purchase books written by me.

purchase books written by me.
harga buku Rp. 21.000,- atau US$ 7.00

Monday, February 29, 2016

Penipuan Sebagai Alat Pendukung : Kepalsuan Dr. Zakir Naik Terbongkar Oleh Charles Koenig

Penipuan Sebagai Alat Pendukung : Kepalsuan Dr. Zakir Naik Terbongkar
Oleh Charles Koenig
Setelah menyaksikan beberapa video online Zakir Naik, saya berpikir wajar saja untuk menemukan berapa banyak kebenaran yang dia katakan dan berapa banyak yang semata-mata, dan sesungguhnya, adalah bualan. Saya paham bahwa Dr. Naik mendapatkan dukungan sangat besar di India, di dunia Muslim dan sebagian besar dunia, secara keseluruhan, di tempat mana dia secara teratur berceramah dan menjawab kumpulan pertanyaan-pertanyaan bagi para skeptis maupun umat Muslim. Di dalam analisa saya berikut ini saya menantang jawaban-jawaban Dr. Naik, menguji apa betul statistik dan observasi secara seksama. Bahan-bahan pengujian dan indikator saya adalah berbasis pada situs-situs web dan statistik pemerintah yang benar-benar diakui dan terpercaya. Saya mendorong anda untuk tidak begitu saja dikelabui lain waktu saat anda lihat wajah Dr. Naik di depan layar; jangan hanya karena dia seorang Dokter kita ambil saja setiap kata-katanya sebagai bukti (tanpa cross-check), namun pertanyakanlah logika dan komentar-komentarnya yang begitu melambung-lambung berdasarkan nalar anda sendiri. Berikut ini adalah hanya satu saja banyak pertanyaan yang diajukan kepada Dr. Naik. Ini mencakup pertanyaan seputar poligami dalam Islam dan dapat ditemukan pada situs webnya, serta berbagai video di internet.
Baiklah pertama kita mulai dengan definisi dari sedikit kata yang berhubungan dengan artikel ini.
Definisi sesuai dengan kamus Merriam Webster :
1. Poligami – Status pernikahan dimana di dalamnya pasangan dari jenis kelamin yang manapun (bisa yang laki atau yang perempuan) mempunyai lebih dari satu pasangan kawin lagi pada saat yang bersamaan.
2. Polygyny – Keadaan di mana seorang (laki-laki) mempunyai isteri lebih dari satu atau mengawini lebih dari satu wanita pada suatu saat/masa bersamaan.
3. Poliandri – Keadaan di mana seorang (wanita) mempunyai suami lebih dari satu atau mengawini lebih dari satu pria pada suatu waktu/masa bersamaan.
Mengapa Polygyny dimungkinkan di/dalam Islam?
Dalam percobaannya untuk menjawab pertanyaan seputar polygyny dalam Islam, Dr. Zakir Naik pertama-tama membuat klaim berikut :
“Al-Quran adalah satu-satunya kitab religius, di atas muka bumi ini, yang berisi ungkapan ‘menikahlah hanya dengan satu orang’. Tidak ada kitab religius yang lain yang memerintahkan para laki-laki untuk beristeri hanya satu. Tidak satupun yang mengandung itu dari Kitab Suci agama lain, apakah itu dalam Veda, Ramayana, Mahabharata, Gita…”
Inilah dia sang dusta yang begitu mencolok mata. Entah Dr. Naik tidak pernah membaca seluruh Kitab Suci itu secara menyeluruh atau entah apakah dia dalam rangka mati-matian memuliakan Al-Quran dengan membabi buta menutup-matanya terhadap pengetahuan riil. Terbuka saja, kita tidak bisa memaafkan alasan Dr. Naik untuk berlagak demikan bodoh, dia itu adalah seorang ahli medis, seorang veteran ceramah-ceramah religius dan dia berdebat sebagai seorang pengarang buku. Dia telah berpidato di seluruh dunia dan panduannya dihormati orang serta dia itu seorang tokoh suri-tauladan bagi orang-orang Muslim. Sungguh, kita tidak bisa memaafkan error-nya macam ini yang demikian mendasar selagi dia itu memainkan pengaruh besar.
Saya pertama-tama akan menunjukkan bahwa Al-Quran bukan satu-satunya Kitab Suci yang menyerukan monogyny :
Terdapat satu kejadian di dalam kitab Ramayana (Ramayana adalah salah satu dari dua syair/puisi Hindu mengenai kepahlawanan, lainnya adalah Mahabharata) dimana Suparnaakha (wanita), satu rakchasi, pergi ke Shri Ram (lelaki) dan memintanya untuk menikah dia. Shri Ram mengatakan dia bahwa dia telah mengambil ek patni vrata (ikrar untuk beristeri hanya satu) dan menolak untuk menikah lagi. Ikrar ini adalah dianggap sebagai satu ikrar dari kebaikan. Orang yang menikah hanya dengan satu perempuan adalah benar-benar yang dihormati di antara kaum sezamannya. Hal ini adalah satu konsep yang sangat tua di dalam Agama Hindu dan tidak terhitung lagi contoh-contoh lainnya manakala seseorang melakukan pengujian teks-teks Hindu secara lebih seksama.
