tahap serangan Islam besar²an. Yang pertama adalah serangan Muslim dari barat, dan yang kedua adalah serangan Muslim Mogul dari timur laut yang mengakibatkan Muslim India jadi makmur. Karena kenyataman kehidupan yang mereka nikmati dulu, Muslim India menjadi bangga dan setia akan Islam, lebih daripada masyarakat Muslim non-Arab lainnya. Para Muslim India ini sangat mengagumi orang² Arab yang telah menemukan Islam dan mengajarkan mereka bahasa dan budaya Arab.
Di tahun 2001, Al-Qaeda menghancurkan patung² Budha di Afghanistan. Penghancuran ini dilakukan oleh masyarakat Muslim Afghani dan Pakistan. Bagi mereka, kepercayaan kakek moyang mereka tidak berarti apapun. Penghancuran ini dilaksanakan oleh Muslim² Mesir seperti Ayman al-Zawahiri (tangan kanan Osama bin Laden). Mengapa Muslim Mesir seperti Zawahiri tidak menghancurkan patung² Mesir yang terletak di setiap sudut daerah Mesir? Setiap orang Mesir, bahkan Zawahiri sekalipun, merasa bangga akan budaya, nilai² kemanusiaan, intelek dan patung² Mesir jaman dahulu, meskipun kepercayaan jaman dulu itu sudah tidak dianut lagi. Patung² berhala kakek moyang itu tetap dihormati oleh kebanyakan Muslim di Mesir, Turki, dan Persia. Akan tetapi, para Muslim India sangat benci dan benar² tidak mau tahu akan patung² Budha dan kebudayaan kakek moyang mereka.
Bagi Muslim India, Islam adalah identitas, asal-usul, sejarah, dan warisan mereka. Mereka juga menganggap kritik apapun terhadap Islam sebagai penghinaan bersifat pribadi. Hal ini tampak dengan sikap mereka yang sangat meninggikan orang² Arab dan juga bahasa Arab. Karena itulah, kebanyaakn demonstrasi² mendukung Islam di berbagai kota di negara kafir Barat dilakukan oleh Muslim India; dengan pemimpin Arab, sesuai dengan perintah Muhammad. Dalam demonstrasi² ini, sangat jarang dijumpai Muslim Iran atau Turki.
Di Turki terdapat pertentangan antara masyarakat kota besar yang menolak Islam dan masyarakat pedesaan yang memilih Islam. Di Pakistan, terdapat pertikaian antara dua jenis Islam: yang pertama adalah Islam Wahabi konservatif yang berpusat di bagian barat daya Pakistan, dekat Afghanistan, yang juga merupakan daerah nomad yang luas. Daerah ini dihuni oleh suku² nomad, yang punya ciri khas melakukan perang saudara terus-menerus, tiada keamanan, pusat² para teroris Muslim, dan terdapat banyak madrasah² Islam Wahabi. Yang kedua adalah Islam Sufi yang lebih toleran di daerah utara Pakistan di mana terdapat pelabuhan² besar, pertanian² luas, dan masyarakat yang lebih berbudaya. Islam Sufi cenderung lebih toleran dan moderat dibandingkan Islam Wahabi.
Masyarakat Pakistan yakin bahwa Islam adalah satu²nya jalan terbaik bagi masa depan Pakistan. Masalahnya sekarang, jenis Islam manakah yang bisa memimpin negara itu?
Tidak seperti negara² Islam lainnya, negara Turki tidak menerima Islam dengan mudah. Negara² Saudi Arabia dan negara² Teluk di Timur Tengah lainnya dengan mudah menerima Islam karena Islam adalah kepanjangan dari budaya Arab Baduy mereka. Jika muncul pihak yang menentang di negara² Arab Teluk, itu biasanya terjadi karena pihak tersebut ingin diterapkannya bentuk Islam yang lebih konservatif.
Admin
Tulisan: 458
Bergabung: Rabu 19 November 2008 pk 22.45
Kembali ke atas
Re: Imam Arab "Zaki Amin" Murtad
oleh Admin • Selasa 17 Maret 2009 pk 1.35
Apa yang Dipelajari oleh Penulis² Biografi Muhammad dan Penulis² Islam tentang Muhammad dan Kalifah² Muslim
Kekalifahan Islam jadi sangat besar dan banyak negara² yang dipaksa memeluk Islam, baik dengan penyerangan penuh kekerasan, melalui pungutan paksa Jizya, atau pengasingan dari masyarakat mereka. Para Arab Muslim dan lainnya menulis ribuan buku tentang Muhammad dan Islam. Para penulis ini telah belajar banyak dari Muhammad dan para kalifah Muslim bagaimana caranya menyembunyikan kesalahan². Mereka memuji-muji Muhammad dan para kalifah dengan melebih-lebihkan kebesaran mereka, memalsukan dan mengarang fakta² demi menyembunyikan kesalahan dan kehidupan brutal Muhammad. Usaha melakukan hal ini bisa digolongkan dalam tiga cara:
1. Menghilangkan keterangan tentang kronologi, sehingga pembaca kebingungan untuk mengetahui urutan kejadian dan alasan terjadinya suatu peristiwa. Muhammad melakukan cara ini ketika dia menyelipkan ayat² Mekah ke dalam Sura² Medinah, dan Kalifah Usman juga melakukan cara yang sama ketika dia mengumpulkan Qur'an dan menempatkan ayat² Mekah penuh damai yang telah dibatalkan di bagian belakang Qur'an.
2. Menggunakan pengulangan dan penyisipan kisah² dan puisi² yang tak ada hubungan dalam satu pokok pembahasan. Muhammad melakukan cara ini ketika dia mengulang-ulang penggambaran tentang surga, neraka, hukuman, dan kisah para nabi.
3. Menggunakan dongeng, takhayul, dan guna² sebagai bahan tulisan. Cara ini dilakukan Muhammad ketika dia menyatakan kisah tentang para jin, tukang tenung, dan kisah² mereka dalam Qur'an. Contohnya, dia mengatakan dalam Qur'annya bahwa dia membelah bulan jadi dua dan meletakkan setiap belahan bagian di sebuah gunung.
Cara² ini tentunya disaksikan baik² oleh Abu Bakr dan Umar. Pengarang buku Biografi Halabi juga menggunakan cara nomer 3. Dia menyebut fakta² berikut dalam tulisannya:
• Abdul Mutalib (kakek Muhammad) meminta agar ditetapkan larangan atas zinah, minum minuman keras, dan pemotongan tangan terhadap para pencuri.
• Abu Talib (paman Muhammad) melarang dirinya untuk minum minuman keras, tapi dia dan anak sulungnya, yakni Talib, tidak percaya dan tidak memeluk Islam.
• Setelah kematian Abu Talib dan perkawinan Muhammad dengan janda kaya, kemenakan Muhammad yang masih muda yakni Ali dan Jaffar dibesarkan Muhammad dan memeluk Islam.
Setelah itu, penulis mengarang cerita bahwa Talib yang tidak memeluk Islam, diculik oleh seorang jin![34] Tujuan penulis melakukan hal itu adalah agar pembaca tidak menganggap besar jasa Abdul Mutalib dan Abu Talib yang kafir dan untuk menutupi kenyataan bahwa Talib mati dibunuh Muhammad di Perampokan Badr!
[34] Al Sira Al Nabawuya, bab 2, hal. 288, catatan kaki oleh Dahlan.
Sekarang mari telaah beberapa buku tafsir Qur'an.
Bahkan para intelek Arab sendiri tidak akan mampu untuk mengerti Qur'an tanpa tafsirnya. Salah satu buku tafsir yang mahsyur adalah Tafsir Qur'an oleh Ibn Kathir, yang terdiri dari 2.061 halaman jika ukuran hurufnya kecil, atau 6.000 halaman jika ukuran hurufnya sedang. Buku ini sangat sarat dengan pengulangan, pengalihan perhatian, dan keterangan yang melebih-lebihkan sesuatu. Buku ini menyatakan empat sampai lima pendapat yang berbeda dan saling bertentangan hanya untuk menjelaskan satu kata saja dalam Qur'an. Buku ini penuh kisah² yang tak berkesinambungan dan tak ada hubungannya dengan Qur'an.
Untuk membaca hadis² tentang Muhammad, maka Muslim biasanya memilih Sahih Bukhari, yang terdiri dari 1.456 halaman jika ukuran hurufnya kecil, atau 4.500 halaman jika ukuran hurufnya sedang. Buku ini pun sarat dengan pengulangan, ditulis dalam bahasa Arab kuno yang sukar dimengerti dan rumit. Butuh banyak waktu untuk mengerti tulisan² dalam hadis tersebut.
Untuk mengetahui kisah hidup Muhammad, Muslim biasanya memilih Sirat Ibn Hisyam, yang terdiri dari 1.300 halaman jika ukuran hurufnya kecil, atau 3.900 halaman jika ukuran hurufnya sedang. Buku ini sarat dengan berbagai puisi, nama, kisah, dan orang² yang tidak ada hubungan satu sama lain. Jumlah nama yang disebut di buku ini lebih panjang daripada tulisan Iliad oleh Homer. Buku Sirat ini pun ditulis dalam bahasa Arab kuno yang sulit dimengerti.
Dengan demikian, pembaca Arab yang ingin mengerti Islam harus membaca biografi Muhammad, Hadis, dan tafsir Qur'an, yang semua tebalnya 14.000 halaman, penuh dengan legenda dan kisah² takhayul yang digunakan secara seksama agar Muslim tidak mengetahui Islam yang sebenarnya. Akibatnya, pembaca Muslim melaksanakan ibadah agamanya tanpa mengerti makna di belakangnya.
Sebagai bukti akan hal ini, Muhammad mengatakan: 'Melihat Qur'an saja adalah suatu ibadah' sehingga tentunya tidak perlu untuk mengerti dan membaca isinya. Untuk benar² mampu menggunakan Qur'an, Muslim pun harus dapat membaca dalam bahasa Arab - bangsa Arab modern sekarang juga bahkan butuh kamus bahasa Arab yang menerangkan bahasa dan istilah bahasa Arab kuno. Jika demikian, bagaimana mungkin para Muslim non-Arab bisa mengerti Islam dan Muhammad yang sebenarnya? Apakah Muslim Arab dan non-Arab punya waktu untuk membaca ribuan halaman tersebut? Lebih sial lagi, para penulis Islam ternyata juga belajar menipu dari Muhammad dalam menulis buku mereka yang penuh dengan dongeng karangan sendiri, takhayul, penghilangan kronologi peristiwa, dan keterangan yang membingungkan. Ini adalah salah satu alasan mengapa Islam bisa berumur panjang. Karena itu pula, para ulama Muslim terus melakukan monopoli dalam menjelaskan Qur'an, Islam, dan kehidupan Muhammad.
Admin
Tulisan: 458
Bergabung: Rabu 19 November 2008 pk 22.45
Kembali ke atas
Re: Imam Arab "Zaki Amin" Murtad
oleh Admin • Selasa 17 Maret 2009 pk 1.40
Pelafalan Qur’an
Muhammad berkata dalam Qur’annya:
‘dan kami harus melafalkan Qur’an secara perlahan, dan alunan yang teratur.’
Cara pelafalan ini ditiru dari agama Hindu agar Qur’an terkesan suci saat dilafalkan. Setelah Muhammad wafat, para ulama membuat aturan pelafalan panjang nan rumit, sehingga Muslim harus belajar berbulan-bulan terlebih dahulu untuk melantunkan Qur’an. Setelah belajar untuk sekian lama, maka sekarang para Muslim mahir membeo, menyanyikan Qur’an dengan suara merdu, namun tanpa mengerti artinya. Burung beo hanya memusatkan perhatian pada peniruan bunyi kata saja, tanpa mengetahui makna kata tersebut. Mendengarkan lafalan Qur’an tiada bedanya dengan mendengarkan lagu tanpa mengerti makna lagu itu. Jadi sewaktu Muhammad berkata dalam Qur’annya:
Wahai Nabi! Jika perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. [34]
[34] Qur’an, Sura 33, Al-Ahzab, ayat 49.
Muslim melafalkan ayat seks ini dengan penuh khidmat tanpa mengerti makna ayat tersebut; maksud sebenarnya adalah para Muslimah harus menawarkan tubuh mereka pada Muhammad. Jika Muhammad ingin bersetubuh dengan mereka tanpa ikatan perkawinan apapun, tanpa mas kawin, maka wanita ini hanya untuk Muhammad saja, lelaki lain tidak boleh menidurinya, dan Muhammad berhak memakai tubuh wanita tersebut.
Para Muslim non-Arab hafal Qur’an di luar kepala, tapi mereka tidak bisa mengucapkan “Selamat pagi” atau “Apa kabar?” dalam bahasa Arab! Mereka tidak berbahasa Arab, tapi harus berdoa dan melafalkan Qur’an dalam bahasa Arab. Ini merupakan salah satu perintah Muhammad yang wajib dilaksanakan Muslim.
Kebanyakan orang Barat bertanya pada Muslim tentang Islam, karena mereka mengira Muslim mengerti akan agamanya. Sayangnya, para Muslim Arab atau non-Arab tidak mengerti sedikit pun tentang biografi Muhammad, hadis dan Qur’an. Keterangan dalam buku ini tentang Muhammad dan Islam tidak pernah diketahui Muslim, dan disembunyikan dari Muslim oleh para ulama Muslim, karena memang begitulah tujuan utama Muhammad. Ulama² yang kumaksud di sini adalah para ulama di Mesjid Azhar di Kairo, yang mengerti betul kisah asli Muhammad dan Qur’annya, fakta² yang dikaburkan untuk menutupi kesalahan² yang dilakukan Muhammad. Ulama² ini berbeda dengan para Imam di mesjid² negara kafir barat yang sibuk mengumpulkan duit akad nikah, pelafalan Qur’an dan kegiatan sholat di berbagai acara ibadah. Dengan begitu, Muslim adalah korban² Islam, dan Islam merupakan lingkaran dusta dan akal²an yang telah berlangsung lebih dari 1.400 tahun, dan didukung oleh ribuan buku.
