KISAH – Nabi Musa dan Bangkai Seekor Anjing
IslamIndonesia.id – KISAH – Nabi Musa dan Bangkai Seekor Anjing
Sebagaimana tergambar dalam berbagai ayat Al-Quran, Nabi Musa As. merupakan Nabi yang paling banyak bercakap-cakap langsung dengan Allah Swt. Sekaligus, Nabi yang diberikan padanya Kitab Taurat itu konon juga menjadi yang paling banyak ditegurTuhan.
Alkisah, Allah suatu kali berfirman, “Musa, temukan seseorang atau sesuatu yang lebih rendah derajatnya darimu, dan bawalah ia padaKu.”
Memenuhi perintah Allah itu, Nabi Musa pun mulai berkeliling mencari, namun apa dikata, sulit sekali baginya menemukan orang atau benda yang derajatnya lebih rendah dari dirinya. Setiap kali bertemu orang, Nabi Musa berpikir: “Tak mungkin ia lebih rendah dariku. Pasti ia punya banyak kebaikan, sedang aku masih memiliki banyak kelemahan.“
Begitupun setiap kali akan mengambil sebuah benda, selalu terbetik dalam benak Nabi Musa bahwa benda itu pasti memiliki manfaat, jadi tak mungkin derajatnya lebih rendah darinya. Akhirnya Nabi Musa memutuskan untuk kembali menghadap Allah Swt. dengan tangan hampa, untuk melapor pada Sang Maha Agung bahwa ia tak menemukan orang atau benda yang lebih rendah darinya.
Dalam perjalanan menghadap Allah itulah, di tengah jalan Nabi Musa menemukan bangkai seekor anjing yang sudah hancur dan berbau menyengat. Sejenak Nabi Musa sempat berpikir, “Bangkai anjing ini pasti lebih rendah derajatnya dariku,” tetapi kemudian bangkai itu dilepaskannya kembali.
Nabi Musa pun meneruskan perjalanan menghadap Allah, dan melaporkan kegagalannya, “Hamba tak mampu menemukan satu pun makhluk di dunia ini yang lebih rendah derajatnya daripada hamba.”
“Bahkan bangkai anjing pun hamba rasa masih lebih baik dari hamba,” lanjut Nabi Musa.
Mendengar perkataan rasulNya itu Allah berfirman: “Musa, andai tadi jadi kau pungut bangkai anjing itu dan membawanya padaKu sebagai yang lebih rendah derajatnya darimu, maka akan Kucabut kenabian darimu.”
Bayangkan, bahkan Allah Swt. pun melarang seorang nabi (seorang Nabi!) merasa lebih tinggi dari bangkai seekor anjing yang sudah hancur dan bau. Lantas bagaimana mungkin kita yang hanya manusia biasa, berhak mengatakan bahwa diri kita lebih tinggi ketimbang sesama makhluk Tuhan yang lain?
Kisah Guru Sufi Junaid barangkali relevan untuk melengkapi Kisah Nabi Musa dan Bangkai Anjing ini.
Pada suatu hari, Junaid berpapasan dengan seekor anjing, dan Guru Sufi itu menepi untuk memberi jalaan lebih dulu pada binatang itu.
Melihat sikap gurunya, murid-murid Junaid memprotes, “Engkau seorang Guru Sufi yang mulia, mengapa menyisih dan memberi jalan pada seekor binatang najis?”
Dengan tenang Junaid menjawab, “Saat berpapasan tadi, anjing itu bertanya padaku, ‘apa dosaku di awal penciptaan hingga diciptakan jadi seekor anjing, dan apa jasaatau kebaikanmu di awal penciptaan hingga kau dijadikan manusia?’ Aku tak mampu menjawabnya, maka aku beri ia jalan lewat terlebih dahulu.”
Begitulah, kisah-kisah yang barangkali membawa kita pada firman Allah Swt.:
“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu adalah yang paling bertakwa….”(QS. 49:13)
(Disarikan dari ceramah Dr. Haidar Bagir pada Ramadhan 1434 H, dengan tambahan seperlunya.)
Bangkai Anjing Mengepung Kota Ini, Ada Apa Sebenarnya?
Liputan6.com, Jakarta Puluhan bangkai anjing berserakan di tengah kota di ruas jalan raya di Karachi, Pakistan. Anjing-anjing tersebut mati setelah diracun oleh pemerintah setempat.