Di dalam Kekristenan, ada banyak contoh-contoh dari monogyny yang tegas-tegas eksplisit; terpuji dan diperintahkan oleh Rasul-rasul Yesus Kristus. Terdapat juga banyak contoh yang implisit tentang hal itu saya tidak akan berikan di sini oleh karena bisa mengandung beberapa arti. Ini adalah beberapa kutipan yang eksplisit :
1 Korintus 7:1-4
Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin,
tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri.
Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.
Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.

* Ayat di atas memberikan satu pesan jelas dari hal menikah hanya dengan satu perempuan.
1 Timotius 3:2
Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang,

* Seorang penilik jemaat (Uskup) adalah satu contoh baik dari satu cara hidup yang saleh.
1 Timotius 3:12
Diaken haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik.

* Seorang diakon adalah pejabat resmi dalam Gereja lebih rendah dibandingkan Imam tetapi meskipun begitu adalah orang yang menjadi teladan bagi orang lain.
Matius 19:4,6
Jawab Yesus: “Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”
* Dengan sederhana, Matius menyatakan ikatan dari perkawinan, di mana dua jiwa, atau dua tubuh, menjadi satu.
Matius 19:9
Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.”
* Ayat di atas adalah complicit dengan Matius 19:6 di atas dan menandakan seorang pria itu harus menikah hanya dengan satu perempuan.
Dr. Naik telah menyesatkan pendengarnya demi membenarkan polygyny. Logika dan penalarannya tidak termaafkan (fatal) mengingat sifat otorisasi di dalam klaimnya. Satu-satunya tujuannya hanya demi membenarkan praktek-praktek Islam, tak peduli bagaimana terbelakangnya semua itu. Anda simpulkan saja sendiri apakah sang sarjana yang mengangkat dirinya sendiri ini sedang dengan sengaja berdusta atau apakah dia cuma sekadar salah mendapatkan informasi.
Kemudian Dr. Naik membuat pernyataan berikut :
“Masa hidup rata-rata wanita adalah lebih panjang dari pada pria. Secara alami jumlah pria dan wanita dilahirkan dalam perbandingan yang kurang lebih sama. Seorang anak perempuan memiliki daya tahan tubuh lebih banyak dibandingkan dengan anak laki-laki. Seorang anak perempuan bisa melawan benih penyakit/kuman lebih baik dari pada anak laki-laki. Karena alasan ini, selama masa kanak-kanak sendiri terdapat lebih banyak kematian di antara laki-laki dibandingkan dengan perempuan…India mempunyai lebih banyak populasi pria dibandingkan wanita karena adanya feticide (pengguguran) dan pembunuhan terhadap bayi perempuan. Jika praktek jahat ini dihentikan, niscaya India akan memiliki lebih banyak wanita dibandingkan dengan pria.”
Sekali lagi Dr. Naik sedang menggunakan penalaran yang mengelabui untuk mendukung argumentasinya. Dia dengan enaknya memelintir fakta untuk mengelabuhi orang. Biasanya, orang tidak meneliti lagi argumentasinya, jadi dia lanjut saja melenggang enak dengan kepalsuan dan penipuannya. Dalam hal ini, Dr. Naik katakan bahwa ada lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki pada usia pediatrik/kanak-kanak dan dalam semua golongan usia. Logikanya adalah bahwa karena jumlah wanita selalu lebih banyak dibandingkan jumlah laki-laki, membatasi perkawinan kepada satu pihak saja (laki-laki) akan membuat mustahil bagi semua wanita untuk mendapatkan suami. Jadi, berdasarkan hal ini, adalah logis saja untuk mengizinkan seorang pria menikahi lebih dari satu perempuan. Mari kita perhatikan sekarang distribusi populasi dunia sesuai dengan umur dari beberapa negara.
Table 1.1
Mari kita perhatikan ratio jenis kelamin dunia :
Perbandingan jenis kelamin :
Pada saat kelahiran     :     1.07 laki/perempuan
Di bawah 15 tahun     :     1.064 laki/perempuan
15-64 tahun         :     1.024 laki/perempuan
65 tahun ke atas    :     0.781 laki/perempuan
Total populasi di dunia :     1.014 laki/perempuan (perkiraan 2007)
Data di atas dengan jelas membuktikan bahwa India itu bukankah satu-satunya negara dimana jumlah pria melebihi para wanita. Kecenderungan yang sama terjadi di banyak negara lain dimana pembunuhan terhadap bayi wanita tidak dipraktekkan. Di negara-negara jumlah wanita melebihi para pria hanya dalam kelompok umur 65 tahun ke atas. Dr. Naik meng-klaim bahwa orang harus mengikuti Islam karena Islam praktis dan logis tetapi apakah ini gagasan kengawurannya ini yang jelas-jelas menganga bisa dipakai sebagai barang praktis serta logis? Seperti kita bisa lihat dengan jelas, bahkan di negara-negara seperti Turki, Pakistan dan Arab Saudi, jumlah populasi laki-laki melebihi jumlah populasi wanita dan dari sini saja bisa kelihatan ngawurnya semua logika polygyny itu. Jadi apakah yang sebaiknya dilakukan negara-negara ini? Bagaimana kalau kita larang keras saja polygyny dan kita wajibkan poliandri?