Mengijinkan Muslim untuk Mengritik Islam
Muhammad adalah penggembala kambing berpendidikan rendah, dan karenanya Qur’annya pun penuh kesalahan tata bahasa. Para ulama Muslim diperbolehkan mengritik kesalahan ini, dan ratusan buku ditulis untuk membahas hal ini, tapi mereka tidak diperbolehkan mengritik pesan Qur’an. Karenanya semua buku tersebut sebenarnya dibuat untuk mengalihkan perhatian dari ajaran Islam dan kehidupan Muhammad yang sebenarnya. Bahkan banyak dari buku² ini yang akhirnya menyimpulkan bahwa semua kesalahan tata bahasa tersebut adalah bukti bahwa Qur’an adalah muzizat illahi, karena Muhammad tidak akan dapat menulisnya tanpa bantuan Allâh!
Terjemahan Qur’an dalam Bahasa² Eropa
Muhammad gagal membuktikan dirinya adalah Nabi pada umat Yahudi dan Kristen, dan Islam adalah kelanjutan dari agama Yudaisme dan Kristen. Karena hal ini, maka para ulama penerus jejak kaki Muhammad, belajar dari pengalaman Muhammad, dan berusaha meyakinkan umat Yahudi dan Kristen akan kebenaran Islam.
Setelah penemuan minyak di negara² teluk Arabia Wahabi dan meningkatnya harga minyak, negara² ini menjadi kayaraya dan berpengaruh. Negara² dan Pemerintahan Islam ini banyak bergantung pada para Muslim India yang mempelajari Taurat dan Injil untuk menghasilkan tafsir Qur’an baru, di samping tafsir yang lama. Mereka lalu menulis buku² Islam dalam bahasa² Eropa. Para penerjemah buku² ini adalah Muslim yang menerima bayaran besar dari negara² Arab Teluk, dan mereka tanpa malu mendistorsi dan menambahkan arti² firman Allâh. Para ulama menghadapi masalah besar dalam menerjemahkan doa² Muhammad pada Allâh dalam Qur’an, agar terdengar seperti firman Allâh dan bukannya perkataan manusia. Untuk memecahkan masalah ini, para penerjemah menambahkan kata ‘Katakan’ dalam ayat² doa tersebut, bahkan jika sebenarnya kata itu tidak ada dalam Qur’an Arab yang asli.
Terjemahan² Qur’an yang menggunakan jenis bahasa, kata, gaya yang sama dengan Taurat dan Injil ternyata sangat sukses tersebar di negara² Eropa dan Amerika Utara. Sebagian warga barat bahkan sampai memeluk Islam segala, karena mereka mengira terjemahan Qur’an itu benar² firman Allâh.
Melalui terjemahan Qur’an inilah, di awal ke-20 banyak penulis Barat yang mengetahui kesamaan antara Islam, Kristen, dan Yudaisme. Mereka lalu mulai menulis buku² tentang Muhammad dan Islam dengan menunjukkan definisi yang sama antara ketiganya (monotheisme). Akhirnya, para Muslim berhasil meyakinkan seluruh dunia bahwa Muhammad adalah nabi dan Islam adalah agama besar kelanjutan dari Yudaisme dan Kristen.
Terjemahan Qur’an dalam bahasa Barat tidak menunjukkan pengertian Qur’an yang sebenarnya. Contohnya, kata untuk ‘penembusan alat kelamin wanita’ (f u c k) diterjemahkan sebagai ‘hubungan seks tanpa ikatan perkawinan’ (fornication); dan ini merupakan kata yang sama yang digunakan dalam 10 Perintah Tuhan di Taurat. Kata ini tidak mengartikan kata asli yang digunakan Muhammad dan pengikutnya. Dia menggunakan kata kasar Arab ‘niqa’ yang artinya sama seperti kata Inggris ‘f u c k’ (alat kelamin pria menembus alat kelamin wanita), seperti yang terdapat di hadis Bukhari.[35] Dengan begitu kata ‘f u c k’ diterjemahkan sebagai ‘hubungan seks di luar perkawinan.’ Contoh lain, di Qur’an, Sura 33 Al Ahzab, ayat 49, Muhammad berkata:
‘Wahai Nabi! Jika seorang Muslimah menawarkan tubuhnya bagi sang Nabi, jika sang Nabi ingin bersetubuh dengannya, maka itu terserah dia, jika dia melakukannya, maka wanita itu tidak boleh membagi ranjangnya dengan lelaki lain.’
Sekarang lihat bagaimana penerjemah Muslim mengganti isi ayat ini menjadi:
‘Wahai Nabi! Kami telah menghalalkan bagi Muslimah manapun yang ingin membaktikan jiwa mereka pada sang Nabi jika sang Nabi ingin menikahinya; ketentuan ini hanya untuk sang Nabi, dan bukan untuk Muslim pada umumnya.’
Kalian bisa melihat sendiri seberapa besar skala pemalsuan dan penggantian arti yang dilakukan.
[35] Sahih Al Bukhari, Al Bukhari, Bab perang melawan kafir, perkataan nomer 6824.
Pengaruh Budaya yang Ditaklukkan pada Islam
Kekalifahan Islam menjadi begitu besar setelah banyak suku² nomad memeluk Islam di daerah Asia Utara. Kekuasaannya terbentang dari India di Timur sampai Spanyol di Barat. Para filsuf Arab di Spanyol dipengaruhi oleh literatur Yunani dan mereka menulis banyak buku yang berhubungan dengan budaya Yunani, dan buku² ini lalu disebarkan ke kota² besar Islam seperti Kairo dan Damaskus. Sedangkan orang² Arab di bagian timur dipengaruhi oleh literatur India.
Dua pemikiran India dan Yunani ini berkembang di ibukota Kekalifahan Islam yakni Baghdad. Masa ini dikenal sebagai Masa Transisi dalam sejarah Arab, di mana banyak cabang ilmu bermunculan, dan menyebabkan timbulnya semangat belajar dan membaca, termasuk menelaah pengetahuan dari budaya lain untuk menghasilkan karya tulis sendiri. Kecenderungan intelektual ini disebut Sufi; dan kata Sufi ini diambil dari kata Yunani ‘filosofi.’
Muslim Sufi yang dipengaruhi budaya Yunani mengajak orang² untuk membaca dan mengambil manfaat prestasi negara lain dan mengembangkan apa yang telah dicapai orang lain untuk menghasilkan pemikiran baru dan menulis buku² baru. Akibatnya, muncul karir baru di Baghdad yang disebut sebagai Waraq, artinya adalah orang yang menulis ulang buku² untuk kemudian dijual untuk mencari laba/untung bagi penulis buku tersebut. (Adadeh: saat itu belum ada mesin cetak).
Sufisme di daerah India juga mengajak orang² untuk berpikir kritis, membaca dan menulis, sambil menghubungkan semuanya ini dengan ibadah Islam sehari-hari, sehingga semuanya menjadi kegiatan rutin setiap hari. Sebagian dari praktek ibadah agama yang dipelajari Muslim dari bangsa India termasuk teknik memerangi naluri fisik dan material melalui penghinaan diri, puasa, isolasi, merenung, dan menelaah diri sendiri selama berhari-hari di sepanjang tahun.
Dalam agama Hindu dan Budha, seorang umat biasa melafalkan satu ayat mantra sebanyak seratus satu kali dan lalu berhenti. Pengulangan seperti itu menimbulkan efek perasaan yang nyaman dan menenangkan hati. Para Muslim mengetahui mantra yang diucapkan tidak mengandung keajaiban apapun dan kalimat apapun yang diucapkan lebih dari 100 kali memang akan menghasilkan efek nyaman yang menenangkan perasaan. Karena itulah, para Muslim lalu mengganti mantra Hindu India itu menjadi mantra Islam yang berbunyi ‘Allâhu Akbar’ (Allâh maha besar) dan ‘‘Lâ ilaha illa al-Lâh’ (Tiada illah lain selain Allâh).
Umat Hindu dan Budha biasa menggunakan tasbih saat mengulang mantra sampai 101 kali saja, dan berhenti pada angka tersebut. Muslim pun mengikuti cara yang sama dengan menggunakan tasbih, mengulang-ulang mantra Islam, dan juga berhenti di hitungan 101 kali, sambil tak lupa mengarang-ngarang penjelasan bahwa angka 101 adalah angka ganjil yang mewakili Allâh adalah esa. Terkadang angka keramat ini juga diganti jadi angka 99 untuk mewakili 99 nama Allâh menurut Muhammad.
Para Muslim juga tidak lupa mencontek praktek ibadah agama² Afrika. Saat Islam menyerang Afrika, jutaan masyarakat Afrika ditawan sebagai budak. Para Arab saat itu melihat orang² Afrika menari dan memukul tambur sebagai bagian dari ibadah. Setelah selesai menari dan bermain musik, orang² Afrika merasa senang, nyaman, dan tenteram. Karena itulah, para Muslim juga mencampurkan pengulangan mantra dengan ibadah² Afrika yang mengandung gerakan menari, memukul tambur, dan mengulang-ulang kalimat ‘Allâhu Akbar’ dan ‘Lâ ilaha illa al-Lâh.’ Beberapa aliran Islam bahkan menorehkan pisau pada tubuh, untuk meniru ritual agama beberapa aliran Hindu India.
Terdapat berbagai ibadah Islam Sufi. Ketika Sufisme gaya Yunani dan India diperkenalkan di Baghdad, aliran Sufi dianggap membahayakan Islam. Hal ini karena Muslim Sufi ingin merubah Islam dengan cara mengajak Muslim untuk berpikir kritis dan bukannya membeo saja, dan juga mengajak Muslim bertoleransi dan mengasihi dan bukannya menerapkan kekerasan dan perbudakan.
Sufisme lalu mengubah filosofi politik, memerangi kekuasaan Kalifah Quraish di Baghdad. Beberapa dari pengikut Sufisme yang ternama adalah Al Romi, Omar Al Khayyam dan Al Hallaj.
Al Hallaj (lahir di sekitar tahun 858 M) dianggap sebagai pelopor Sufisme. Al Hallaj adalah orang Persia, dan kakeknya memeluk agama Zoroastria. Al Hallaj pernah hidup 9 tahun di India dan di sana dia mempelajari prinsip² agama Hindu dan Budha. Al Hallaj merupakan salah satu imam dan penyair yang paling terkenal di Baghdad. Dalam puisinya, dia membahas tentang cinta, toleransi, dan hormat pada sesama manusia. Dia juga memuji-muji Muhammad dan Islam, tapi di lain pihak dia mencoba mendobrak kekakuan Islam dengan cara mengajak Muslim untuk berpikir kritis dan berdebat.
Di hadapan para muridnya, Al Halaj mengumumkan bahwa Qur’an tidak bersifat abadi dan tidak bisa memenuhi semua kebutuhan umat manusia di sepanjang jaman, tapi hanya di jaman Muhammad saja.
Pengumuman seperti ini dianggap sebagai ancaman terhadap kekuasaan Kalifah Quraish di Baghdad, karena menyiratkan bahwa Muhammad bukanlah nabi, Qur’an bukan firman Allâh tapi hanya sekedar tulisan Muhammad saja, dan hak dari Allâh bagi suku Quraish untuk berkuasa adalah tidak sah. Sang Kalifah meminta Hallaj menyangkal pernyataannya dengan ancaman hukuman salib di pintu gerbang kota Baghdad. Tapi Al Hallaj menolak dan dia akhirnya dihukum salib. Para ulama Muslim lalu mengarang kisah bagaimana sang Kalifah menghalalkan pembunuhan dengan penyaliban bagi Al Hallaj dengan berkata:
‘Al Hallaj berkata bahwa dia adalah kebenaran, dan dia mengesampingkan fakta bahwa Kebenaran merupakan salah satu nama dan sifat Allâh, dan dengan demikian Al Hallaj adalah kafir karena dia mengatakan dirinya sebagai Allâh.’
Setelah ini, penguasa Islam dan para ulama Muslim mengumumkan perang sengit melawan Sufisme untuk menghentikan ancaman intelek, politik, dan filosofi. Mereka membakar buku² Sufi dan umat Sufi dituduh melakukan bid’ah, kekafiran dan menjadi Shu’ubiyya (anggota republik). (Syu’ubiyya adalah pemikiran dan kegiatan yang dilakukan negara² non-Arab untuk menggulingkan Kekalifahan Arab Muslim yang ditunjuk oleh Allâh. Negara² non-Arab tidak punya hak untuk berkuasa atas diri sendiri).
Akhirnya Sufisme gagal menggulingkan kekalifahan Islam, hal ini terutama karena serangan Mogul di Baghdad dan pembakaran buku² Sufisme. Sufi Islam yang dipengaruhi budaya Yunani, menghasilkan gerakan intelek yang sarat dengan filosofi dan pemikiran kritis; sedangkan Sufi Islam yang dipengaruhi budaya India lebih menitikberatkan pada penyucian diri dan ibadah sehari-hari. Para ulama Muslim memerangi versi intelek Sufi – yang diwujudkan dalam pemikiran dan tulisan analitis – tapi bersikap lebih lunak terhadap ibadah Sufi yang mengandung tarian, puasa, nyanyian, pengulangan mantra. Akibatnya, umat Sufi Muslim jaman sekarang bersikap bagaikan burung² beo yang mampu menyanyi, menari, dan menghafal di luar kepala syair² Omar Al Khayyam, Al Romi dan Al Hallaj, tanpa mampu melakukan pemikiran kristis analis. Mereka bahkan mengira prinsip² dan ajaran penuh kasih Sufisme ini datang dari Muhammad dan bukannya dari Budha.
Para ulama Muslim juga berhasil memperendah makna Sufi dengan menghubungkan kata Sufi dengan kata Arab ‘suf’ yang berarti bulu domba wool. Pihak Sufi sendiri berhasil membuat istilah ‘Ilmani’ yang berarti orang yang percaya pada kekuatan ilmu pengetahuan alam, dan bukannya takhayul; dan istilah ini mereka buat untuk menyingkirkan istilah ‘kafir’ bagi mereka. Dalam bahasa Arab, ‘Ilm’ berarti ilmu dan sampai sekarang orang² yang tidak percaya pada Muhammad disebut sebagai ‘Ilmani.’ Para ulama Islam berusaha memisahkan konsep² ilmu pengetahuan dan bid’ah dalam Islam.