Dilansir Reuters, pemerintah Pakistan mengaku terpaksa membinasakan anjing-anjing tersebut dengan tujuan untuk mengendalikan populasi anjing liar yang terus meningkat.
BACA JUGA
Proses eliminasi itu dikabarkan menuai protes dari pecinta hewan, sebab pemerintah menggunakan cara meracun binatang malang itu. Padahal, pada standar eliminasi hewan-hewan tak bertuan terdapat aturan yang menyatakan bahwa eliminasi dilakukan dengan cara suntik mati.
Tampak petugas kebersihan telah mengangkut bangkai-bangkai anjing yang tergeletak di antara kerumunan lalu lintas yang padat itu dengan menggunakan alat berat.
Eliminasi hewan liar memang umum dilakukan di berbagai negara serta dianggap perlu untuk mengendalikan jumlah populasi makhluk tak bertuan. Medio 2013, eliminasi anjing liar pernah diterapkan di Indonesia, tepatnya di Kabupaten Badung, Bali.
Para pencinta hewan di Tanah Air pun sempat mengecam aksi eliminasi itu lantaran diduga pemerintah membinasakan anjing-anjing liar dengan cara meracun bahkan memukul anjing sampai mati, bukan dengan dengan suntik mati. Bagaimana pendapatmu mengenai eliminasi semacam itu, manusiawi atau tidak?
(War)
sumber: http://citizen6.liputan6.com/read/2571778/bangkai-anjing-mengepung-kota-ini-ada-apa-sebenarnya
Warga Keluhkan 363 Bangkai Anjing Diracun Pemkot
Pangkalpinang (ANTARA News) - Warga Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), mengeluhkan bangkai anjing yang mati di pinggir jalan dan perkarangan rumah setelah Pemerintah Kota Pangkalpinang mengelimasi anjing liar itu.
"Setiap pemerintah mengeliminasi anjing liar, banyak bangkai anjing yang terkena racun itu mati di pinggiran jalan dan pekarangan rumah," ujar Iskandar warga Pangkalpinang, Jumat.
Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkalpinang melakukan eliminasi anjing liar pada Selasa (6/4) hingga Kamis (8/4) dan berhasil memusnahkan 363 ekor anjing liar.
Ia mengatakan, banyak bangkai anjing yang tidak diangkut petugas yang melakukan eliminasi anjing liar itu, sehingga warga terpaksa membuang bangkai anjing itu.
"Pagi tadi saya menemukan dua ekor anjing yang mati di pekarangan rumah, belum anjing yang mati di pinggiran jalan sekitar lingkungan rumah," ujarnya.
Menurut dia, bangkai anjing yang tidak terangkut petugas itu dikarenakan racun yang digunakan kurang manjur sehingga anjing yang memakan umpan beracun itu tidak langsung mati dan masih bisa bertahan satu jam hingga dua jam yang pada akhirnya anjing itu mati di halaman rumah warga.
"Seharusnya petugas setiap mengeliminasi anjing harus menggunakan racun yang ampuh dan cepat reaksinya sehingga anjing yang memakan umpan beracun itu mati seketika atau mati dalam kurun waktu lima menit hingga 10 menit dan petugas bisa mengetahui dimana anjing itu mati dan membawanya," ujarnya.
Eliminasi yang dilakukan pemerintah kota itu, kata dia, sangat didukung masyarakat untuk menciptakan daerah yang bersih, tertib, aman dan terbebas dari penyakit yang disebabkan anjing liar itu.
"Kami sangat mendukung pengeliminasian anjing yang berkeliaran di jalan, pertokoan dan rumah warga. Anjing liar itu sudah cukup meresahkan dan banyak kecelakaan kendaraan roda dua akibat menabrak anjing liar itu," ujarnya.
Demikian juga, Andi warga Pangkalbalam, juga menemukan anjing mati di pekarangan rumah.
"Pagi hari saya sudah dikejutkan bangkai anjing yang mati di depan pintu depan rumah, pada mulut anjing berukuran besar dan bau itu mengeluarkan busa akibat racun, ya terpaksa saya mengangkat dan membuang bangkai anjing itu ke tempat pembuangan sampah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pertenakan Pangkalpinang, Widiantono, mengatakan, pengeliminasian anjing dilakukan mengingat meningkatnya populasi anjing di Kota Pangkalpinang.
"Meski Kota Pangkalpinang terbebas dari rabies, kami akan kembali memusnahkan anjing liar yang berkeliaran di jalan protokol dan tempat umum karena sudah menganggu kenyamanan dan ketertiban umum," ujarnya.