Jika Allah begitu memperhatikan nasib para wanita yang belum kawin karena tidak kebagian laki-laki mengapa tidak dia buat saja para laki-laki itu sedemikian rupa sehingga mereka lebih tahan dan tidak mudah terkena penyakit-penyakit yang membunuh mereka pada saat umur mereka lebih muda dibandingkan anak-anak perempuan yang katanya lebih tahan? Dr. Naik sudah begitu putus-asa mati-matian dalam meng-Islam-kan orang sampai-sampai dia menjadi ahli menipu hanya demi meyakinkan mereka bahwa praktek-praktek Islam adalah baik dan berfaedah. Bagaimanapun, kenyataannya adalah sangat bertolak-belakan. Dr. Naik membuat pernyataan, bahwa di India, jumlah pria melebihi para wanita dikarenakan praktek pengguguran embryo dan pembunuhan terhadap bayi perempuan. Dia bilang bahwa jika pembunuhan terhadap bayi wanita dihentikan maka jumlah wanita akan melebihi jumlah pria. Jika pembunuhan terhadap bayi wanita adalah satu-satunya alasan jumlah pria melebihi jumlah wanita maka dengan logika yang sama tentu harusnya lebih banyak jumlah wanita dibandingkan jumlah pria dalam setiap negara dimana pembunuhan terhadap bayi wanita tidak dipraktekkan. Bagaimanapun, jelas bukan begitu faktanya. Itu membuktikan bahwa klaim Dr. Naik adalah palsu. Dia menggunakan tipuan-tipuan dan muslihatnya untuk membenarkan praktek Islam.
Kemudian Dr. Naik menyatakan :
“Di AS, para wanita melebihi para laki-laki dengan jumlah 7.8 juta. New York sendiri mempunyai kelebihan wanita lebih dari satu juta dibandingkan dengan jumlah prianya, dan dari populasi laki-laki New York sepertiganya adalah gay, jadi orang-orang yang melakukan sodomi. AS secara keseluruhan mempunyai lebih dari dua puluh-lima juta gay. Artinya kaum ini tidak ingin menikah dengan wanita.”
Rupanya Dr. Naik tidak memahami arti dari kata gay. Dalam dunia sebagian besar, kata “gay” dapat dipertukarkan dengan “homoseks” dan dapat mengacu pada keduanya, yaitu para laki-laki dan perempuan yang hidup dalam satu alam homoseks. Di dalam pidato/ucapannya Dr. Naik membicarakan tentang laki-laki gay tetapi tidak membahas tentang para wanita yang tidak ingin menikah dengan laki-laki. Apakah dia pikir lesbian/homoseks wanita itu tidak ada atau apakah dia itu sedang dalam satu keadaan maha-mengingkari fakta yang disebabkan karena agama?
Klaim Dr. Naik, bahwa ada lebih dari 25 juta laki-laki gay di AS, adalah memalukan. Sebagaimana biasa dia tidak memberikan sumber informasi untuk dasar klaim yang kuat. Pada kenyataannya, terdapat sekitar 8.8 juta gay, homoseks wanita (lesbian) dan banci di Amerika. Kita bisa dengan yakin mengatakan bahwa setengah dari para gay, homoseks wanita dan banci itu adalah para gay, oleh karena itu jumlahnya sekitar 4.4 juta. Jumlah para laki-laki gay yang disediakan oleh Dr. Naik adalah 6 kali lipat lebih tinggi dari jumlah para gay aktual yang ada di AS. Data ini seluruhnya menyingkapkan siapa sebenarnya Dr. Naik dan menunjukkan sampai sejauh mana dia akan tega untuk memalsukan kebenaran/membangun dusta demi meng-Islam-kan mereka-mereka mudah tertipu serta acuh tidak acuh.
Sekarang mari kita meneliti klaim-nya yang menyatakan bahwa sepertiga para pria di New York adalah gay.
New York, sebetulnya, mempunyai kira-kira 592,000 gay, homoseks wanita (lesbian) dan banci. Katakanlah bahwa setengah populasi ini (sekitar 300,000) adalah para laki-laki yang murni gay. Dr. Naik tidak menyebutkan apakah dia sedang berbicara mengenai negara bagian New York atau kota New York City, sungguh-sungguh ini membuat satu perbedaan serius untuk figur yang dia berikan. Saya akan memperlihatkan pada anda/pembaca beberapa skenario berbeda dari apa yang mungkin dia maksudkan dan mencoba untuk melihat logika di balik semua itu :
Jika Dr. Naik bermaksud untuk menunjukkan negara bagian N.Y (populasi 19,254,630 : Laki-laki 9,146,748, Perempuan 9,829,709) lalu para laki-laki gay adalah 3.27% dari populasi semua laki-laki dengan demikian jumlah wanita melebihi jumlah laki-laki dengan angka 682,961, bukan satu juta. Bandingkan ini dengan estimasi Dr. Naik yang bilang bahwa sekitar sepertiga (atau 33%) dari laki-laki New York adalah ‘sodomites’ (lebih dari 3 juta dalam kasus Negara Bagian NY dan di atas 1,2 juta dalam kasus kota NY saja).
Jika, di sisi lainnya, dia bermaksud menunjukkan bahwa Kota N.Y. (populasi. 8,143,197 : Laki 3,794,204, Perempuan 4,214,074) dan SEMUA lelaki gay/homo yang ada di negara bagian itu hidup di dalam Kota N.Y., maka mereka seharusnya akan berjumlah 7.9% dari populasi laki-laki dan para wanita akan melebihi laki-laki dengan jumlah 419,870.