Admin
Tulisan: 458
Bergabung: Rabu 19 November 2008 pk 22.45
Kembali ke atas
Re: Imam Arab "Zaki Amin" Murtad
oleh Admin • Selasa 17 Maret 2009 pk 1.45
Tafsir Sura Taubah (Sura 9)
Aku menulis tafsir Sura Taubah (Sura nomer 9), yang merupakan kata² dan perintah akhir Muhammad sebelum dia wafat, melalui pengertian tentang keadaan ekonomi dan politik di saat Sura ini ditulis. Bab ini menunjukkan pidato politik yang mengungkapkan kemarahan Muhammad terhadap Muslim dan hanya Muslim saja. Karena itulah maka Usman menyembunyikan Sura ini di bagian tengah Qur’an.
Keadaan Politik
Muhammad dulu terbiasa menerima pajak tinggi biaya (Jizya) dari suku² Baduy pagan selama lebih dari setahun setelah dia berhasil menguasai Mekah. Para ulama Muslim tidak pernah menyebut bagaimana para kafir pagan melakukan ibadah haji sambil telanjang bersama-sama dengan peziarah Muslim di Mekah. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan utama Muhammad adalah mengumpulkan lebih banyak uang, dan bukan seperti pengakuannya yang berjuang murni bagi Allâh, Ka’bah, Qur’an, masalah halal haram atau untuk memerangi kemunafikan. Sebenarnya semua istilah itu digunakannya sebagai alat untuk mencapai tujuan² politiknya.
Perlawanan Politik Melawan Muhammad
Perlawanan politik melawan Muhammad muncul terutama karena masalah keuangan dan korupsi administrasi, penundaan wahyu dari Muhammad, dan ketidakadilan pembagian harta karena pihak Quraish menerima semua uang dan harta jarahan, sedangkan suku lain tidak kebagian apapun. Abbas bin Mardas, seorang penyair non-Quraish, berkata:
“Aku berperang sengit bersama Muhammad, tapi aku tidak diberi apa², bahkan seekor unta kecil pun tidak.” [36]
[36] Ibn Hisyam, bab IV, hal. 146.
Ambisi politik Muhammad merupakan salah satu alasan mengapa dia menerima persyaratan yang diajukan masyarakat Al-Taf, setelah tidak berhasil menguasai tempat tinggal mereka melalui pengepungan militer. Persyaratan yang diajukan adalah Muhammad mengucapkan wahyu illahi yang memuji-muji berhala² masyarakat pagan Al-Taf dan tetap mengijinkan mereka beribadah pagan. Sebagai imbalan, masyarakat Al-Taf bersedia membayar Jizya yang tinggi bagi Muhammad.
Pihak lawan politik Muhammad (yang juga Muslim) mengejek Muhammad dan Qur’annya karena memuji-muji berhala pagan. Mereka juga membujuk orang² untuk tidak mau bergabung dengan tentara Muhammad. Pusat perlawanan ini terletak di sebuah mesjid di Medina, yang nantinya disebut Muhammad sebagai Mesjid Dirar yang berarti Mesjid yang jelek.
Keadaan Ekonomi
Melalui Islam, Muhammad menyatukan suku² Arab Baduy di Jazirah Arabia dan menghentikan peperangan antar suku. Konsekuensinya, pendapatan Muhammad jadi jauh berkurang karena suku² Arab Baduy Muslim tidak lagi bayar pajak Jizya yang tinggi pada Muhammad.
Suku² Arab Baduy pagan tetap harus bayar Jizya yang mahal pada Muhammad agar mereka tidak diserang Muslim. Dengan demikian, suku² Arab Baduy berhenti saling serang, dan Muhammad berkuasa penuh di Jazirah Arabia.
Ibn Hisyam menerangkan keadaan ekonomi saat itu:
Itulah saat di mana makanan dan uang jarang ada. [37]
[37] Ibn Hisyam, bab IV, hal. 169.
Keadaan ekonomi begitu buruk sehingga terjadi bencana kelaparan. Ibn Kathir menulis:
‘Pada saat itu, dua pria membagi sebuah kurma, dengan berkali-kali menyedot cairan dari dalamnya.’ [38]
Muhammad menemukan jalan keluar dari masalah ini dengan cara menyerang negara² beradab tetangga, merampas harta mereka untuk memberi makan suku² Arab Baduy yang kelaparan. Begitulah siasat Muhammad:
Menyatukan suku² Arab Baduy, membuat mereka kelaparan sampai nyaris tewas, sehingga timbul hasrat besar sekali untuk berperang dan merampok negara² tetangga seperti negara Persia dan Romawi, demi mengatasi kelaparan.
[38] Ibn Kathir, hal. 914
Kerajaan Persia
Masyarakat Persia hidup bertetangga dengan masyarakat Baduy. Mereka tahu betul mentalitas para Baduy, karena letak ibu kota mereka berdekatan dengan padang pasir Arab. Kedua belah pihak menandatangani perjanjian agar suku Baduy tidak menyerang kerajaan Persia. Saat itu, Persia menguasai daerah Yemen dan Bahrain. Muhammad harus menghancurkan basis militer di kedua daerah itu sebelum bisa menyerang Persia; dan memang begitulah yang terjadi kemudian setelah kematian Muhammad.
Kekaisaran Romawi
Kekaisaran Romawi terdiri dari berbagai ras dan suku bangsa; ibukotanya Roma terletak jauh dari gurun pasir Arab Baduy. Pihak Roma tidak menyadari bahaya yang datang dari Arab Baduy yang kelaparan. Pihak Romawi tidak tertarik pada Jazirah Arabia, dan hanya punya sedikit hubungan dagang antara Mekah dan Damaskus. Muhammad mengambil keputusan untuk menyerang kekaisaran Romawi bersama tentaranya yang kelaparan di serangan militer yang disebut serangan Tabuk.
Pihak Baduy mengira Muhammad hanya ingin jadi Raja diantara masyarakat Arab dan pidatonya mengenai impian berkuasa atas Romawi dan istana putih Babilonia sangat sukar untuk dilakukan, sehingga mereka tidak menanggapi impian Muhammad secara serius karena mereka tahu Muhammad pasti kalah. Sudah jelas bahwa mereka tidak mengerti arti sebenarnya dari perkataan Muhammad:
‘Aku telah dikirim untuk membunuh orang² sampai mereka mengatakan tiada illah lain selain Allâh dan Muhammad adalah Rasul Allâh.’
Muhammad tidak mengatakan untuk membunuh satu kelompok masyarakat saja, atau orang² Baduy atau orang² Arab saja, dan dengan demikian dia menyerang siapapun yang tidak percaya bahwa dia adalah Rasul Allâh. Hal ini rupanya tidak disadari pihak masyarakat Arab Baduy.
Perlawanan politik melawan Muhammad muncul dari pihak Muslim yang menyatakan percaya akan Islam agar tidak dibunuh Muhammad dan suku Quraish [39], tapi iman Islam mereka tipis atau bahkan tidak beriman sama sekali. Gerakan perlawanan ini berhasil meyakinkan orang² untuk tidak jadi tentara Muhammad, tidak menyumbangkan uang bagi usaha militer Muhammad, sambil berpesan bahwa jika Muslim menyerang Romawi, maka mereka akan disalib di pintu² gerbang Damaskus.
[39] Ibn Hisyam, bab IV, hal. 179.
Pihak oposisi juga mengatakan bahwa motivasi kenabian Muhammad adalah karena Muhammad berambisi jadi penguasa politik. Akibatnya, banyak suku² Baduy Muslim yang tidak mau bergabung dalam tentara Muhammad dan tidak mau bayar sedekah untuk membiayai usaha penyerangan militer terhadap Romawi. Dengan demikian, Muhammad kehilangan dukungan finansial, senjata, kuda, dan tentara yang kuat. Dia juga tidak lagi mampu memberi makan Ahl Assafah yang merupakan jihadis²nya yang ganas, yang ditempatkan di bagian depan tentara Islam ketika dulu menyerang suku² Arab Baduy. Para Jihadis ganas ini hanya bisa cari nafkah melalui peperangan, penjarahan, dan perampokan. Inilah sebab utama mengapa serangan militer Tabuk jadi gagal.
Di lain pihak, masyarakat Baduy juga takut akan pedang Muhammad dan kemarahan suku Quraish, jadi mereka pura² ikut perjalanan militer Muhammad menyerang Romawi dan nantinya akan mengundurkan diri di saat perang hampir terjadi. Dengan demikian, hal ini membuat semangat tentara Muslim merosot, takut, tidak punya perbekalan yang memadai, dan juga suhu udara sangat panas. Umar menerangkan keadaan bahwa di saat itu mereka menderita kehausan sampai hampir mati.
Setelah berjalan selama 20 hari, Muhammad sadar akan siasat rahasia diantara suku² Baduy untuk mengundurkan diri dari peperangan dan juga untuk menyingkirkan dia [40], seperti yang dulu pernah terjadi di Perang Uhud di mana Abdul Allâh bin Abi Salul mengundurkan diri sewaktu peperangan hampir berlangsung dan mengakibatkan pihak Muslim kalah perang. Di Perang Uhud, Muhammad hampir saja tewas ketika sebuah batu menghajar kepalanya.
[40] Ibn Kathir, hal. 873.
Umar menyadari siasat mundur tiba² ini akan sangat mungkin terjadi, sehingga dia menasehati Muhammad untuk membatalkan usaha militernya dan Muhammad pun menyetujuinya. Tapi Muhammad mengatakan keputusan ini adalah perintah Allâh dan bukannya nasehat Umar!
Muhammad menyadari adanya pemberontakan dalam tentaranya dan kebencian suku² Baduy akan dirinya, sehingga dia berjaga-jaga agar tidak terbunuh.
Dalam serangan militer Tabuk ini, Muhammad melarang Muslim untuk minum dari oase dan mata air di padang gurun [41], sebelum Muhammad sendiri yang pertama tiba di tempat itu dan pertama minum airnya [42], untuk memastikan air itu tidak diracuni Muslim lain. Akan tetapi, dalam dua kejadian, para Muslim terlebih dahulu minum air sebelum Muhammad sempat mencapai sumber air tersebut. Muhammad jadi sangat marah dan lalu mencaci-maki dan mengutuki mereka.
[41] Ibn Kathir, hal. 895.
[42] Sira Al Nabawuya (Al Halabiya) Khaffaji Al Halalabi, bab II, hal. 328,332, catatan kaki oleh Dahlan.
Muhammad juga melarang tentara Muslim untuk berada dekat dengannya di jalur perjalanan yang sempit. Meskipun demikian, pihak oposisi tetap merencanakan usaha pembunuhan baginya.
Usaha Pembunuhan terhadap Muhammad di Malam Hari di Aqaba [43]
[43] Sira Al Nabawuya (Al Halabiya) Khaffaji Al Halalabi, bab II, hal. 333, dan juga Ibn Kathir, hal. 859.
Dalam perjalanan pulang kembali ke Mekah, di malam hari tentara Muslim mencapai jalur sempit bernama Aqaba. Muhammad mengumumkan bahwa dia akan melalui jalur sempit ini, dan tentaranya harus melalui jalur lain melalui lembah yang lebih lebar. Muhammad dijaga dua pengawalnya, yakni Ammar bin Yaser dan Huthifa bin Yamman. Ketika pihak oposisi mendengar pengumuman ini, mereka mengirim 12 tentara yang dengan cepat melalui jalur sempit Aqaba untuk menghadang dan mendorong Muhammad ke dalam jurang.
Sewaktu Muhammad melalui jalur sempit itu, dia mendengar suara kuda² mereka dan lalu cepat² menyembunyikan diri, sambil memerintahkan pengawal²nya untuk melawan mereka. Usaha pembunuhan ini berhasil digagalkan dan para penyerang lalu melarikan diri dan bersatu kembali dalam tentara Muslim. Muhammad lalu bertanya pada pengawalnya apakah mereka mengenal pihak penyerang gelap. Mereka menjawab tidak mengenal karena mereka menyembunyikan wajah dan malam hari gelap pekat, tapi mereka bisa mengenal kuda² mereka. Huthaifa bertanya mengapa mereka menyerang Muhamamd. Muhammad menjawab mereka ingin mendorongnya masuk jurang dan mati. Muhammad meminta pengawalnya untuk tidak menyebarkan berita penyerangan ini diantara tentara Muslim.
Keesokan paginya, Usaid bin Huthair mengunjungi Muhammad dan bertanya padanya mengapa dia memilih melalui jalur sempit Aqaba. Muhammad mengatakan bahwa ada usaha untuk membunuhnya. Usaid bertanya siapakah nama² para penyerang agar mereka bisa dipenggal, tapi Muhammad berkata dia tidak ingin ada perpecahan dalam tentaranya. Padahal sebenarnya, Muhamad tidak menunggu dan dia langsung menginterogasi orang² yang merencanakan penyerangan itu. [44]
[44] Muhammad sangat marah sehingga dia mengatakan dalam Qur’an 9:74 bahwa: Mereka jadi kafir setelah memeluk Islam, dan merencanakan hal yang tidak dapat mereka capai.
Muhammad tidak langsung menghukum mereka dalam perjalanan pulang, dengan mengatakan bahwa Allâh-lah nanti yang akan menghukum mereka dengan melemparkan Dabilah pada mereka – kata Dabilah sebenarnya tidak ada dalam bahasa Arab, dan kata ini hanyalah karangan Muhammad saja – dia lalu menerangkan bahwa Dabilah berarti meteor yang datang dari langit dan jatuh ke dalam jantung mereka sehingga mereka mati. Alasan sebenarnya Muhammad tidak langsung menghukum mereka adalah karena dia tidak mau menimbulkan perpecahan diantara tentaranya. Tapi setelah tiba di Medina, dia diberitahu bahwa para penyerang adalah bagian dari kelompok oposisi yang berkumpul di Mesjid Dirar.
Dalam perjalanan kembali ke Medina, Muhammad memperbaharui kembali perjanjian dengan kaum Kristen [45] yang isinya adalah pihak Kristen bersedia membayar Jizya untuk dirinya.