Ia mengatakan, populasi anjing liar cukup tinggi, dalam sebulan populasi anjing liar mencapai 1.000 hingga 1.500 ekor anjing sehingga diperlukan pemusnahan anjing liar yang telah meresahkan masyarakat dan mengancam keselamatan pengendara sepeda motor di jalan.
"Rata-rata kecelakaan bermotor dikarenakan anjing yang berkeliaran di jalan-jalan, pengendara motor sering menabrak anjing karena anjing tersebut menyeberang jalan secara tiba-tiba," ujarnya.
Untuk itu, diharapkan peran warga membantu petugas membuang bangkai anjing apabila ditemukan mati di pekarangan rumah yang tidak ditemukan petugas saat mengeliminasi anjing liar itu. (KMN/K004)
sumber: http://www.antaranews.com/print/181790/warga-keluhkan-363-bangkai-anjing-diracun-pemkot"Setiap pemerintah mengeliminasi anjing liar, banyak bangkai anjing yang terkena racun itu mati di pinggiran jalan dan pekarangan rumah," ujar Iskandar warga Pangkalpinang, Jumat.
Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkalpinang melakukan eliminasi anjing liar pada Selasa (6/4) hingga Kamis (8/4) dan berhasil memusnahkan 363 ekor anjing liar.
Ia mengatakan, banyak bangkai anjing yang tidak diangkut petugas yang melakukan eliminasi anjing liar itu, sehingga warga terpaksa membuang bangkai anjing itu.
"Pagi tadi saya menemukan dua ekor anjing yang mati di pekarangan rumah, belum anjing yang mati di pinggiran jalan sekitar lingkungan rumah," ujarnya.
Menurut dia, bangkai anjing yang tidak terangkut petugas itu dikarenakan racun yang digunakan kurang manjur sehingga anjing yang memakan umpan beracun itu tidak langsung mati dan masih bisa bertahan satu jam hingga dua jam yang pada akhirnya anjing itu mati di halaman rumah warga.
"Seharusnya petugas setiap mengeliminasi anjing harus menggunakan racun yang ampuh dan cepat reaksinya sehingga anjing yang memakan umpan beracun itu mati seketika atau mati dalam kurun waktu lima menit hingga 10 menit dan petugas bisa mengetahui dimana anjing itu mati dan membawanya," ujarnya.
Eliminasi yang dilakukan pemerintah kota itu, kata dia, sangat didukung masyarakat untuk menciptakan daerah yang bersih, tertib, aman dan terbebas dari penyakit yang disebabkan anjing liar itu.
"Kami sangat mendukung pengeliminasian anjing yang berkeliaran di jalan, pertokoan dan rumah warga. Anjing liar itu sudah cukup meresahkan dan banyak kecelakaan kendaraan roda dua akibat menabrak anjing liar itu," ujarnya.
Demikian juga, Andi warga Pangkalbalam, juga menemukan anjing mati di pekarangan rumah.
"Pagi hari saya sudah dikejutkan bangkai anjing yang mati di depan pintu depan rumah, pada mulut anjing berukuran besar dan bau itu mengeluarkan busa akibat racun, ya terpaksa saya mengangkat dan membuang bangkai anjing itu ke tempat pembuangan sampah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pertenakan Pangkalpinang, Widiantono, mengatakan, pengeliminasian anjing dilakukan mengingat meningkatnya populasi anjing di Kota Pangkalpinang.
"Meski Kota Pangkalpinang terbebas dari rabies, kami akan kembali memusnahkan anjing liar yang berkeliaran di jalan protokol dan tempat umum karena sudah menganggu kenyamanan dan ketertiban umum," ujarnya.
Ia mengatakan, populasi anjing liar cukup tinggi, dalam sebulan populasi anjing liar mencapai 1.000 hingga 1.500 ekor anjing sehingga diperlukan pemusnahan anjing liar yang telah meresahkan masyarakat dan mengancam keselamatan pengendara sepeda motor di jalan.
"Rata-rata kecelakaan bermotor dikarenakan anjing yang berkeliaran di jalan-jalan, pengendara motor sering menabrak anjing karena anjing tersebut menyeberang jalan secara tiba-tiba," ujarnya.
Untuk itu, diharapkan peran warga membantu petugas membuang bangkai anjing apabila ditemukan mati di pekarangan rumah yang tidak ditemukan petugas saat mengeliminasi anjing liar itu. (KMN/K004)