Ini dengan jelas memperlihatkan satu perbedaan yang sangat besar dalam figur/angka yang disediakan oleh Dr. Naik. Figurnya adalah sepuluh kali figur aktual dalam kasus gay di New York dan dia secara kasarnya melipat gandakan kelebihan jumlah para wanita terhadap jumlah laki-laki. Apakah imajinasi-nya menjadi demikian liar dalam hal ini; main kasar saja demi mendapatkan satu hasil yang menghebohkan? Kelihatannya demikian enaknya yah, ‘fakta’ dari sang beliau ini mendukung argumentasinya sedangkan kenyataannya demikian menjauh dari kebenaran.
Dr. Naik mengklaim bahwa jumlah wanita melebihi jumlah pria dengan angka 7,8 juta di AS. Mari menguji argumentasinya lebih dekat. Berikut adalah satu bagan distribusi umur dari penduduk AS menurut jenis kelamin.
Kelompok umur     : Jumlah pria, Jumlah wanita
0-4        : 9,810,733, 9,365,065
5-9        : 10,523,277, 10,026,228
10-14        : 10,520,197, 10,007,875
15-19        : 10,391,004, 9,828,886
20-24        : 9,687,814, 9,276,187
25-29        : 9,798,760, 9,582,576
30-34        : 10,321,769, 10,188,619
35-39        : 11,318,696, 11,387,968
40-44        : 11,129,102, 11,312,761
45-49        : 9,889,506, 10,202,898
50-54        : 8,607,724, 8,977,824
Dr. Naik dengan enaknya tidak menyebutkan secara spesifik pada kelompok umur apa jumlah wanita melebihi pria, satu cara licik dan pengelabuan untuk dilakukan dalam satu debat verbal, dimana statistik tidak selalu siap tersedia. Kenyataannya justru adalah bahwa di dalam kelompok umur 0-34 di AS, para pria melebihi para wanita. Pola yang sama bisa ditemukan di banyak negara lain. Sebagai contoh, di Denmark para pria melebihi para wanita hingga usia 59, di Inggris dan Perancis para pria melebihi para wanita hingga usia 49. Bahkan pada sebagian besar negara Muslim grup populasi pria melebihi jumlah populasi wanitanya, namun demikian orang-orang Muslim adalah yang paling getol mendukung polygyny dan meminta-minta setiap negara lain untuk ikut bergabung (jadi pendukung polygyny).
Jika anda mengamati secara hati-hati anda bisa melihat bahwa video dan debat Dr. Naik adalah tak lain ibaratnya muslihat tukang sulap yang digabungkan dengan seni berdeklamasi/jualan kecap. Dia tidak menghasilkan hal substansial apapun dalam bukti atau alasan telak namun berjuang untuk meyakinkan segerombolan orang dengan kebohongan/bualan yang begitu besar dan berusaha memancing emosi massa.
Kemudian dia membuat klaim berikut :
“Inggris Raya mempunyai empat juta wanita lebih banyak dibandingkan dengan pria. Jerman mempunyai lima juta wanita lebih banyak dibandingkan dengan para pria. Rusia mempunyai sembilan juta wanita lebih banyak dibandingkan para prianya. Hanya Tuhan sendiri yang tahu ada berapa juta wanita lebih banyak di seluruh dunia dibandingkan dengan jumlah kaum prianya.”
Zakir Naik mengklaim bahwa Jerman dan Inggris mempunyai jumlah wanita beberapa juta lebih banyak dibandingkan para prianya. Ini adalah satu klaim keji tanpa dasar yang mudah terlihat bahwa ditujukan untuk menyesatkan orang. Zakir Naik, karena beberapa alasan sesat/aneh, menyimpulkan bahwa ada lebih banyak wanita di dunia dibandingkan para pria. Lagi-lagi klaim ini adalah tidak beralasan. Dalam kelompok umur antara 0-64 tahun jumlah laki-laki benar-benar melebihi jumlah wanita. Kelompok umur 0-64 adalah yang terpenting dan paling relevan karena pada kelompok umur itulah mayoritas manusia menikah serta melahirkan anak-anak. Dengan melihat bahwa jumlah populasi pria dan wanita adalah hampir seimbang kita bisa mengasumsikan bahwa sebagian besar manusia akan menemukan pasangannya dalam perjalanan hidup mereka. Tidak hanya demikian, kumpulan populasi pria untuk seluruh dunia adalah lebih banyak jumlahnya dari populasi wanita. Dr. Naik meng-klaim bahwa hanya Tuhan saja yang tahu berapa lebih banyaknya jumlah wanita yang ada di seluruh dunia dibandingkan dengan jumlah laki-laki/pria. Hal ini adalah sangat tidak pantas bagi seorang sarjana. Andaikan saja dia mau mencoba, dia bisa menemukan bahwa yang benar itu adalah lebih banyak jumlah laki-lakinya di dunia ini dibandingkan dengan jumlah wanitanya. Asumsi bahwa ‘Tuhan sendiri sajalah yang tahu’ mempertunjukkan bagaimana sebenarnya cara dia ini belajar ilmu pengetahuan. Semua penelitian-nya, semua pembelajaran-nya, adalah terbatasi hanya untuk membuat argumentasi-argumentasi yang menipu-menyesatkan, untuk membenarkan kepercayaan-kepercayaan dan praktek-praktek Islam. Penelitian apapun, fakta apapun, data apapun yang secara langsung bertentangan dengan Islam adalah seluruhnya diabaikan oleh dia. Dia meneliti dunia hanya melalui filter Islam yang sempit.