[45] Al Sira Al Nabawuya (Al Halabiya), bab II, hal. 333, catatan kaki oleh Dahlan dan Ibn Hisyam, bab IV, hal. 179.
Setelah tiba di Medinah, Muhammad memerintahkan pembakaran dan penghancuran Mesjid Dirar [46] dan rumah² pihak oposisi [47]. Dia juga mencopot jabatan salah satu suku dan menggantinya dengan pengikutnya. [48] Lalu dia mengirim sekelompok Muslim menemui suku Takif di Al-Taf untuk menyampaikan pesan bahwa mereka harus menghancurkan kuil Al-Taf dan menghentikan ibadah pagan naik haji. Hal ini bertujuan agar Ka’bah menjadi satu²nya tempat untuk melakukan ibadah haji.
[46] Ibn Hisyam, bab IV, hal. 184
[47] Ibn Hisyam, bab IV, hal. 170.
[48] Ibn Kathir, hal. 885.
Masyarakat Al-Taf tidak mau menuruti keinginan Muhammad dan mereka bahkan membunuh utusannya. [49] Salah satu alasan penolakan adalah karena mereka menerima banyak uang dari banyaknya pengunjung yang datang ke kuil dewi Al-Lat – dan ini terjadi setelah Muhammad memuji-muji dewa pagan mereka dalam Qur’annya dan mendorong masyarakat Arab Baduy mengunjungi kuil Al-Lat mereka.
[49] Ibn Hisyam, bab IV, hal. 191.
Muhammad marah pada para Muslim yang mengudurkan diri dari usaha penyerangan militernya, tidak mau berpartisipasi dalam peperangan, atau tidak mau membayar kegiatan militernya. Muhammad mengancam pihak oposisi bahwa dia akan membunuh dan mencincang jantung mereka. Muhammad tidak bersengketa dengan pihak Kristen atau suku² pagan yang membayar pajak Jizya yang mahal baginya. Dia hanya marah pada suku Takif di Al-Taf yang membunuh utusannya, sehingga dia mengirimkan ancaman batas waktu untuk penghancuran kuil Al-Lat dan penghentian ritual ibadah haji di sana. Dengan begitu, Muhammad mengubah pernyataannya dulu di Qur’an yang mengatakan ‘agamamu bagimu, dan bagiku agamaku.’
Muhammad juga membatalkan semua perjanjian damai dalam Sura² Mekah dan menyatakan keputusan baru bahwa semua suku Arab Baduy harus menjadi Muslim. Jika tetap mereka tidak mau sampai batas waktu tertentu, maka mereka akan dibunuh.
Admin
Tulisan: 458
Bergabung: Rabu 19 November 2008 pk 22.45
Kembali ke atas
Re: Imam Arab "Zaki Amin" Murtad
oleh Admin • Selasa 17 Maret 2009 pk 1.53
Tafsir Sura Taubah (Sura 9)
Aku menulis tafsir Sura Taubah (Sura nomer 9), yang merupakan kata² dan perintah akhir Muhammad sebelum dia wafat, melalui pengertian tentang keadaan ekonomi dan politik di saat Sura ini ditulis. Bab ini menunjukkan pidato politik yang mengungkapkan kemarahan Muhammad terhadap Muslim dan hanya Muslim saja. Karena itulah maka Usman menyembunyikan Sura ini di bagian tengah Qur’an.
Keadaan Politik
Muhammad dulu terbiasa menerima pajak tinggi biaya (Jizya) dari suku² Baduy pagan selama lebih dari setahun setelah dia berhasil menguasai Mekah. Para ulama Muslim tidak pernah menyebut bagaimana para kafir pagan melakukan ibadah haji sambil telanjang bersama-sama dengan peziarah Muslim di Mekah. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan utama Muhammad adalah mengumpulkan lebih banyak uang, dan bukan seperti pengakuannya yang berjuang murni bagi Allâh, Ka’bah, Qur’an, masalah halal haram atau untuk memerangi kemunafikan. Sebenarnya semua istilah itu digunakannya sebagai alat untuk mencapai tujuan² politiknya.
Perlawanan Politik Melawan Muhammad
Perlawanan politik melawan Muhammad muncul terutama karena masalah keuangan dan korupsi administrasi, penundaan wahyu dari Muhammad, dan ketidakadilan pembagian harta karena pihak Quraish menerima semua uang dan harta jarahan, sedangkan suku lain tidak kebagian apapun. Abbas bin Mardas, seorang penyair non-Quraish, berkata:
“Aku berperang sengit bersama Muhammad, tapi aku tidak diberi apa², bahkan seekor unta kecil pun tidak.” [36]
[36] Ibn Hisyam, bab IV, hal. 146.
Ambisi politik Muhammad merupakan salah satu alasan mengapa dia menerima persyaratan yang diajukan masyarakat Al-Taf, setelah tidak berhasil menguasai tempat tinggal mereka melalui pengepungan militer. Persyaratan yang diajukan adalah Muhammad mengucapkan wahyu illahi yang memuji-muji berhala² masyarakat pagan Al-Taf dan tetap mengijinkan mereka beribadah pagan. Sebagai imbalan, masyarakat Al-Taf bersedia membayar Jizya yang tinggi bagi Muhammad.
Pihak lawan politik Muhammad (yang juga Muslim) mengejek Muhammad dan Qur’annya karena memuji-muji berhala pagan. Mereka juga membujuk orang² untuk tidak mau bergabung dengan tentara Muhammad. Pusat perlawanan ini terletak di sebuah mesjid di Medina, yang nantinya disebut Muhammad sebagai Mesjid Dirar yang berarti Mesjid yang jelek.
Keadaan Ekonomi
Melalui Islam, Muhammad menyatukan suku² Arab Baduy di Jazirah Arabia dan menghentikan peperangan antar suku. Konsekuensinya, pendapatan Muhammad jadi jauh berkurang karena suku² Arab Baduy Muslim tidak lagi bayar pajak Jizya yang tinggi pada Muhammad.
Suku² Arab Baduy pagan tetap harus bayar Jizya yang mahal pada Muhammad agar mereka tidak diserang Muslim. Dengan demikian, suku² Arab Baduy berhenti saling serang, dan Muhammad berkuasa penuh di Jazirah Arabia.
Ibn Hisyam menerangkan keadaan ekonomi saat itu:
Itulah saat di mana makanan dan uang jarang ada. [37]
[37] Ibn Hisyam, bab IV, hal. 169.
Keadaan ekonomi begitu buruk sehingga terjadi bencana kelaparan. Ibn Kathir menulis:
‘Pada saat itu, dua pria membagi sebuah kurma, dengan berkali-kali menyedot cairan dari dalamnya.’ [38]
Muhammad menemukan jalan keluar dari masalah ini dengan cara menyerang negara² beradab tetangga, merampas harta mereka untuk memberi makan suku² Arab Baduy yang kelaparan. Begitulah siasat Muhammad:
Menyatukan suku² Arab Baduy, membuat mereka kelaparan sampai nyaris tewas, sehingga timbul hasrat besar sekali untuk berperang dan merampok negara² tetangga seperti negara Persia dan Romawi, demi mengatasi kelaparan.
[38] Ibn Kathir, hal. 914
Kerajaan Persia
Masyarakat Persia hidup bertetangga dengan masyarakat Baduy. Mereka tahu betul mentalitas para Baduy, karena letak ibu kota mereka berdekatan dengan padang pasir Arab. Kedua belah pihak menandatangani perjanjian agar suku Baduy tidak menyerang kerajaan Persia. Saat itu, Persia menguasai daerah Yemen dan Bahrain. Muhammad harus menghancurkan basis militer di kedua daerah itu sebelum bisa menyerang Persia; dan memang begitulah yang terjadi kemudian setelah kematian Muhammad.
Kekaisaran Romawi
Kekaisaran Romawi terdiri dari berbagai ras dan suku bangsa; ibukotanya Roma terletak jauh dari gurun pasir Arab Baduy. Pihak Roma tidak menyadari bahaya yang datang dari Arab Baduy yang kelaparan. Pihak Romawi tidak tertarik pada Jazirah Arabia, dan hanya punya sedikit hubungan dagang antara Mekah dan Damaskus. Muhammad mengambil keputusan untuk menyerang kekaisaran Romawi bersama tentaranya yang kelaparan di serangan militer yang disebut serangan Tabuk.
Pihak Baduy mengira Muhammad hanya ingin jadi Raja diantara masyarakat Arab dan pidatonya mengenai impian berkuasa atas Romawi dan istana putih Babilonia sangat sukar untuk dilakukan, sehingga mereka tidak menanggapi impian Muhammad secara serius karena mereka tahu Muhammad pasti kalah. Sudah jelas bahwa mereka tidak mengerti arti sebenarnya dari perkataan Muhammad:
‘Aku telah dikirim untuk membunuh orang² sampai mereka mengatakan tiada illah lain selain Allâh dan Muhammad adalah Rasul Allâh.’
Muhammad tidak mengatakan untuk membunuh satu kelompok masyarakat saja, atau orang² Baduy atau orang² Arab saja, dan dengan demikian dia menyerang siapapun yang tidak percaya bahwa dia adalah Rasul Allâh. Hal ini rupanya tidak disadari pihak masyarakat Arab Baduy.
Perlawanan politik melawan Muhammad muncul dari pihak Muslim yang menyatakan percaya akan Islam agar tidak dibunuh Muhammad dan suku Quraish [39], tapi iman Islam mereka tipis atau bahkan tidak beriman sama sekali. Gerakan perlawanan ini berhasil meyakinkan orang² untuk tidak jadi tentara Muhammad, tidak menyumbangkan uang bagi usaha militer Muhammad, sambil berpesan bahwa jika Muslim menyerang Romawi, maka mereka akan disalib di pintu² gerbang Damaskus.
[39] Ibn Hisyam, bab IV, hal. 179.
Pihak oposisi juga mengatakan bahwa motivasi kenabian Muhammad adalah karena Muhammad berambisi jadi penguasa politik. Akibatnya, banyak suku² Baduy Muslim yang tidak mau bergabung dalam tentara Muhammad dan tidak mau bayar sedekah untuk membiayai usaha penyerangan militer terhadap Romawi. Dengan demikian, Muhammad kehilangan dukungan finansial, senjata, kuda, dan tentara yang kuat. Dia juga tidak lagi mampu memberi makan Ahl Assafah yang merupakan jihadis²nya yang ganas, yang ditempatkan di bagian depan tentara Islam ketika dulu menyerang suku² Arab Baduy. Para Jihadis ganas ini hanya bisa cari nafkah melalui peperangan, penjarahan, dan perampokan. Inilah sebab utama mengapa serangan militer Tabuk jadi gagal.
Di lain pihak, masyarakat Baduy juga takut akan pedang Muhammad dan kemarahan suku Quraish, jadi mereka pura² ikut perjalanan militer Muhammad menyerang Romawi dan nantinya akan mengundurkan diri di saat perang hampir terjadi. Dengan demikian, hal ini membuat semangat tentara Muslim merosot, takut, tidak punya perbekalan yang memadai, dan juga suhu udara sangat panas. Umar menerangkan keadaan bahwa di saat itu mereka menderita kehausan sampai hampir mati.
Setelah berjalan selama 20 hari, Muhammad sadar akan siasat rahasia diantara suku² Baduy untuk mengundurkan diri dari peperangan dan juga untuk menyingkirkan dia [40], seperti yang dulu pernah terjadi di Perang Uhud di mana Abdul Allâh bin Abi Salul mengundurkan diri sewaktu peperangan hampir berlangsung dan mengakibatkan pihak Muslim kalah perang. Di Perang Uhud, Muhammad hampir saja tewas ketika sebuah batu menghajar kepalanya.
[40] Ibn Kathir, hal. 873.
Umar menyadari siasat mundur tiba² ini akan sangat mungkin terjadi, sehingga dia menasehati Muhammad untuk membatalkan usaha militernya dan Muhammad pun menyetujuinya. Tapi Muhammad mengatakan keputusan ini adalah perintah Allâh dan bukannya nasehat Umar!
Muhammad menyadari adanya pemberontakan dalam tentaranya dan kebencian suku² Baduy akan dirinya, sehingga dia berjaga-jaga agar tidak terbunuh.
Dalam serangan militer Tabuk ini, Muhammad melarang Muslim untuk minum dari oase dan mata air di padang gurun [41], sebelum Muhammad sendiri yang pertama tiba di tempat itu dan pertama minum airnya [42], untuk memastikan air itu tidak diracuni Muslim lain. Akan tetapi, dalam dua kejadian, para Muslim terlebih dahulu minum air sebelum Muhammad sempat mencapai sumber air tersebut. Muhammad jadi sangat marah dan lalu mencaci-maki dan mengutuki mereka.
[41] Ibn Kathir, hal. 895.
[42] Sira Al Nabawuya (Al Halabiya) Khaffaji Al Halalabi, bab II, hal. 328,332, catatan kaki oleh Dahlan.
Muhammad juga melarang tentara Muslim untuk berada dekat dengannya di jalur perjalanan yang sempit. Meskipun demikian, pihak oposisi tetap merencanakan usaha pembunuhan baginya.
Usaha Pembunuhan terhadap Muhammad di Malam Hari di Aqaba [43]
[43] Sira Al Nabawuya (Al Halabiya) Khaffaji Al Halalabi, bab II, hal. 333, dan juga Ibn Kathir, hal. 859.
Dalam perjalanan pulang kembali ke Mekah, di malam hari tentara Muslim mencapai jalur sempit bernama Aqaba. Muhammad mengumumkan bahwa dia akan melalui jalur sempit ini, dan tentaranya harus melalui jalur lain melalui lembah yang lebih lebar. Muhammad dijaga dua pengawalnya, yakni Ammar bin Yaser dan Huthifa bin Yamman. Ketika pihak oposisi mendengar pengumuman ini, mereka mengirim 12 tentara yang dengan cepat melalui jalur sempit Aqaba untuk menghadang dan mendorong Muhammad ke dalam jurang.
Sewaktu Muhammad melalui jalur sempit itu, dia mendengar suara kuda² mereka dan lalu cepat² menyembunyikan diri, sambil memerintahkan pengawal²nya untuk melawan mereka. Usaha pembunuhan ini berhasil digagalkan dan para penyerang lalu melarikan diri dan bersatu kembali dalam tentara Muslim. Muhammad lalu bertanya pada pengawalnya apakah mereka mengenal pihak penyerang gelap. Mereka menjawab tidak mengenal karena mereka menyembunyikan wajah dan malam hari gelap pekat, tapi mereka bisa mengenal kuda² mereka. Huthaifa bertanya mengapa mereka menyerang Muhamamd. Muhammad menjawab mereka ingin mendorongnya masuk jurang dan mati. Muhammad meminta pengawalnya untuk tidak menyebarkan berita penyerangan ini diantara tentara Muslim.
Keesokan paginya, Usaid bin Huthair mengunjungi Muhammad dan bertanya padanya mengapa dia memilih melalui jalur sempit Aqaba. Muhammad mengatakan bahwa ada usaha untuk membunuhnya. Usaid bertanya siapakah nama² para penyerang agar mereka bisa dipenggal, tapi Muhammad berkata dia tidak ingin ada perpecahan dalam tentaranya. Padahal sebenarnya, Muhamad tidak menunggu dan dia langsung menginterogasi orang² yang merencanakan penyerangan itu. [44]
[44] Muhammad sangat marah sehingga dia mengatakan dalam Qur’an 9:74 bahwa: Mereka jadi kafir setelah memeluk Islam, dan merencanakan hal yang tidak dapat mereka capai.
Muhammad tidak langsung menghukum mereka dalam perjalanan pulang, dengan mengatakan bahwa Allâh-lah nanti yang akan menghukum mereka dengan melemparkan Dabilah pada mereka – kata Dabilah sebenarnya tidak ada dalam bahasa Arab, dan kata ini hanyalah karangan Muhammad saja – dia lalu menerangkan bahwa Dabilah berarti meteor yang datang dari langit dan jatuh ke dalam jantung mereka sehingga mereka mati. Alasan sebenarnya Muhammad tidak langsung menghukum mereka adalah karena dia tidak mau menimbulkan perpecahan diantara tentaranya. Tapi setelah tiba di Medina, dia diberitahu bahwa para penyerang adalah bagian dari kelompok oposisi yang berkumpul di Mesjid Dirar.
Dalam perjalanan kembali ke Medina, Muhammad memperbaharui kembali perjanjian dengan kaum Kristen [45] yang isinya adalah pihak Kristen bersedia membayar Jizya untuk dirinya.
[45] Al Sira Al Nabawuya (Al Halabiya), bab II, hal. 333, catatan kaki oleh Dahlan dan Ibn Hisyam, bab IV, hal. 179.
Setelah tiba di Medinah, Muhammad memerintahkan pembakaran dan penghancuran Mesjid Dirar [46] dan rumah² pihak oposisi [47]. Dia juga mencopot jabatan salah satu suku dan menggantinya dengan pengikutnya. [48] Lalu dia mengirim sekelompok Muslim menemui suku Takif di Al-Taf untuk menyampaikan pesan bahwa mereka harus menghancurkan kuil Al-Taf dan menghentikan ibadah pagan naik haji. Hal ini bertujuan agar Ka’bah menjadi satu²nya tempat untuk melakukan ibadah haji.
[46] Ibn Hisyam, bab IV, hal. 184
[47] Ibn Hisyam, bab IV, hal. 170.
[48] Ibn Kathir, hal. 885.
Masyarakat Al-Taf tidak mau menuruti keinginan Muhammad dan mereka bahkan membunuh utusannya. [49] Salah satu alasan penolakan adalah karena mereka menerima banyak uang dari banyaknya pengunjung yang datang ke kuil dewi Al-Lat – dan ini terjadi setelah Muhammad memuji-muji dewa pagan mereka dalam Qur’annya dan mendorong masyarakat Arab Baduy mengunjungi kuil Al-Lat mereka.
[49] Ibn Hisyam, bab IV, hal. 191.
Muhammad marah pada para Muslim yang mengudurkan diri dari usaha penyerangan militernya, tidak mau berpartisipasi dalam peperangan, atau tidak mau membayar kegiatan militernya. Muhammad mengancam pihak oposisi bahwa dia akan membunuh dan mencincang jantung mereka. Muhammad tidak bersengketa dengan pihak Kristen atau suku² pagan yang membayar pajak Jizya yang mahal baginya. Dia hanya marah pada suku Takif di Al-Taf yang membunuh utusannya, sehingga dia mengirimkan ancaman batas waktu untuk penghancuran kuil Al-Lat dan penghentian ritual ibadah haji di sana. Dengan begitu, Muhammad mengubah pernyataannya dulu di Qur’an yang mengatakan ‘agamamu bagimu, dan bagiku agamaku.’
Muhammad juga membatalkan semua perjanjian damai dalam Sura² Mekah dan menyatakan keputusan baru bahwa semua suku Arab Baduy harus menjadi Muslim. Jika tetap mereka tidak mau sampai batas waktu tertentu, maka mereka akan dibunuh.
Perintah² Muhammad di Sura Taubah
Zakat dari Muslim saja sudah tentu tidak mencukupi kebutuhan Muhammad. Muhammad menghapus semua perjanjian sebelumnya dengan para suku Baduy Muslim untuk bayar Zakat, sehingga suku² itu harus bayar lebih mahal. Muhammad memperkenalkan pajak baru yang disebut ‘sedekah’ untuk mendapatkan pengampunan dari Muhammad. Pajak baru ini wajib dibayar, sesuai dengan perintah Allâh. Kata Arab ‘sedekah’ berarti sumbangan sukarela, dan bukan pungutan wajib.
Berikut adalah intisari perintah² yang dikeluarkan Muhammad:
Muhammad membatalkan semua persetujuan mengunjungi ke kuil² pagan. Muhammad mengancam suku Takif dan memerintahkan mereka untuk menghancurkan kuil² pagan dewi Al-Lat dan mereka semua harus memeluk Islam.
Muhammad menghukum semua lawan politiknya yang mencoba menghina dan membunuhnya. Hukumannya adalah hukuman mati dan jantung dicincang.
Muhammad menetapkan dirinya sebagai Penguasa Tunggal. Tiada seorang pun berhak menentang keputusannya di bidang apapun, baik finansial, administrasi, maupun politik. Siapapun yang berani menentang kebijaksanaannya akan dihukum mati. Tiada seorang pun yang berhak mengritik keputusannya akan pembagian uang bagi suku Quraish.
Muhammad memerintahkan semua suku Baduy harus berperang bagi usaha serangan militernya tanpa perkecualian dan alasan apapun. Muhammad menetapkan seorang dari keluarganya sendiri untuk jadi pemimpin militer di ibukota, saat Muhammad sedang melakukan penyerangan militer di luar kota.
Muhammad menetapkan berbagai hukuman bagi masyarakat Baduy yang enggan berperang bersamanya, enggan bayar sedekah untuk membiayai kegiatan militer, dan mengundurkan diri dari tentara Islam.
Gaya Literatur Sura Taubah
Seperti yang dapat dilihat di seluruh Qur’an, gaya tulis Muhammad di Sura Taubah pun berbeda pada setiap ayat, meloncat dari satu masalah ke masalah lain, mengulang-ulang pesan yang sama di berbagai ayat, menggunakan kata ganti yang membingungkan seperti misalnya menggunakan kata ganti yang sama untuk golongan Muslim, pagan, Kristen, dan Yahudi. Di Sura ini, Muhammad juga memasukkan kisah² para nabi Yahudi untuk memperpanjang ayat² tanpa mengikuti alur cerita asli dan memotongnya begitu saja untuk kemudian menyambungnya di bagian lain. Semua ini mengakibatkan kekacauan dan kebingungan bagi pembacanya.
Muhammad mengimlakan Qur’an sedemikian rupa sehingga orang² yang disebutnya dalam Qur’an akan mengerti apa yang diucapkannya, tapi setelah waktu dan kejadian berlalu, maka pesan itu jadi tidak jelas lagi bagi Muslim generasi berikutnya. Ketidakjelasan semakin bertambah setelah Usman menempatkan Sura Taubah di bagian tengah Qur’an dan meletakkan Sura² Mekah yang telah dibatalkan di bagian belakang Qur’an. Karena tiadanya kronologi yang teratur dan penjelasan yang jelas dalam ayat² di Sura Taubah, maka para ulama Muslim dapat sesuka hati mengartikan Sura ini dan menghubungkannya dengan berbagai peristiwa yang tak ada hubungan latar belakang peristiwa Sura Taubah. Contohnya, sebagian ulama menafsirkan bahwa perang yang disebut di Sura Taubah adalah perang Badr atau perang melawan kaum Yahudi, padahal sebenarnya perang² itu terjadi bertahun-tahun sebelum Sura Taubah diucapkan. Tujuan para ulama melakukan hal ini adalah karena mereka tidak mau pembaca mengerti bahwa Sura ini merupakan pernyataan penuh kemarahan Muhammad terhadap para Muslim. Para ulama bahkan mengganti makna Taubat (= tobat), dengan menyebutnya sebagai Sura Pedang yang kemudian mereka nyatakan sebagai perintah Jihad memerangi kaum Kristen dan Yahudi.
Dalam Sura Taubah, Muhammad menyebut kembali bahwa kaum Kristen dan Yahudi harus bayar Jizya yang tinggi bagi Muhammad. Para ulama menyatakan makna Sura Taubah adalah perlawanan terhadap kaum Kristen dan Yahudi, dengan tujuan menyembunyikan kekejaman dan kemarahan Muhammad terhadap kaum Muslim. Muhammad tidak memulai Sura ini dengan kalimat klasik “dalam nama Allâh, yang Maha Pengasih, Maha Pengampun” seperti biasanya karena dia ingin menunjukkan kemarahannya pada para Muslim. Dia ingin berkata begini pada para Muslim Arab Badui:
Ini adalah pesan dari penguasa gurun pasir, yang penuh ancaman, balas dendam, kemarahan, dan tanpa ampun, yang ditujukan bagi Muslim dan non-Muslim.
Muhammad mengumumkan pidato politiknya di Sura Taubah dengan membatalkan 124 ayat² dan hukum² dalam Qur’an [50] dan segala ayat² Mekah yang damai.
[50] Al Nasih dan Almansuk, hal. 139.
Penjelasan tentang Sura Taubah
Aku akan menyarikan tafsirku tentang Sura Taubah, dengan tidak mengikutsertakan kisah² para Nabi Yahudi yang panjang dan segala pengulangannya. Muhammad menyebut Muslim dengan berbagai cacaian dalam Sura ini, seperti misalnya: pagan, musyrikin, pendusta, kriminal, fasik, pemalas, perugi, dan najis. Ketika dia menyebut tentang hukuman bagi kelompok Muslim ini, dia menyebut mereka sebagai Ta’afa (bahasa Arab) yang berarti sekte (kelompok aliran sesat).
Ayat 1
(Inilah pernyataan) pemutusan perhubungan dari Allâh dan Rasul-Nya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka).
Muhammad menyatakan pembatalan perjanjian sebelumnya dengan suku² Arab Baduy dan para suku ini datang ke Medina untuk menandatangani perjanjian yang baru. Muhammad menyebut para Muslim ini sebagai musyrikin karena mereka tidak mau membantu Muhammad menyerang negara lain. Muhammad juga menggunakan istilah musyrikin untuk menyebut para Arab Baduy pagan.
Ayat 4
kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatu pun (dari isi perjanjian) mu dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allâh menyukai orang-orang yang bertakwa.
Muhammad menggunakan istilah yang membingungkan - mereka tidak mengurangi sesuatu pun – ketika dia bicara tentang masyarakat Baduy pagan yang terus membayar Jizya tanpa pengurangan apapun, tidak seperti kafir Arab yang memeluk Islam dan jadi Muslim sehingga tidak bayar Jizyah lagi, melainkan bayar Zakat yang lebih murah nilainya. Muhammad berkata dia tidak marah pada masyarakat Baduy pagan dan perjanjian dengan mereka tidak dibatalkan, sedangkan perjanjian dengan suku Baduy Muslim yang tidak mau membantunya dibatalkan. Penggunaan istilah yang membingungkan itu sengaja dilakukan agar Muslim tidak tahu bahwa Muhammad dulu terbiasa menerima banyak uang dari kaum pagan. Para ulama Muslmi [51] sangat cerdik, dan mereka menggunakan kata ‘pembatalan’ (cancel) untuk menafsirkan ayat ini, dan kata ini dalam bahasa Arab serupa dengan kata ‘pengurangan’ (deduction) di ayat tersebut. Beda kata ‘pembatalan’ dan kata ‘pengurangan’ dalam bahasa Arab hanya pada satu titik saja dalam pengucapannya. Jadi orang² musyrikin yang disebut dalam ayat ini bukanlah kaum Baduy pagan yang membayar Jizya baginya.
Ayat 5
Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan mendirikan salat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allâh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Ini adalah keputusan Muhammad bagi seluruh masyarakat Arab Baduy, terutama masyarakat Takif. Jika mereka tidak mau memeluk Islam dalam waktu 4 bulan, maka mereka akan dibunuh.
Ayat 12
Jika mereka merusak sumpah (janji) nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka berhenti.
Di ayat ini, Muhammad menyebut bahwa tindakan Muslim yang tidak mau berjihad menyerang negara lain, mengritik Islam, dan mengejek Muhammad sebagai tindakan perlawanan terhadap Islam. Muslim seperti itu harus dihukum mati. Hukum ini merupakan bagian utama dari Syariah Islam; semua pengucapan nama Muhammad harus diikuti dengan kata ‘SallAllâhu ‘alayhi wa Sallam’ (semoga damai menyertainya), dan yang tidak mau melakukannya harus dihukum mati. Muhammad menyebut hukuman ini sebagai ‘taan’ (bahasa Arab) yang artinya adalah ‘menusuk punggung dari belakang.’ Para ulama Islam menyebut pemimpin orang² kafir di ayat ini sebagai Abu Sufyan, Akrama, dan tokoh² Quraish lainnya yang telah meninggal untuk mengacaukan sejarah dan menutupi kenyataan yang sebenarnya.