Berikut ini adalah daftar perbandingan jenis kelamin di beberapa negara Muslim. Dr. Naik seharusnya mengutuk polygyny di negara-negara ini dan mewajibkan poliandri, kalau memang dia mau ngotot terus pada logika-nya.
Negara         : Jenis Kelamin Ratio
Afghanistan     : 1.049 pria/wanita
Kuwait         : 1.526 pria/wanita
Banglades     : 1.052 pria/wanita
Malaysia     : 1.012 pria/wanita
Mesir         : 1.017 pria/wanita
Pakistan     : 1.045 pria/wanita
Indonesia     : 1.001 pria/wanita (ralat Indonesia bukan negara Muslim tatapi populasinya saja)
Arab Saudi     : 1.196 pria/wanita
Iran         : 1.026 pria/wanita
Syria         : 1.049 pria/wanita
Irak         : 1.024 pria/wanita
Turki         : 1.019 pria/wanita
Jordan         : 1.102 pria/wanita
UAE         : 2.19  pria/wanita
Yemen         : 1.034 pria/wanita
Saya secara pribadi tidak mempedulikan apakah seorang pria beristeri satu atau empat. Terserah orang itu dan persetujuan dari kaum wanita dalam memutuskan. Point saya adalah bahwa penalaran Dr. Naik untuk mendukung polygyny itu adalah sangat tercela. Dia mendukung polygyny semata hanya karena itu adalah sebuah praktek Islam yang dia anut, tidak karena alasan polygyny itu benar atau salah. Andaikan Al-Quran menyerukan seorang wanita-lah yang harus menikahi empat laki-laki, Dr. Naik pun pasti mendukungnya juga dengan cara apapun. Muhammad, ataupun Allah, tidak pernah memberikan satu alasan (logis) untuk mendukungan polygyny mereka. Polygyny semata-mata adalah sesuatu yang sangat normal dalam masyarakat itu pada zaman itu. Allah tidak pernah mengatakan polygyny itu harus dipraktekkan hanya karena jumlah para wanita melebihi para pria. Ini adalah yang dikatakan orang-orang Muslim untuk membuat praktek mereka nampak logis dan menarik bagi dunia Non-Muslim serta calon-calon Mualaf yang berpotensi. Yang benar adalah bahwa praktek polygyny adalah suatu hasil dari sebuah kultur patriarkis (laki-laki mendominasi) yang sudah ada mendahului Islam. Para laki-laki diperbolehkan untuk mempunyai beberapa pasangan kawin, sedangkan para wanita tidak mempunyai kebebasan apapun yang serupa. Gagasan supaya kaum wanita mempunyai beberapa pasangan kawin adalah menjijikkan bagi para laki-laki. Mengapa ada ketidakadilan ini? Muslim selalu klaim berkoar-koar bahwa Islam memperlakukan kaum laki-laki dan perempuan dengan adil, akan tetapi lalu mengapa Islam tidak mengusahakan agar para wanita juga memiliki kebebasan seksual/hak yang sama dengan yang dimiliki laki-laki. Jelas sekali kelihatan ada sesuatu yang salah di sini. Hanya mereka yang betul ikhlas mencari kebenaran akan menemukannya mengapa. Para kaum fanatik bodoh itu, yang sudah dibutakan oleh agama mereka, akan selalu berdalih-dalih membual sesuai dengan peraturan-peraturan Islam dan bahkan akan mendukung hukuman mati bagi mereka yang tidak-setuju (atau Murtad).
Sumber :
[1]. Sacred Texts
[2]. New Advent Bible
[3]. The World Fact Book
[4]. Same Sex Couples
[5]. Info Please
[6]. CensusScope
[7]. U.S. Census Bureau
[8]. Archeological Bible
[9]. Faq on Islam, by Dr. Zakir Naik
sumber: https://kesalahanquran.wordpress.com/2010/06/02/kepalsuan-dr-zakir-naik-terbongkar/

Pemain Sandiwara Terbesar Didunia
Sanggahan Ali Sina Untuk Zakir Naik: Sebuah tinjauan untuk: Qur’an dan the Bible dalam hal Sains
Ditahun 2005, diadakan sebuah debat televisi antara Dr. William Campbell, mewakili sudut pandang Kristen dan Dr. Zakir Naik, mewakili sudut pandang Islam.
Surat kabar Pakistan Daily Times menulis (www.dailytimes.com.pk): “Pada 7 Desember 2005, sebuah saluran TV (QTV atau Al-Noor) menyiarkan sebuah debat antara William Campbell dan Zakir Naik, yg menampilkan sisi lain dari polemik. Dimasa lalu Zakir Naiklah yg mencoba membuktikan agama2 lain salah; kali ini William Campbel yg menyanggah argumennya.”
Ini cukup adil. Jika anda tidak ingin agama anda dikritik jangan lakukan kritik terhadap agama lain. Ketika Dr. Campbell mengritik para muslim yg mengklaim penemuan sain dalam Quran, orang harus mendengarkan.
Saluran TV ini mengambil keputusan adil, tapi ketika Dr. Campbell mulai dekat ke bagian2 yg rawan, program ini mendadak menghilang, alasannya karena na’at. Jika ini terjadi karena mereka takut, hal ini bukan keputusan yg bagus dan membuat Dr. Naik kelihatan jelek. (Belakangan disebutkan dalam berita bahwa Dr. Naik telah memenangkan debat.)
Para muslim yakin bahwa Dr. Naik memenangkan debat. Kenyataannya adalah jika anda tonton videonya, kecuali anda mengenal Quran dan Islam dgn baik, ini adalah kesan yg akan anda dapatkan. Dr. Naik begitu percaya diri dan begitu ‘ramai’ dalam debat hingga orang2 yg menonton akan berpikiran demikian.
Benarkah demikian? Saya meneliti seluruh debat ini dan menganalisa perkataan Dr. Naik paragraf demi paragraf. Dalam tulisan ini saya tunjukkan tanpa keraguan bahwa Dr. Naik salah dalam menggambarkan setiap pernyataan yg dia buat dalam Quran. Tidak satupun, klaim yg dibuat Dr. Naik mengenai Quran yg ajaib atau akurat secara sains, benar.
Saya beri judul tulisan ini, Pemain Sandiwara Terbesar Didunia, karena setelah menonton pertunjukkannya, dalam pendapat saya, judul ini pantas sekali. Dr. Naik adalah seorang pesulap. Pesulap membuat anda percaya mereka memotong orang jadi dua, membuat barang menghilang dan muncul kembali dan kelinci keluar dari topi yg kelihatan kosong. Tapi dalam kenyataannya tidak satupun dari hal2 itu terjadi. Kemampuan dari pesulap adalah utk membuat anda percaya akan hal2 yg tidak terjadi. Dr. Naik menggunakan alat dgn cara berbeda utk melakukan sulapnya. Dia menggunakan kata2. Dia dapat membuat para hadirin percaya akan hal2 yg tidak benar. Dalam tulisan ini, saya akan menunjukkan pada anda trik2nya dan apa yg dia gunakan sebagai persiapan utk membuat apa yg sebenarnya menjadi kelihatan berbeda. Setelah anda selesai membaca tulisan ini, anda akan mampu mendeteksi hal tsb juga. Tapi ini belum semua. Karena para muslim memakai trik yg sama, meski tidak dg keahlian yg sama dg Dr. Naik, anda akan tetap mampu mendeteksi trik mereka juga.
Pesulap yg baik harus trampil dan gerakan cekatan – saking cekatan sampai sulit dideteksi. Tapi jika anda mengulang gerakannya dan memperhatikannya dalam gerak lambat, anda bisa menangkap trik2nya. Inilah yg saya lakukan dg perkataan2 Dr. Naik.
Tulisan ini disusun agar anda mudah men-download dan langsung mencetaknya. Bahkan kalau perlu, buatlah dalam bentuk buku. Saya harap semua orang yg telah melihat debat antara Dr. Campbell dan Dr. Naik dan tergoyahkan oleh sandiwara Dr. Naik akan membaca tulisan ini utk melihat bagaimana dia menipu setiap orang. Siapapun yg melihat atau mendengar Dr. Naik bertanggung jawab pada dirinya sendiri utk membaca ini. Dia mengulang2 hal yg sama dalam semua pembicaraannya. Disini, trik2 sang pesulap terkuak. Baca dan sebarkan.
Tidak ragu lagi bahwa Dr. Naik itu orang besar. Memang kita harus mengakui keahliannya dari lawannya. Kebesaran Dr. Naik mampu dalam memelintir kebenaran. Dia begitu trampil dg kata2 dan punya ingatan yg luar biasa ttg ayat2 Quran. Jika dia seorang pengacara dan saya seorang kriminal, saya ingin dia jadi pengacara saya.
Anda dapat melihat debatnya dg mengklik link dibagian bawah dari halaman ini sambil mengikuti transkripnya pada halaman berikutnya. Untuk jawaban2 saya, anda dapat menghentikannya (Pause) sebentar dan membaca apa yg saya tulis.
Saya mengatakan ini semua dg kepastian bahwa tulisan ini akan menandai akhir kejayaan Dr. Naik dan meruntuhkan singgasananya. Sekali para fansnya membaca ini, bualannya akan seperti sebuah balon yg dipecahkan. Para fans akan melihat kebohongan dan penipuan sang maestro dan menara kartunya akan runtuh. Bukti2nya banyak sekali. Banyak dari mereka yg membuktikan tsb menulis padanya dan menuntut jawaban. Dr. Naik tidak akan menjawab mereka karena memang dia tidak dapat menjawab. Mungkin dia akan muncul dg kondisi yg menggelikan seperti yg pernah dia lakukan (http://www.faithfreedom.org/debates/ZakirNaik.htm), meminta debat temu muka atau menuntut saya mengorganisasai sebuah konferensi yg dihadiri oleh 10.000 orang, atau menaikkan hadiah 50.000 dollar yg saya tawarkan. Sangat mungkin orang akan menjawab dg mengatakan, waktu Dr. Naik terlalu berharga utk dibuang menanggapi Ali Sina.
Ini adalah alasan2 yg lemah. Tidak ada satu halpun yg dapat dikatakan dalam sebuah debat temu muka yg tidak dapat dikatakan dalam tulisan. Masalah dg debat temu muka adalah bahwa seseorang dapat memainkan “sulap” dan membodohi hadirin, sementara hal ini tidaklah mungkin dalam sebuah debat tertulis.