Ayat 14
Perangilah mereka, niscaya Allâh akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allâh akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman,
Muhammad memerintahkan pembunuhan terhadap para Muslim yang berani menentangnya dan bahkan mencoba membunuhnya. Di ayat ini sudah jelas Muhammad sangat marah pada Muslim dan ingin melakukan balas dendam.
Ayat 17
Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu membangun mesjid Allâh, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka.
Mesjid Allâh yang disebut di ayat ini adalah Mesjid Dirar, dan itu tidak dijelaskan dengna seksama oleh Muhammad sesuai dengan gaya bahasanya yang mengaburkan fakta. Di ayat ini, Muhammad menyebut Muslim sebagai kafir. Setelah ngalor-ngidul di ayat² berikutnya, Muhammad kembali lagi membahas masalah Mesjid Dirar:
Ayat 107
Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan mesjid untuk menimbulkan kemudaratan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allâh dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan." Dan Allâh menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).
Dalam terjemahan bahasa Inggris, kata ‘dirar’ diterjemahkan sebagai ‘mengacau’ untuk mengaburkan makna, meskipun ‘dirar’ adalah kata benda dalam bahasa Arab.
Ayat 110
Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka, sampai jantung mereka dicincang. Dan Allâh Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Di ayat ini Muhammad menyebut tentang pihak oposisi Muslim dan peranannya dalam menggagalkan usaha penyerangan militer Tabuk. Muhammad tidak merasa cukup hanya membunuh para Muslim dalam mesjid itu, tapi dia pun ingin melakukan mutilasi cincang jantung setelah mereka mati. [52] Pihak oposisi tidak hanya sering berkumpul di mesjid ini, menurut Al Jallas bin Suwaid [53], tapi mereka juga menentang kebijaksanaan Muhammad di manapun. Al Jallas bin Suwaid berkata, ‘Kami para Muslim lebih bodoh daripada keledai² kami, kami adalah orang² naif yang tidak mengetahui apa yang mengitari kami dan kami ingin menguasai seluruh dunia dengan kejahatan kami.’
[52] Ibn Kathir, hal 908, menyebut nama² orang yang membangun mesjid Dirar dan berencana membunuh Muhammad.
[53] Ibn Kathir, hal. 894.
Al Jalas menyebarkan ucapan ini diantara para Muslim. Rekan Al Jalas berkata padanya: ‘Kau sudah menyebarkan berita, dan jika aku memberitahu Muhammad akan hal ini, maka kau akan dibunuh, dan jika aku tidak memberitahu Muhammad akan hal ini, maka aku akan dibunuh.’ Perhatikan ketakutan yang dialami rekan Al Jalas jika dia tidak memberitahu Muhammad dan pengikutnya akan ucapan Al Jalas. Memang begitulah keadaan kekuasaan Islam yang didirikan Muhammad melalui teror dan mata².
Tapi Muhammad kemudian mengetahui ucapan Al Jallas dan dia memanggil Al Jallas untuk diinterogasi. Pihak oposisi berusaha membunuh Muhammad, tapi gagal. Muhammad lalu membakar Mesjid Dirar ketika para Muslim oposisi sedang berada di dalamnya untuk melakukan sholat. Para ulama Muslim memalsukan alasan sebenarnya penghancuran mesjid dengan mengatakan bahwa seorang imam bernama Abu Amir Alrahib akan sembahyang di mesjid itu sehingga Muhammad membakar mesjid tersebut! Alasan lain yang dikarang para ulama adalah bahwa para jemaat Mesjid Dirar sering mengejek mesjid seberang dengan mengatakan mesjid itu adalah kandang kuda, dan karena alasan ini Muhammad lalu membakar Mesjid Dirar. Semua alasan² ngawur ini hanyalah usaha untuk menyembunyikan kekejaman Muhammad di Sura Taubah.
Ayat 24
Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allâh dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allâh mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allâh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Ayat ini merupakan ancaman kejam dari Muhammad terhadap Muslim yang enggan melakukan serangan militer ke negara lain. Di ayat ini Muhammad menyebut bagaimana Muslim lebih memilih uang, bisnis, keluarga mereka daripada Muhammad dan perang²nya, sehingga Muhammad mengancam pada mereka untuk menunggu balasan darinya. Dia juga mengulangi ancamannya di:
Ayat 52
Katakanlah: "tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan. Dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allâh akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya, atau (azab) dengan tangan kami. Sebab itu tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu".
Di ayat ini Muhammad berkata pada Muslim: ‘Tunggu balasanku yang kejam karena kau berani menentang perintahku.’ Kata² ‘dengan tangan kami’ berarti bahwa hukuman ini akan dilakukan oleh tangan² pengikut Muhammad yang setia dan suku Quraish.
Ayat 28
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allâh nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allâh Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Di ayat ini Muhammad menyatakan bahwa orang² pagan adalah kafir najis. Julukan ini ditujukan bagi para pagan Quraish yang takut bisnis mereka akan bangkrut jika Muhammad melarang orang pagan melakukan ibadah haji telanjang di Ka’bah. Muhammad meyakinkan masyarakat Quraish bahwa dia akan mengganti kerugian uang mereka dengan kekayaan lain. Tahun itu adalah tahun terakhir bagi masyarakat pagan untuk bisa melakukan ibadah naik haji dengan telanjang bulat. Lalu Muhammad melanjutkan pesannya di:
Ayat 95
Kelak mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allâh, apabila kamu kembali kepada mereka, supaya kamu berpaling dari mereka. Maka berpalinglah dari mereka; karena sesungguhnya mereka itu adalah najis dan tempat mereka Jahanam; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.
Di ayat ini Muhammad dengan marah berkata tentang para Muslim dan kaum pagan yang najis.
Ayat 29
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allâh dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allâh dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allâh), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.
Muhammad mengulangi pernyataan tentang hukuman bagi orang² Kristen dan Yahudi. Para ulama menggunakan pengulangan pesan ini untuk mengalihkan perhatian dari oposisi politik pihak Muslim terhadap Muhammad dan usaha mereka untuk membunuh Muhammad dengan mengatakan Sura Taubah hanya ditujukan bagi orang² Kristen dan Yahudi saja. Harap diingat bahwa kebanyakan Sura² dalam Qur’an sarat dengan pengulangan² tentang umat Kristen dan Yahudi. Tapi di Sura Tauba hanya ada satu ayat saja yang menyinggung tentang orang² Kristen dan Yahudi – yang isinya menuntut mereka bayar Jizya untuk Muhammad.
Admin
Tulisan: 458
Bergabung: Rabu 19 November 2008 pk 22.45
Kembali ke atas
Re: Imam Arab "Zaki Amin" Murtad
oleh Admin • Selasa 17 Maret 2009 pk 2.00
Bagian 13
Pendapat Muhammad tentang ‘Orang² Ahli Kitab’
Pada mulanya, Muhammad mencoba menghubungkan dirinya dan agamanya dengan Yudaisme dan Kristen. Dia mengatakan bahwa Islam adalah kelanjutan bagi kedua agama tersebut. Muhammad gagal meyakinkan masyarakat Yahudi untuk mengakuinya sebagai Nabi, meskipun Qur’annya sarat dengan berbagai kisah Yahudi. Setelah itu, dia pun mulai membantai mereka, membunuhi kaum prianya dan menangkapi kaum wanita dan anak untuk diperbudak atau dijual sebagai budak. Dia menggunakan uang penjualan itu untuk membeli lebih banyak senjata dan kuda untuk usaha perampokan selanjutnya.
Muhammad memerintahkan para penerusnya untuk mengusir seluruh masyarakat Yahudi keluar Jazirah Arabia. Hal ini berhasil dilakukan kalifah kedua yakni Umar bin al-Khattab. Muhammad mampu menaklukkan suku² Yahudi karena mereka tersebar di gurun pasir tanpa perlindungan dari kekuatan internasional apapun. Mengapa Muhammad memilih membunuhi kaum Yahudi padahal sebenarnya dia bisa memungut Jizya dari mereka, seperti yang dilakukannya terhadap masyarakat Kristen berdasarkan Q 9:29?
Begini penjelasannya. Muhammad menganggap masyarakat Kristen (suku² di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi) dan masyarakat Zoroastria sang pemuja api (suku² Baduy di bawah kekuasaan Kekaisaran Persia) sebagai orang² beriman dan dia memberi julukan bagi mereka ‘Orang² Ahli Kitab.’ Muhammad memperlakukan masyarakat Kristen dan Zoroastria dengan cara sama, dan kedua masyarakat ini harus bayar Jizya padanya. [54] Di awal hidupnya di Medina, ia tidak membantai mereka semua agar tidak bertikai dengan Kekaisaran Persia dan Romawi. Saat itu tentaranya masih sedikit, dan tentunya akan kalah jika melawan kekuatan militer besar Persia dan Romawi.
[54] Al Bukhari, Aljizya, 3157, dan Asbab Al-nizzualm, Al neassbory, hal. 212.
Kalau saja Kekaisaran Romawi adalah orang² Yahudi, maka Muhammad tidak akan membunuhi para Yahudi dan akan terus memungut pajak Jizya dari mereka. Jika masyarakat Kristen tidak punya pelindung militer asing yang kuat, tentunya mereka pun akan dibantai Muhammad.
Muhammad merubah politiknya saat dia juga menjadi kuat secara militer. Di akhir hidupnya, dia lalu mencoba menyerang kekuasaan Romawi dan Persia untuk memenuhi sumpahnya memerangi mereka. Contohnya adalah serangan militer Tabuk melawan Kekaisaran Romawi dengan pasukannya yang terdiri dari 30.000 tentara Baduy.
Pandangan Muhammad yang sebenarnya tentang masyarakat Kristen, Yahudi, dan Persia (Orang² Ahli Kitab) tampak nyata pada ucapannya:
Setiap bayi lahir dengan naluri dan orangtuanya memilih untuk membesarkannya sebagai orang Yahudi, Kristen, atau Zoroastria, sama seperti binatang membesarkan binatang. [55]
[55] Sahih Al Bukhari, Al Bukhari, Bab Pernyataan Al Janas, nomer 1359.
Begitulah pandangannya tentang negara² dan agama² tersebut, yakni mereka semua adalah binatang yang melahirkan binatang lain. Tatkala Almojira bertemu dengan pemimpin tentara Persia, dia berkata:
‘Mereka yang selamat dari serangan tentara Baduy yang akan memperbudak kalian masyarakat Persia.’
Kalimat ini artinya bahwa masyarakat Persia akan jadi budak, tidak peduli mereka masuk Islam atau tidak. Hal ini membuktikan bahwa pernyataan para ulama bahwa mereka cinta Yesus dan agama² non-Islam lainnya adalah bohong belaka. Muhammad dalam pidatonya menyamakan kafir pengikut agama non-Islam sebagai binatang. Orang² kafir ini diperlakukan sebagai binatang, mereka dipaksa bayar Jizya yang tinggi, hidup sebagai warga negara kelas dua, dan jadi budak bagi penguasa Muslim Baduy yang menghancurkan dan menjajah peradaban mereka.
Mari kita lengkapi tafsir Sura Taubah.
Ayat 41
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allâh. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui
Ayat di atas bersifat metafora (perlambangan). Yang dimaksud Muhammad dengan ‘merasa ringan’ adalah ‘orang² muda usia’; sedangkan yang ‘merasa berat’ adalah ‘orang² lanjut usia.’ Di sini Muhammad ingin mengobarkan perang terhadap negara tetangga, dan baik kaum muda maupun kaum tua harus ikut membantunya dalam serangan militer ini. Lalu Muhammad berkata:
Ayat 122
Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Ini adalah alasan Muhammad untuk mengijinkan anggota keluarganya yang jadi penguasa militer (gubernur²) untuk tinggal di rumah dan tidak usah ikut perang. Dalam serangan militer Tabuk [56], Muhammad menunjuk Ali untuk tinggal dan jadi gubernur di Medina.
[56] Ibn Hisyam, bab IV, hal. 173.
Ayat 54
Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allâh dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.
Melalui ayat ini, Muhammad memberitahu Muslim bahwa dia tahu keimanan mereka. Ibadah sholat dan pembayaran zakat mereka hanya basa-basi saja, karena mereka hanya melakukannya karena takut pedang Muhammad. Dia tahu bahwa sebenarnya para Muslim itu enggan bayar zakat.
Ayat 58
Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (pembagian) zakat; jika mereka diberi sebahagian daripadanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian daripadanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.
Muhammad menekankan bahwa tiada seorang pun diperkenankan untuk mendiskusikan, memperdebatkan, atau mengritik pembagian harta. Dia sendiri yang mendistribusikan uang pada kaum Quraish setelah perang Hyunain. [57] Suatu kali Muhammad membagi-bagi uang pada para Muslim dan tidak memberi bagian yang adil pada Abdullah Tamimi [58]. Abdullah meminta Muhammad untuk bersikap adil, dan Muhammad menjawab, ‘Jika aku tidak adil, maka siapa lagi yang bisa bersikap adil?’ Lalu Umar bertanya pada Muhammad, ‘Harus kubunuhkan orang ini?’ Muhammad menjawab, ‘Jangan, biarkan dia, karena dia punya pengikut.’ Dengan begitu sudah jelas bahwa Muhammad boleh melakukan apapun yang diinginkannya, tapi boleh dikritik. Umar ingin membunuh seorang Muslim yakni Abdullah yang protes akan ketidakadilan Muhammad bagi² duit, tapi Muhammad tidak memperbolehkan karena takut akan balasan para pengikut Abdullah.
[57] Sahih Al Bukhari, Al Bukhari, Bab Peperangan, pernyataan Al Magazi, nomer 4330 dan 4331.
[58] Sahih Al Bukhari, Al Bukhari, bab Istitabt al murtadin, nomer 6933.
Ayat 65
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allâh, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"
Di ayat ini sebenarnya Muhammad berkata, ‘Jangan coba² berani menghinaku dan Qur’anku, yah?’ Semua yang berani mengritiknya akan mendapat hukuman mati dan dia mengancam para Muslim karena dia punya mata² yang mendengarkan perkataan mereka. [59]
[59] Ibn Kathir, hal 890, dan juga Ibn Hisyam, bab IV, hal. 176.
Ayat 66
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan daripada kamu (lantaran mereka tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.
Muhammad menolak permintaan maaf para Muslim, dengan mengatakan mereka tidak berarti baginya. Muhammad mengambil keputusan Muslim² tersebut harus dihukum dan hukumannya ditetapkan oleh Muhammad sendiri, dan ini merupakan keputusan akhir. Dalam ayat ini Muhammad jelas menyebut Muslim yang akan dihukum sebagai ‘golongan’ (= anggota sekte – pengikut aliran sesat). Di bagian lain Sura Taubah, dia pun menggunakan istilah ‘golongan’ ini lagi untuk menyebut kelompok Muslim yang akan dihukumnya.
Muhammad menerapkan berbagai hukuman yang berbeda, bentuk siksaan yang bermacam-macam terhadap Muslim, sebagaimana kehendaknya saja. Dia membunuh dan mencincang jantung para Muslim lawan politiknya dan yang merencanakan pembunuhan terhadapnya.
Ayat 83
Maka jika Allâh mengembalikanmu kepada satu golongan dari mereka, kemudian mereka minta izin kepadamu untuk ke luar (pergi berperang), maka katakanlah: "Kamu tidak boleh ke luar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya kamu telah rela tidak pergi berperang kali yang pertama. Karena itu duduklah (tinggAllâh) bersama orang-orang yang tidak ikut berperan.
Sama seperti di ayat 66, yang disebut Muhamamd sebagai golongan (sekte) di ayat 83 ini adalah para Muslim yang akan dihukumnya. Kalimat ‘Allâh mengembalikanmu kepada satu golongan dari mereka’ berarti kembali ke jaman di mana Muhammad menyerang suku² Baduy Arab pagan. Suku² Arab Muslim yang tidak mau ikut serangan militer Tabuk tidak dapat bagian jarahan serangan militer Muhammad selanjutnya. Semua jarahan diserahkan pada kaum Quraish, sebagai kompensasi dari kehilangan harta masukan karena larangan Muhammad peziarah tidak boleh telanjang lagi saat beribadah haji di Ka’bah.
Salah satu taktik strategi militer Muhammad adalah dengan memilih tujuan penyerangan yang sulit dicapai, sehingga sebagian kelompok Muslim enggan ikut karena takut kalah. Seketika setelah serangan sulit, maka Muhammad memilih serangan yang empuk, yang bisa mudah ditaklukkan tentara Muslim. Tentunya banyak Muslim Baduy yang ingin ikut ambil bagian dalam serangan militer empuk, tapi Muhammad melarang Muslim yang enggan ikut di serangan militer sukar untuk berpartisipasi di serangan militer empuk. Contohnya adalah sebagai berikut.
Saat pertama kali Muhammad mencoba menyerang Mekah, para tentara Arab Baduy enggan berpartisipasi dalam serangan sulit ini. Usaha militer ini berakhir damai melalui perjanjian Hudaybiya. Setelah itu dengan cepat Muhammad memilih serangan militer empuk, yakni suku Yahudi Khaybar. Muhammad melarang Muslim yang enggan ikut serangan militer pertama ke Mekah untuk berpartisipasi dalam serangan militer empuk ke Khaybar. Muhammad mengatakan pada mereka untuk duduk atau tinggal saja bersama orang² yang lebih memilih tinggal di rumah mereka.
Muhammad menyebut Muslim yang tidak mau ikut serangan Tabuk sebagai ‘mereka yang duduk tinggal’ di rumah. Muhammad tidak membedakan ‘mereka yang memilih tinggal di rumah’ di Sura lain, dengan ‘mereka yang duduk tingga’ di Sura Taubah.
Pola serangan sukar dilanjutkan dengan serangan empuk, terus diulang berkali-kali. Pola ini dan juga kutukan Muhammad terhadap Muslim yang enggan ikut serangan militer, apapun alasannya, sudah merupakan bagian dari strategi militer dan politiknya.
Ayat 118
dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan tobat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allâh, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allâh menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allâh-lah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
Tiga orang yang disebut di ayat ini adalah tiga pemimpin suku² Baduy Arab yang enggan berpartisipasi di serangan militer Tabuk [60], dan mereka adalah: Ka’ab bin Malik, Marara bin Rabi’ dan Hilal bin Umayya Althakafi. Muhammad memerintahkan semua orang Baduy untuk mengasingkan ketiga orang ini selama 50 hari. Tiada seorang pun yang boleh bercakap-cakap dengan ketiga orang ini, dan Muhammad memerintahkan semua istri² mereka untuk pulang kembali ke rumah orangtua mereka. Mereka memohon ampun pada Muhammad sampai akhirnya dia mengampuni mereka. Dia menyebut mereka dalam Qur’annya sebagai pelajaran bagi Muslim lainnya. Muhammad juga menghukum Muslim lain, misalnya memecat Aljad bin Qais dari kedudukan pemimpin Bani Salma karena dia enggan berpartisipasi dalam serangan militer dan menunjuk salah satu pengikutnya untuk menggantikan tugas berperang bagi dirinya. [61]
[60] Sahih Al Bukhari, Al Bukhari, bab Peperangan, pernyataan Al Magazi, nomer 4418.
[61] Ibn Kathir, hal. 885.
Berbagai hukuman atas Muslim diterapkan Muhammad: menghancurkan rumah² dan mesjid² mereka, mengusir istri² mereka ke rumah orang tuanya, melarang Muslim lain untuk bercakap-cakap dengan mereka, memecat dari jabatan, dan bahkan membunuh mereka.
Ayat 82
Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.
Di ayat ini Muhammad mengancam para Muslim yang mengejeknya dengan hukuman kejam:
Ayat 84
Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allâh dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.
Dengan ayat ini, Muhammad menyatakan dia tidak takut lagi terhadap penguasa suku Baduy yang kuat. Tiada orang yang boleh sembahyang bagi mayat mereka, meskipun dia sendiri telah sembahyang bagi mayat Abdullah bin Salul, yang adalah ketua besar suku pagan.
Ayat 92
dan tiada (pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu", lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan.
Di ayat ini Muhammad membicarakan tentang orang² miskin papa tak punya rumah yang ingin ikut serangan militer Tabuk menyerang Romawi [62], tapi Muhammad tidak punya cukup uang atau transportasi untuk membawa mereka ikut serta. Orang² miskin ini lalu menangis, sebab mata pencaharian mereka satu²nya adalah menjarah dan berperang. Lalu di ayat selanjutnya Muhammad mengingatkan Muslim yang enggan berpartisipasi bahwa merekalah sebab utama kegagalan serangan militer Tabuk:
Ayat 94
Mereka (orang-orang munafik) mengemukakan uzurnya kepadamu, apabila kamu telah kembali kepada mereka (dari medan perang). Katakanlah: "Janganlah kamu mengemukakan `uzur; kami tidak percaya lagi kepadamu, (karena) sesungguhnya Allâh telah memberitahukan kepada kami beritamu yang sebenarnya. Dan Allâh serta Rasul-Nya akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".
Pernyataan “Dan Allâh serta Rasul-Nya akan melihat pekerjaanmu” tentunya bertentangan dengan pernyataannya sendiri sewaktu diuji oleh suku Kinda dahulu apakah Muhammad tahu apa yang mereka sembunyikan. Saat itu Muhammad menjawab tidak tahu karena dia adalah manusia biasa dan hal ini dinyatakannya dalam Qur’an. Tapi di Q 9:94 menyangkal pernyataannya yang sebelumnya dengan mengatakan bahwa dia tahu hal yang gaib. Dengan kekuasaannya yang sedemikian besar, siapakah yang berani menguji pernyataannya itu?
Ayat 101
Di antara orang-orang Arab Badui yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kami-lah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.
Tidak seperti di sepanjang isi Qur’an, di ayat ini Muhammad menyatakan dengan jelas ancamannya terhadap Baduy Arab. Muhammad mengatakan ‘Kami siksa kamu dua kali’, tanpa menjelaskan siksaan apakah itu. Masyarakat Baduy sudah mengerti bahwa yang dimaksud Muhammad adalah satu hukuman dari Allâh setelah mereka mati dan masuk neraka, dan satu lagi adalah hukuman dari Muhammad dan pengikutnya saat mereka masih hidup.
Ada kemungkinan besar bahwa Muhammad menyerang, menghukum dan menyiksa dua suku Islam, yakni suku Judam yang diserang tentara Muslim pimpinan Zaid bin Haritha [63]; dan yang satu lagi adalah suku Judaima yang diserang tentara Muslim pimpinan Khalid bin Walid [64]. Jadi kemungkinan lain tentang ‘siksa dua kali’ yang disebut Muhammad adalah hukuman terhadap kedua suku Arab Muslim ini. Aku mengatakan kemungkinan besar karena semua penulis biografi Muhammad menjelaskan dengan sangat jelas bahwa suku Quraish dan tentara Muslim menyerang kedua suku Muslim tersebut sebelum terjadi serangan militer Tabuk. Tapi tidak ada penjelasan apapun mengapa serangan terhadap suku² Muslim ini dilakukan, meskipun penyerangan itu dijelaskan dengan detail, bahwa para Muslim tersebut mendirikan mesjid², sebelum akhirnya diserang dan dibantai Muhammad. Aku tidak percaya keterangan bahwa penyerangan ini terjadi sebelum serangan militer Tabuk, dan tentunya terjadi setelah peristiwa Tabuk sebagai hukuman atas Muslim yang berani menentang Muhammad.
[63] Ibn Hisyam, bab IV, hal. 268.
[64] Ibn Hisyam, bab IV, hal. 77.
Kita tidak boleh lupa bahwa Muhammad sangat konsisten dengan sifat pendendamnya dan melaksanakan pembalasan dendam bagi musuh²nya, sekalipun mereka telah memeluk Islam. Muhammad membunuhi tawanan² Badr setelah menang, karena salah satu dari para tawanan meludahi muka Muhammad di Mekah bertahun-tahun sebelumnya. [65] Muhammad juga meludahi wajah Wahshi tiga kali setelah Wahshi jadi Muslim dan minta ampun, karena Wahshi membunuh paman Muhammad yakni Hamza di peristiwa peperangan sebelumnya. Muhammad tidak pernah memaafkannya.
[65] Ibn Hisyam, bab IV, hal. 22.
Beberapa tahun sebelum serangan Tabuk, suku Judam menolong tentara kafir Romawi dalam pertempuran Mutta melawan tentara Islam. Akhirnya tentara Islam kalah dan saudara sepupu Muhammad bernama Jaffar terbunuh. Muhammad menangisi kematian saudaranya dan dia dendam kesumat terhadap suku Judam, bahkan setelah mereka memeluk Islam.
Tentang serangan terhadap suku Judaima, Muhammad memilih jagger ganasnya yakni Khalid bin Walid untuk memimpin serangan militer terhadap suku tersebut. Muhammad tahu bahwa suku itu telah membunuh paman Khalid, dan tentunya Khalid juga mendendam atas suku tersebut. Sewaktu penyerangan dilakukan, Muhammad mengundurkan diri, agar tampak pembantaian hanya dilakukan Khalid saja dan bukan dirinya. Muhammad mengatakan dia tidak bertanggung jawab atas pembantaian itu, tapi dia juga tidak menerapkan hukuman apapun terhadap Khalid. Sebelumnya, Muhammad juga menghina Abu Bakr dan Umar [66] dalam Qur’annya karena mereka berani bersuara keras di hadapannya. Aku membuka kesempatan bagi para penelaah Islam untuk mempelajari serangan² terhadap Judam dan Judaima untuk menemukan sendiri fakta² yang telah kujabarkan di sini.
[66] Qur’an, Sura 49, Al-Hujurat, Apartemen² Pribadi, ayat 2.
Ayat 103
Ambillah sedekah dari sebagian harta mereka, dengan sedekah itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allâh Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Adadeh: Qur'an versi Indonesia menerjemahkan kata 'alms' sebagai zakat, padahal seharusnya sedekah.)
Allâh memerintahkan pungutan pajak baru terhadap Muslim dan memerintahkan Muhammad untuk mengumpulkan uang ‘sedekah’ dari suku² Muslim melalui kekerasan dan penindasan. Jadi zakat saja tidak cukup bagi Muhammad.
Ayat 104
Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya Allâh menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan menerima sedekah, dan bahwasanya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang?
Satu²nya cara memungkinkan bagi Muslim untuk mendapatkan maaf dari Muhammad adalah dengan cara memberinya uang lebih banyak dan memuji-mujinya. Suku² Baduy Arab Muslim saling berkompetisi satu sama lain untuk memberi sedekah yang banyak agar Muhamamd senang pada mereka dan tidak menghukumnya seperti yang dinyatakannya di Sura Taubah. Dua suku Muslim yang tidak peduli akan tuntutan sedekah dari Muhammad akhirnya dihukum. Di ayat ini Muhammad menyebut ‘Allâh’ yang tentunya tak lain adalah dirinya sendiri.
Admin
Tulisan: 458
Bergabung: Rabu 19 November 2008 pk 22.45
Kembali ke atas
Re: Imam Arab "Zaki Amin" Murtad
oleh Admin • Selasa 24 Maret 2009 pk 18.23
Bagian 14
Kejadian² Setelah Sura Taubah dan Pidato Ancaman Muhammad terhadap Muslim² Baduy
Sebelum Sura Taubah, suku Thakif membunuh utusan Muhammad, yang dikirim pada mereka untuk melarang ibadah agama dan naik haji dan untuk menghancurkan kuil Al-Lat. Suku Thakif lalu ingin memperbaharui perjanjian untuk terus memuja Al-Lat dengan Muhammad selama tiga tahun lagi.
Muhammad menolak tawaran mereka karena mereka telah membunuh utusannya. Akibat penolakan ini dan karena suku Thakif sadar akan bahaya yang datang dari Muhammad dan suku Quraish, maka suku Thakif menerima persyaratan yang diajukan Muhammad dan Abu Sufyan. Abu Sufyan, yang saat ini telah kehilangan satu matanya dalam pengepungan Al-Taf, datang menemui suku Thakif bersama Almogirah untuk menghancurkan kuil² dan patung² Al-Lat dan Minah.
Khaled bin Walid lalu menghancurkan kuil dan patung² Al-Uzza. Saat itu, Muhammad dan Abu Sufyan telah menghancurkan semua patung dan kuil dan hanya menyisakan Ka’bah di Mekah sebagai satu²nya tempat untuk beribadah haji.