جَاء الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
17:81 Yang Benar telah datang dan yang Batil telah lenyap. Sesungguhnya yang Batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.
Ketika ayat ini pertama diumumkan (ketika Muhamad menaklukkan Mekah), justru saat itu keBatilan telah melenyapkan keBenaran dg kekerasan, pengkhianatan dan kelicikan. Akhirnya, karena internet, kekerasan menjadi tak berdaya dan keBenaran muncul kembali. Ironisnya, ayat itu mengandung ramalan karena hal itu benar2 terjadi saat ini. Saat ini keBenaran muncul kembali membalas dendam dan keBatilan akan musnah.
Jika anda ingin mengkontak Dr. Naik, ini emailnya : info@drzakirnaik.com.
Sumber: Oleh Ali Sina 2006/06/12
sumber: https://kesalahanquran.wordpress.com/2010/06/02/sanggahan-ali-sina-untuk-zakir-naik-tentang-sains-dalam-quran/

Bongkar Kebohongan Dr Zakir Naik Ustad Wahabi yang Anti Maulid

Dr Zakir naik
12 April 2016,
SALAFYNEWS.COM, JAKARTA – Dr. Zakir Abdul Karim Naik atau lebih dikenal dengan nama Zakir Naik lahir di India pada 18 Oktober 1965. Disebutkan dalam berbagai literatur, ia penah kuliah kedokteran di Mumbai, India. Para pengagumnya menyebut ia sebagai sosok “ulama” terlibat dalam dakwah Islam dan perbandingan agama. Bisa dikatakan Zakir Naik ini besar melalui Internet, seperti website dan video Youtube yang sengaja disebarluaskan di Indonesia.
Sebutan “ulama” yang disandang Zakir Naik tentu dipertanyakan. Karena dari mana ia belajar ilmu agama Islam pun tidak jelas. Tidak pernah disebutkan siapa gurunya, sama seperti sosok Ustadz Ahmad Sukina, pemimpin Majelis Tafsir Alquran (MTA) di Solo. Tidak akan Anda temukan dari mana ia belajar agama meski dalam website resminya seperti IRF. Tidak diketahui dari mana ia belajar agama. Yang ada, klaim Zakir Naik yang menyebut dirinya sebagai murid Syaikh Ahmad Deedat. (Baca: Monarki ‘Wahabi’ Arab Saudi Rubah Al-Quran untuk Kepentingan Politiknya)
Belum lagi bacaan al-Qurannya yang tidak beraturan. Siapa yang mengajarinya al-Quran juga tidak jelas karena aksen Arab dan al-Qurannya benar-benar sudah keluar dari makhraj, tidak bagus, dan tidak memenuhi kaidah ilmu tajwid. Di mana dan dengan ulama siapa Zakir Naik belajar tafsir, hadits, fiqih, syariah, bahasa Arab, dan lain sebagainya juga tidak pernah diketahui. Tiba-tiba sosok ini muncul bak seorang ulama besar yang faham betul tentang Islam, memahami tafsir, memahami hadits, memahami syariat, dan lain sebagainya.
Dalam pidatonya, Zakir Naik mengatakan bahwa dirinya adalah sarjana perbandingan agama, tapi faktanya ia seringkali mengeluarkan “fatwa” perihal masalah agama Islam yang bukan bidangnya. Ia pun tidak ragu-ragu menyalahkan ulama sekelas Imam Madzhab Fiqih dan Hadits. Dikatakan Zakir Naik bahwa para Imam Fiqih dan Hadits itu tidak memiliki informasi (ilmu) yang lengkap saat mereka (para Imam Fiqih dan Hadits) memberikan atau mengeluarkan hukum-hukum Islam. Bahkan Zakir Naik menyatakan bahwa menerima dan mengikuti para Imam tersebut sebagai guru dalam Islam dapat merusak Islam itu sendiri. Hal ini diungkapkan Zakir Naik saat ia diwawancarai seputar masalah Taqlid. (Baca: TOP.. Dialog Santri Aswaja dan Mahasiswa Wahabi Tentang ‘Arsy Allah’)
Dikatakan Zakir Naik terpengaruh oleh Syaikh Ahmad Deedat saat ia belajar ilmu kedokteran. Syaikh Ahmad Deedat sendiri adalah seorang ulama sufi Ahlussunnah wal Jama’ah dari Afrika Selatan (1918-2005) yang konsen di bidang perbandingan agama. Dari sini menunjukan bahwa Zakir Naik mulai membaca dan mengkaji buku-buku agama Islam saat ia berusia sekitar 22 tahun atau saat kuliah di Kedokteran sekitar tahun 1987.
Hebatnya, hanya dalam waktu 3 tahun (1987-1990) setelah membaca buku pelajaran agama Islam secara otodidak, dan ini termasuk aktivitasnya sebagai mahasiswa kedokteran dengan kegiatannya yang padat seperti mempelajari buku-buku kedokteran, ujian, kepaniteraan klinik, dll, ia telah mempelajari segala sesuatu tentang Islam dan mendirikan Islamic Research Foundation (IRF) pada Februari 1991 dan mulai berdakwah secara penuh. Sungguh aneh bin ajaib, cukup berbekal belajar buku pelajaran agama Islam dalam 3 tahun sambil kuliah kedokteran yang begitu sibuknya, tiba-tiba keluar sebagai “ulama”, bahkan menyalahkan para ulama Imam Ahlussunnah wal Jama’ah.
Lebih aneh lagi, dalam pidatonya, Zakir Naik mengatakan dirinya telah mulai berdakwah sebelum IRF didirikan. Hal ini menunjukan Zakir Naik mempunyai kemampuan luar biasa dalam menghafal. Membaca buku pelajaran Islam tidak untuk dipahami, tetapi hanya sekedar sebagai memori (dihafal). Semakin tajam memori seseorang maka umumnya semakin cerdas, layaknya sebuah kamus yang menyimpan banyak memori. Sama halnya dengan orang yang akan menghadapi ujian kenaikan kelas. Dan dengan sedikit polesan kemahiran berorasi maka jadilah tampak perdebatan yang menghebohkan. Alhasil banyak penonton yang terpukau.
Meski begitu Zakir Naik sering mengaku sebagai murid Syaikh Ahmad Deedat. Benarkah? Tentu saja ini tidak benar. Bagaimana mungkin seorang murid menyebut gurunya sendiri secara tak langsung sebagai orang yang syirik dan kafir. Lihatlah bagaimana Zakir Naik mengatakan memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw. adalah perbuatan syirik dan ia menyamakan perbuatan tersebut dengan Festival Hindu dan Kristen. Maulid Nabi dan Tawassul dikatakan haram, dan lain sebagainya. Na’udzubillah. Padahal Syaikh Ahmad Deedat yang ia klaim sebagai gurunya adalah pecinta Maulid Nabi. (Baca: Habib Saggaf Al-Jufri Ketua Utama Al-Khairat: Waspada Aliran Wahabi!)
Syaikh Ahmad Deedat berkata, “Ada jutaan Muslim termasuk saya, dan saya tidak keberatan merayakan hari-hari yang baik seperti yang anda katakan (peringatan Maulid Nabi). Saya katakan itu OK. Dan saya tidak akan bersama anda, saya tidak setuju dengan anda, saya tidak ingin anda untuk mengubah (pendapat) saya.”
Kenapa? Karena Zakir Naik adalah penganut ajaran Salafi (Wahabi), yang begitu mudah menuduh syirik, bid’ah, kafir kepada umat Islam yang berbeda dengannya. Dalam Wikipedia berbahasa Inggris, Zakir Naik disebut sebagai dai Salafi (Wahabi) paling berpengaruh di India, bahkan dikatakan sebagai dai Salafi (Wahabi) paling terkemuka di dunia. Tidak hanya itu, dalam halaman Wikipedia dituliskan agama Zakir Naik adalah Salafi Islam, kemudian diganti menjadi Sunni Islam, dan sekarang menjadi Islam saja tanpa embel-embel. Meski dirinya hakikatnya seorang Salafi tapi tidak sedikit orang-orang Salafi yang menyebutkan Zakir Naik adalah sesat dan menyesatkan.
Sebagai penganut ajaran Salafi, Zakir Naik beraqidah mujassimah tidak diragukan lagi. Ia menyerupakan Allah Swt. dengan makhlukNya yang merupakan faham mujassimah. Dikatakan Zakir Naik bahwa Allah Swt. memiliki dua tangan, dua mata, wajah, kaki, tulang kering, dan memiliki tubuh yang besar. Allah Swt. duduk di atas langit, di atas kursi yang besar menghadap ke ‘Arsy. Inilah aqidah Salafi yang membedakan dengan aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja). (Baca: Ulama Palestina: Wahabi Ajaran ‘Setan’ dan Bukan Islam)
Fakta-fakta di atas tentu sangat berbahaya, tetapi ada yang lebih berbahaya lagi ketika Zakir Naik sudah mempermainkan ayat al-Quran dan al-Hadits. Ayat al-Quran dan hadits sering disalahtafsirkan. Menafsirkan al-Quran tanpa ilmu dan asal-asalan. Ini tentu sangat berbahaya. Salah satu contohnya adalah bagaimana Zakir Naik menyamakan arti kata bahasa Arab dari Syifa dan Syafa’ah dalam al-Quran. Dua kata yang artinya berbeda tetapi dianggap sama oleh Zakir Naik. Ini kesalahan fatal. Akibatnya ia pun tergelincir dalam memahami al-Quran, tidak sesuai dengan pemahaman para ulama tafsir. Ini adalah bentuk kebohongan nyata yang disengaja oleh Zakir Naik dalam menipu umat Islam khususnya mereka yang awam. Sebuah fitnah keji yang mengatasnamakan al-Quran. Para ulama sudah memperingatkan Zakir Naik tetapi pemikirannya ini tetap ia sebarkan. (Baca: Website Sarkub Bongkar Kepalsuan Wahabi Palsukan Kitab Aswaja)
Masih banyak penyimpangan-penyimpangan Zakir Naik lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Yang jelas dan perlu ditekankan di sini adalah kita harus berhati-hati dengan Zakir Naik. Banyak ulama-ulama lain yang mestinya kita ikuti, yang jelas sanad ilmunya, jelas siapa gurunya, jelas keilmuannya, yang bersambung dengan Rasulullah Saw., yang akan membawa kepada keselamatan di dunia dan akhirat. (SFA)
Sumber: Elhoda
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...