Sura Taubah mengandung ayat² ancaman Muhammad dan suku Thakif menurut pada kemauan Muhammad dan suku Quraish dengan membiarkan berhala Al-Lat dihancurkan dan mengakui Ka’bah sebagai satu²nya tempat ibadah haji. Suku Thakif adalah satu²nya suku yang tidak bisa ditundukkan oleh gabungan tentara Muhammad dan suku Quraish.
Setelah suku Thakif menuruti kemauan Muhammad, suku² Baduy lainnya takut akan hukuman Muhammad dan mulai mengadakan perdamaian dengannya, dengan setuju membayar zakat dan juga sedekah baginya. Tahun ini disebut sebagai tahun delegasi (utusan). Muhammad juga mulai melaksanakan hukuman²nya yang dulu diancamkannya terhadap para Muslim.
Muhammad menyebut nama² Muslim yang diragukan kesetiannya pada Muhammad [67] dan mengusir mereka dari mesjid di muka umum, terutama dengan cara menyebut nama² dan mengatakan pada mereka, ‘Kalian munafik, pergi keluar dari sini!’
[67] Ibn Kathir, hal. 904.
Cara Muhammad ini ditiru dan diterapkan oleh semua raja² dan presiden² Arab jika mereka merasa ada bawahannya yang tidak menunjukkan kesetiaan dan semangat berbakti pada mereka. Mereka melakukan sikap diktator yang sama, dengan mempermalukan bawahan mereka di muka umum dan mengusir mereka dari pertemuan², dan mengatakan kata² yang persis sama, ‘Kalian munafik, pergi keluar dari sini!’
Bagian 15
Menghapus Ayat² Setan
------------------
Adadeh:
Menurut William Montgomery Watt, salah satu penulis biografi Muhammad dan sejarah Islam yang paling terkemuka, ayat2 asli Q 15:19-23 berbunyi seperti ini:
Sudahkah kau mempertimbangkan Allat dan al-‘Uzza
Dan Manat, yang ketiga, yang lainnya?
Merekalah yang dimuliakan angsa2,
Doa mereka diharapkan;
Keserupaan mereka tidak dilupakan.
Referensi: Watt, 1999, hal.21; juga Ibn Ishaq, 2001, hal. 165-166.
------------------
Muhammad sekarang telah menjadi Penguasa Besar di seluruh Jazirah Arabia. Dia telah menghancurkan kuil² berhala dan mengontrol Al-Taf. Tapi dia khawatir terhadap ayat² yang diucapkannya dulu untuk memuji-muji dewi² Al-Lat, dan sekarang kita kenal sebagai Ayat² Setan. Ayat² ini akan mempermalukan pengikutnya dan ulama Muslim di masa depan.
Biasanya Muhammad hanya mengganti ayat begitu saja – dengan mengatakan Allâh berubah pikiran sehingga ayat² dihapus. Tapi dalam kasus ini, sudah jelas bahwa dia tidak merasa cukup hanya menghapusnya saja untuk menerangkan kontradiksi yang sangat besar.
Perbedaan pesannya memang sangat nyata – di ayat² lain Muhammad memerintahkan umatnya untuk menyembah Allâh saja, tanpa ada illah lain, dan begitulah ajaran Islam. Tapi di Ayat² Setan, Muhammad mengumumkan bahwa Allâh meminta umatnya untuk menyembah patung² berhala. Karena itu Muhammad harus cari teknik tipuan baru untuk mengatasi masalah ini.
Muhammad mengarang cerita yang sangat cerdik untuk mengganti ayat² ini, dan tidak menggunakan teknik pembatalan yang biasa dia gunakan. Cerita barunya ini mengalihkan perhatian dari latar belakang sejarah peristiwa dan kronologi kejadian.
Begini lho kisah baru yang diciptakan Muhammad:
‘Ketika dia (Muhammad) masih berada di Mekah, malaikat Jibril menyampaikan padanya firman Allâh yang lalu dia katakan [68], tapi lalu setan menguasai Muhammad dan menyelesaikan ayat itu dengan mengatakan ‘berdoa dan sembahyang merupakan kewajiban para Muslim.’
[68] Qur’an, Sura 53, An-Najim, Sang Bintang, ayat 19, ini adalah Sura Mekah.
Anehnya, di kisah ini, Muhammad mengatakan bahwa para tokoh masyarakat pagan Quraish mendengarkan perkataannya. Apakah para tokoh masyarakat ini tahu bahwa Muhammad akan memuji-muji patung² berhala mereka? Muhammad mengakhiri kisahnya dengan mengatakan:
‘Di malam hari setelah kejadian itu, malaikat Jibril memberitahu Muhammad bahwa kata² itu adalah kata² setan dan bukan kata² Allâh. [69] Lalu malaikat Jibril memberitahu Muhammad akan firman yang baru dan keputusan Allâh. [70] Kami tidak pernah mengirim seorang Rasul atau nabi sebelum kamu, tapi tatkala dia dikuasai hawa nafsu, Setan memasukan godaan pada nafsunya.’
[69] Asbab Al nazol – Al neassbory, hal. 310.
[70] Qur’an, Sura 22, Al-Hajj, Ibadah Haji, ayat 52, ini adalah Sura Medinah.
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh setan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
Muhammad cukup cerdik dengan mengarang cerita ini. Dia memasukkan ayat² kisah ini (Q 53:19-21) yang dibuatnya di Medina dalam Sura² Mekah, tapi dia lupa mengikutsertakan ayat (Q 22:52) yang menyatakan bahwa Jibril memberitahunya tentang ayat² baru. Berdasarkan cerita karangannya, di siang hari dia berada di Mekah dengan masyarakat pagan, sedangkan di malam harinya di hari yang sama dia berada di Medinah saat Jibril memberitahunya tentang ayat² yang baru! Tidak mungkin bahwa Muhammad bisa berada di Mekah di siang hari dan di Medina di malam hari pada hari yang sama, kecuali dia punya unta Ferrari!
Aku telah memilih dan menafsirkan Sura Taubah sebagai Sura terakhir yang diucapkan Muhammad dalam Qur’annya dan tak lama kemudian dia wafat, sehingga dia tidak punya cukup waktu memanipulasi ayat² di Sura ini.
Muhammad mengaku bahwa kebanyakan para tokoh Quraish duduk dan mendengarkannya ketika dia memuji-muji dewa² mereka. Mari kita lihat bagaimana sebenarnya mereka memperlakukan Muhammad di Mekah.
Suatu hari, Muhammad sedang sembahyang di Mekah. Para tokoh Quraish menunggu sampai dia berlutut dan mereka lalu menyirampkan sampah, darah, dan usus pada kepalanya. [71] Jangan lupa pula bahwa di Perampokan Badr Muhammad membunuh salah satu tawanan perang karena dia dulu meludahi muka Muhammad di Mekah.
[71] Sahih Al Bukhari, Bab Jizya, perkataan nomer 3185.
Para ketua masyarakat Quraish di Mekah tidak mendukung Muhammad seperti yang diakui Muhammad dalam kisah karangannya. Bagaimana mereka memperlakukan penggembala kambing yang mengaku jadi nabi? Mereka melemparkan sampah padanya, meludahi mukanya, mengejeknya dengan panggilan Abu Kabsha dan tidak sudi duduk dengannya atau mendengarkannya.
Admin
Tulisan: 458
Bergabung: Rabu 19 November 2008 pk 22.45
Kembali ke atas
Re: Imam Arab "Zaki Amin" Murtad
oleh Admin • Jumat 3 April 2009 pk 21.10
Bagian 16
Kesimpulan dari Bagian² Lain dari Buku ini
Tulisan berikut merupakan kesimpulan² Bagian² lain dari buku “Hidup dari Ujung Tombakku.” Kesimpulan² ini menyatakan keterangan² pokok yang penting dari buku ini dan juga untuk menjelaskan lebih jauh perihal yang dibahas dalam Bagian 16.
Titik Perubahan Muhammad
Pada permulaan tahun 1600-an, tembok² Ka’bah hancur karena banjir [72] dan bani Quraish membangunnya kembali. Pada saat itu Muhammad berusia 35 tahun.
[72] Ibn Hisham Bagian 3/ halaman 234.
Setelah banjir, suku Baduy menghancurkan puing² Ka’bah dan membangun yang baru. Para pemimpin Baduy bertengkar selama 5 hari untuk dipilih sebagai ketua suku yang berhak menempatkan Batu Hitam, batu yang paling berharga bagi Baduy, pada salah sebuah pilar Ka’bah; suku manapun yang berhasil menempatkan batu ini akan mendapatkan pengakuan dan penghormatan besar.
Suku Baduy memutuskan dilemma dengan cara melemparkan uang logam, dan akhirnya memutuskan bahwa orang pertama yang melewati gerbang berhak menempatkan batu hitam. Kebetulan, orang itu adalah Muhammad! Orang awam ini diberi hak untuk menempatkan batu yang paling berharga bagi suku Baduy dan ia dihormati oleh para kepala suku Baduy.
Tapi Muhammad percaya bahwa kekuatan supernatural memilihnya untuk menyandang kehormatan ini, mengingat ia dari golongan Ahmassy (dari keluarga pendeta yang terhormat, suku Quraish). Keputusan 'syurga' untuk memberi kehormatan kepada Muhammad untuk menempatkan Batu Hitam ini merubah hidupnya. Muhammad lupa bahwa ini hanya sebuah kebetulan belaka yang bisa saja terjadi pada siapa saja yang melewati gerbang tersebut.
Tujuan Sebenarnya di Balik Pengakuan Muhammad yang Mengaku Rasul
Motivasi sebenarnya adalah ambisinya bagi status sosial, kekayaan dan 'kesucian' serta otoritas dlm masyarakat primitif dan biadab ini. Ia juga ingin mengakhiri kemiskinannya yang sangat membuatnya malu, dengan menikahi seorang janda tua namun kaya raya.
Saat berbicara kepada kaum intelektual, Muhammad secara eksplisit mengatakan bahwa ia ingin mempersatukan suku² Baduy, menjadi kepala mereka, MENYERANG dan MERAMPOK bangsa² bertetangga, memperbudak lelaki² dan wanita² mereka untuk memuaskan nafsu seksual suku Baduy.
Ketika Abu Taleb, paman Muhammad, jatuh sakit, para kepala suku Quraish mengunjunginya dan menceritakan kepadanya tentang agama Muhammad dan bahwa Quraish tidak akan menyerang Muhammad dan pengikutnya selama ia setuju untuk tidak menyerang Quraish, perdagangan dan dewi²-nya.
Muhammad menjawab [73], “Jika saya menerima, bisakan anda memberikan saya satu kata yang mampu mempersatukan semua Aran dan memaksa bangsa² asing untuk percaya anda dan menerima anda sbg tuan dan kepala mereka.” Jelas bahwa kata untuk mempersatukan Arab adalah Islam. Muhammad menunjukkan ambisi politik aslinya yang dilakoni dengan ramalan2, Qur’an, haji dsb. Ritual ini digunakan sbg metoda sukses untuk mengontrol dan mempersatukan suku² Baduy dibawah bendera Quraish, dan untuk menyerang serta mengontrol bangsa² tetangga.
[73] Ibn Hisham, Bagian 2/halaman 31.
Al Mothana bin Hareth adalah seorang kepala suku Bedouin yang sukunya berada dibawah perlindungan Kerajaan Persia. Muhammad menawarkan Islam kepada Al Mothana, tapi ia menolak [74], dengan mengatakan bahwa ia tidak akan memutuskan perjanjiannya dengan Kisra, raja Persia.
[74] Al Sirah Al Nabawiya Al Halabiya Bagian 2/halaman 4-5.
Muhammad menjawab, “Sabarlah, tunggu dan kau akan melihat Allâh mewariskan uang dan tanah Persia, dan wanita² akan terlentang, siap untuk diperkosa" - dengan kata lain, jika kau --Mothana--menerima Islam, kau akan menjadi pemiliki tanah, uang dan wanita² Persia. Perhatikan sikap Muhammad atas wanita² Persia. Muhammad membayangkan bahwa Mothana & Baduy2 akan sibuk memperkosa wanita2 Persia.
Pada kesempatan lain, Muhammad menawarkan Islam kepada para kepala suku Bakr [75], tapi mereka menolak dan mengatakan bahwa mereka berada dibawah perlindungan kerajaan Persia, dan oleh karena itu mereka tidak perlu agama Muhammad.
[75] Al Sirah Al Nabawiya Al Halabiya Bagian 2/halaman 5.
Muhammad mengatakan, “Jika kau percaya Allâh dan jika Allâh memutuskan untuk membiarkanmu hidup setelah perang² ini, kau akan menikmati kehidupan, hidup di rumah² Persia, memperkosa wanita² Persia dan memperbudak lelaki² Persia." Inilah alasan utama Islam: penjajahan Iran, mencuri rumah² Iran dan meberikannya kepada orang² Baduy, memperbudak lelaki Iran dan memperkosa wanita² cantik Iran.
sumber : http://mengenal-islam.forumphp3.com/viewtopic.php?f=82&t=728&st=0&sk=t&sd=a&sid=71a6de07c4695723001968585d785de9&start=10
====================
My blog is now at the click of a variety of countries including Indonesia, the United States, Britain, Germany, France, Russia, Canada, India, Japan, Saudi Arabia, United Arab Emirates, Syria, Egypt, Australia, New Zealand, Malaysia, Brunei Darussalam, hongkong, singapore, and others.
Here's a list of my blogs:
so help me with prayer and purchase books written by me.
Here's a list of my books:
1. Negara Israel bukti YAHWE adalah Pencipta alam semesta.
2. Bukti Yesus Kristus adalah YAHWE.
3. Kutuk Poligami
BELI BUKU GUE NYOK. ha...7x
Biar gue bisa full time menyebarkan injil.
BIAR NAMA YESUS DITINGGIKAN DAN DIMULIAKAN DI SELURUH BUMI. HA...7X
Transfer money to :
Richard Nata
Bank Central Asia, Tbk, Indonesia
002-157-6394
thank you
Lord Jesus bless you
Amen
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment